Simatupang, Wilna Wulan
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Penggunaan Media Ludo Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang Siswa Kelas V SDS Al-Ulum Siregar, Riska Rudini; Simatupang, Wilna Wulan; Ani, Sofiah
JURNAL PEMBELAJARAN DAN MATEMATIKA SIGMA (JPMS) Vol 9, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan (FKIP) Universitas Labuhan Batu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jpms.v9i1.3781

Abstract

Karena pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari, maka harus dipelajari sejak usia dini, khususnya pada pendidikan sekolah dasar. Untuk menunjang hasil belajar diperlukan inovasi salah satunya media ludo yang telah dipelajari oleh siswa sekolah dasar kelas V di SDS Al-Ulum ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media ludo terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari komponen kognitif dan psikomotorik. Dalam penerapannya kemudian dikumpulkan data berupa hasil belajar siswa dengan menggunakan instrumen tes dan hasil observasi menggunakan instrumen asesmen, setelah itu data diolah menggunakan metode kuantitatif dengan program SPSS 25 untuk hasil belajar kognitif dan dengan alat asesmen. Berdasarkan temuan penelitian, penggunaan media ludo pada ranah kognitif berdampak pada hasil belajar siswa kelas V dengan nilai signifikan (2-tile) sebesar 0,001-0,05. Namun, rata-rata siswa memperoleh skor 88,125 pada ranah psikomotorik, yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara ranah psikomotorik dengan hasil belajar siswa.
Implementasi Sistem Pendidikan Terbaik Dunia di Jenjang Anak Usia Dasar Telaah Sistem Pendidikan Finlandia Hasibuan, Ahmad Tarmizi; Simatupang, Wilna Wulan; Rudini, Riska; Ani, Sofiah
JURNAL PEMBELAJARAN DAN MATEMATIKA SIGMA (JPMS) Vol 9, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan (FKIP) Universitas Labuhan Batu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jpms.v9i1.4383

Abstract

Kurikulum Finlandia dan kurikulum di Indonesia memiliki beberapa persamaan di antaranya : pada aspek tujuan kurikulum, yakni sama-sama ingin membekali peserta didik dengan keterampilan hidup. Walaupun kurikulum di Indonesia lebih ditekankan pada pembentukan karakter, dan kurikulum Finlandia lebih ditekankan pada kemandirian dan tanggung jawab, tapi kesemuanya itu sama-sama bertujuan untuk membentuk pribadi dalam rangka menjadi masyarakat yang etis dan berkarakter baik. Persamaan lain ada pada media pembelajaran yang digunakan, baik pada Kurikulum di Finlandia maupun di Indonesia sama-sama menggunakan sumber multimedia, artinya media yang digunakan dari berbagai sumber, memanfaatkan teknologi dan menggunakan sumber belajar yang bervariatitif. Adapun perbedaannya di antaranya pada aspek isi atau materi, di mana kurikulum 2013 yang menggunakan pembelajaran pada tematik integratatif, awalnya mirip seperti kurikulum Finlandia, di mana materi pembelajaran dapat diberikan lintas materi, dan terintegrasi untuk mencapai satu sub tema. Namun jika di telaah lebih lanjut, kurikulum Finlandia memunculkan 20 materi yang bisa dipilih oleh siswa langsung, kurikulum ini disebut kurikulum transveral dan keunikannya adalah selain setiap siswa bisa memilih tema yang ditawarkan, siswa juga bisa memilih grade atau tingkat kesulitan sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing, namun di Indonesia, siswa tidak bisa memilih tema. Semua sudah disediakan dalam buku tematik dan sub tema nya juga sudah ditentukan, keterjalinan atau integrasi nya sudah ditetapkan terlebih dahulu. Perbedaan lain terletak pada penilaian. Sekilas penilaian autentik dengan aspek pengetahuan, keterampilan dan aspek perilaku yang dilakukan sepanjang pembelajaran mirip dengan assessment di Finlandia, namun setelah dianalisis, ternyata pada penerapannya, penilaian autentik tidak berjalan dengan baik(tidak dilakukan sepanjang pembelajaran/observasi), guru masih sangat kebingungan dengan cara penilaian ini dan masih adanya UTS dan UAS. Sedangkan di Finlandia, assesment dilakukan berbeda tiap individu, assesement dilakukan sepannjang pembelajaran dan siswa memmerikan feed back untuk guru agar guru dapat mengetahui kemapuan siswa. Tidak ada UTS dan UAS pada level Sekolah Dasar dan selalu ada remedial untuk siswa yang belum mencapai kemampuan yang diharapkan..