Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan tradisi nyorong pada perkawinan Suku Samawa sebagai perwujudan karakter tanggung jawab serta faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan tradisi nyorong tersebut. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian etnografi dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan tradisi nyorong pada perkawinan Suku Samawa memiliki beberapa tahapan yang dapat mewujudkan karakter tanggung jawab bagi setiap individu, terutama bagi calon pengantin, yaitu : (1) Tahap Persiapan, yakni kegiatan Barajak (mengundang), tokal adat, pembentukkan panitia. (2) Kegiatan Inti, yakni kegiatan tradisi nyorong dan penyerahan seserahan. (3) Tahap Penutupan, yakni kegiatan ritual adat barodak rapancar atau proses luluran kepada calon pengantin dan pembacaan doa. Kemudian terdapat beberapa faktor pendukung dalam pelaksanaan tradisi nyorong yakni: (1) adanya kemauan dan kesungguhan dari calon pengantin, (2) adanya dukungan keluarga pengantin, dan (3) adanya tradisi Jema (kegiatan menghantarkan bantuan berupa sembako). Selain itu, terdapat juga beberapa faktor penghambatnya yakni: (1) keadaan ekonomi calon pengantin, (2) kurangnya partisipasi masyarakat, dan (3) kondisi serta jarak tempuh yang begitu jauh sehingga dapat menjadi penghambat bahkan mengagalkan pelaksanaan tradisi nyorong tersebut.