Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH MEDITASI MINDFULNESS TERHADAP TINGKAT SPIRITUAL WELL-BEING PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD ARIFIN ACHMAD Veronika, Jennyfer; Nurchayati, Sofiana; Utomo, Wasisto; Monja, Tria
Edu Dharma Journal :Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat Vol 8, No 2 (2024): Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52031/edj.v8i2.824

Abstract

                                            ABSTRACTBackground: Patients with chronic renal failure (CRF) are undergoing hemodialysis, which can affect spiritual beliefs. Meeting the spiritual requirements of patients with chronic renal failure who are undergoing hemodialysis therapy is an effort to assist them in maintaining their health and well-being while also dealing with the stress caused by this condition. However, not all spiritual requirements of individuals with chronic renal failure are satisfied, necessitating efforts to improve spiritual relationships with God, oneself, and others. This study aims to determine the effect of mindfulness meditation on the level of spiritual well-being in chronic renal failure patients undergoing hemodialysis. Methods: This study employed a quasi-experimental approach with a pretest/posttest control group structure. Purposive sampling was used to pick 38 responders who met the inclusion criteria. The analysis used bivariate analysis with paired and independent t-tests. Result: The majority of the 38 responders were male, with 21 (55.3%). The most prevalent age group was 45-60 years old, with 18 responders (47.4%). 30 respondents (78.9%) identified as Muslim. The majority of respondents were Malay, with 13 (34.2%). The greatest degree of education among responders was high school, with 11 (28.9%). According to the study's findings, respondents' average level of spiritual well-being was 8.7 prior to the mindfulness meditation intervention, but it climbed to an average of 10.9 post-intervention.The statistical tests revealed a p-value of 0.000, which is smaller than α=0.05, rejecting the null hypothesis (H0). Conclusion: Mindfulness meditation has an influence on spiritual well-being in CRF patients undergoing hemodialysis.                                                    ABSTRAKPendahuluan: Pasien yang mengalami gagal ginjal kronik (GGK) yang menjalani hemodialisis sering menghadapi masalah kepercayaan spiritual. Memenuhi kebutuhan spiritual dari pasien yang mengalami gagal ginjal kronis dan menjalani terapi hemodialisis merupakan suatu upaya untuk membantu mereka mencapai keseimbangan dalam mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan, serta dalam mengatasi stres yang timbul akibat penyakit ini. Namun, tidak semua kebutuhan spiritual dari pasien dengan gagal ginjal kronis terpenuhi, sehingga diperlukan upaya untuk memperkuat hubungan spiritual dengan Tuhan, diri sendiri, dan sesama manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh meditasi mindfulness terhadap tingkat spiritual well-being pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Metode: Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental desain dengan pretest/posttest control group design. Sampel penelitian adalah 38 responden yang diambil berdasarkan kriteria inklusi menggunakan teknik purposive sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis bivariat dengan menggunakan uji t-test paired dan t-test independent. Hasil: Dari 38 responden, mayoritas berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 21 responden (55,3%). Usia responden terbanyak adalah responden dengan rentang usia 45-60 tahun yaitu sebanyak 18 responden (47,4%), mayoritas responden menganut agama islam yaitu sebanyak 30 responden (78,9%). Suku yang dianut oleh responden mayoritas adalah suku melayu yaitu sebanyak 13 responden (34,2%). Pendidikan responden terbanyak dengan pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 11 responden (28,9%). Hasil Penelitian menunjukan bahwa sebelum dilakukan intevensi meditasi mindfulness, rata-rata tingkat spiritual well-being responden adalah 8,7 namun setelah dilakukan intervensi meditasi mindfullnes, tingkat spiritual well-being pasien mengalami peningkatan dengan rata-rata menjadi 10.9. Hasil uji t-test independent nilai Sig.(2-tailed) atau p-value sama dengan 0,000 < α=0,05 maka menolak hipotesis nol (H0) atau terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara post-test kelompok kontrol dengan post-test kelompok eksperimen. Kesimpulan: Terdapat pengaruh meditasi mindfulness terhadap tingkat spiritual well-being pasien GGK yang menjalani hemodialisis.
EDUKASI BULLYING VERBAL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN ANAK USIA SEKOLAH DI RW 01 KELURAHAN PALAS KOTA PEKANBARU Azni, Anisa Yulvi; Nadilla, Nadilla; Annisya, Nurul; Veronika, Jennyfer; Adipa, Muhammad Evan
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 3 (2025): Volume 6 No 3 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v6i3.45203

Abstract

Bullying verbal sering terjadi di lingkungan sekolah dan meskipun tidak meninggalkan luka fisik, dampaknya terhadap kondisi psikologis anak bisa sangat serius. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Masjid RW 01, Kelurahan Palas, Kota Pekanbaru, dengan tujuan membantu anak-anak memahami apa itu bullying verbal, bagaimana bentuknya, dampaknya, dan cara menghadapinya. Sebanyak 27 anak usia sekolah mengikuti kegiatan ini yang dikemas secara interaktif melalui penyuluhan, pemutaran video, dan diskusi ringan. Sebelum dan sesudah kegiatan, anak-anak mengisi kuesioner untuk mengukur tingkat pemahaman mereka. Hasilnya menunjukkan peningkatan pengetahuan yang cukup besar, mulai dari pengertian bullying, contoh perilaku, dampak psikologisnya, hingga cara merespons jika melihat kejadian bullying. Edukasi seperti ini terbukti efektif dalam menumbuhkan kesadaran anak-anak tentang pentingnya bersikap saling menghargai dan menolak segala bentuk kekerasan verbal. Harapannya, kegiatan serupa bisa terus dilakukan secara rutin di berbagai komunitas untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi anak-anak.