Ayam pedaging termasuk jenis unggas yang memiliki sifat homeoterm, yaitu menjaga agar suhu tubuhnya selalu konstan meskipun berada pada temperatur lingkungan yang lebih tinggi daripada temperatur tubuhnya, sehingga kandang closed house digunakan untuk meminimalisir gangguan cuaca dari luar yang mungkin dialami oleh ternak seperti panas dan hujan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh zonasi dalam kandang closed house terhadap kualitas kimia-fisik daging broiler dan menentukan zonasi terbaik pada pemeliharaan ayam broiler di kandang closed house. Penelitian ini menggunakan Day Old Chick (DOC) ayam broiler sebanyak 20.000 ekor yang dipelihara hingga hari ke-29 dalam kandang closed house yang dibagi menjadi empat zona, yaitu Z1 (0 - 30 m dari inlet (bagian depan kandang closed house)), atau Z2 (30 - 60 m dari inlet (bagian depan kandang closed house)), Z3 (60 - 90 m dari inlet (bagian depan kandang closed house)), dan Z4 (90 – 120 m dari inlet (bagian depan kandang closed house)). Pengamatan suhu dan kelembaban udara dilakukan setiap 2 hari pada pukul 09.00 WITA, 14.00 WITA, dan 17.00 WITA mulai hari ke-7 hingga hari ke- 29. Pada hari ke-21, sebanyak 16 ekor ayam dipilih secara acak dari setiap zona untuk dilakukan penelitian pengaruh zonasi terhadap kualitas kimia-fisik daging broiler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zonasi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai pH, kisaran nilai pH tersebut antara 6,20 – 6,29. Kadar Air yang diamati tidak berbeda nyata (P>0,05) yakni berkisar 78,49% - 81,41%. Susut Masak yang diamati tidak berbeda nyata (P>0,05) kisaran Susut Masak tersebut antara 32,83% - 36,00%. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa Kadar Protein tidak berbeda nyata (P>0,05) berada dalam kisaran normal antara 20,89% - 21,63%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa zonasi yang berbeda pada sistem closed house tidak mempengaruhi kualitas kimia-fisik daging ayam broiler. Kata Kunci: zonasi, closed house, kimia-fisik, daging broiler