This study explores the lack of teacher training in promoting Science Process Skills (SPS) in learners in a school. The purpose of this study was to describe the data of learners' KPS: 1. control class learners' KPS on the material of human movement organs in class V at MIN 1 Pontianak. 2. KPS of experimental class students on the same material. 3. The effect of students' KPS between control and experimental classes at MIN 1 Pontianak. The research method uses a quantitative approach with experimental methods, using a quasi experimental non-equivalent control group design. The sampling technique used was purposive sampling. Data were collected through multiple choice tests, teacher observation, and documentation, then analyzed with descriptive, statistical, and hypothesis tests. The results showed an increase in KPS scores in the experimental class from pretest (56.24%) to posttest (66.00%), while the control class showed a smaller increase (from 45.24% to 51.41%). Nevertheless, the Mann-Whitney test showed that there was no significant effect of the problem-based learning model on students' KPS. This indicates that there is no significant difference between the mean scores of the two groups. ABSTRAKPenelitian ini membahas tentang kurangnya pelatihan guru dalam meningkatkan Keterampilan Proses Sains (KPS) pada peserta didik di MIN 1 Pontianak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan data KPS peserta didik: 1. KPS peserta didik kelas kontrol pada materi organ gerak manusia di kelas V MIN 1 Pontianak. 2. KPS peserta didik kelas eksperimen pada materi yang sama. 3. Pengaruh KPS peserta didik antara kelas kontrol dan kelas eksperimen di MIN 1 Pontianak. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen, menggunakan desain penelitian quasi experimental non-equivalent control group design. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Data dikumpulkan melalui tes pilihan ganda, observasi guru, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan uji deskriptif, statistik, dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan skor KPS pada kelas eksperimen dari pretest (56,24%) ke posttest (66,00%), sedangkan pada kelas kontrol menunjukkan peningkatan yang lebih kecil (dari 45,24% ke 51,41%). Meskipun demikian, uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran berbasis masalah terhadap KPS siswa. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata kedua kelompok.