Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

The importance of socialization is to live Silih Asih, Silih Asah, and Silih Asuh as a Strengthening of Religious Tolerance in The Village of Palalangon Novianti, Delpi; Sirait, Rajiman Andrianus
Journal of Community Service and Society Empowerment Том 1 № 02 (2023): Journal of Community Service and Society Empowerment
Publisher : PT. Riset Press International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59653/jcsse.v1i02.273

Abstract

The multicultural diversity of Indonesia is a gift to be preserved in harmony and unity.As societies in the practice of religion want peace, harmony and abundance in the exercise of each other's beliefs without any pressure and intimidation from the surrounding environment. The village of Palalangon, which is in the Ciranjang district, Cianjur district is an area that upholds high values of tolerance. This paradigm is based on the methods of implementation in the service of this society by observation, interview and socialization from house to house conducted to the government (to the people), the figures of the community (ad/sepuh) religious figures, and some communities. Palalangon is a village located in Ciranjang county, Cianjur county is one of the villages in which the majority of Christians live. Palalangon itself entered the territory of Kertajaya or entered in the government of kertajaya. There are at least 15 ethnic groups in the village of Kertajaya.Some of the indicators of success in socialization include the ability to express the attitudes of religious tolerance that should continue in everyday life and the values of Silih Asih, Silih Asah, and Silih Asuh can be noble values for the realization and development of the attitude of religion's tolerance.
Church and Science: Developing Missionary Leadership in The Digitalization Era Sirait, Rajiman Andrianus; Nainggolan, Alon Mandimpu; Novianti, Delpi
KINAA: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat Vol. 4 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : IAKN TORAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/kinaa.v4i2.129

Abstract

Abstract: This study investigates the concept of missionary leadership in the digital age, as well as the associated challenges and adaptation strategies. Utilizing literature and the Bible as primary sources, the study utilizes a qualitative descriptive research design and a library research methodology. The objectives of this study are to explicate the concept of missionary leadership in the digital era and to investigate the problems and solutions associated with its adaptation. In light of technological advancements, the findings emphasize the significance of effective and pertinent missionary leadership. The church is encouraged to improve its technical, management, and communication skills in order to effectively carry out its mission in the digital landscape and meet the changing requirements of the congregation. By establishing a balance between the use of technology and personal relationships, the church can leverage digital platforms to advance its mission while remaining consistent with its core values.   Keywords: Church, Digitalization, Missionary Leadership, Science.   Abstrak: Studi ini menyelidiki konsep kepemimpinan misionaris di era digital, serta tantangan dan strategi adaptasi yang terkait. Dengan menggunakan literatur dan Alkitab sebagai sumber utama, penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan konsep kepemimpinan misionaris di era digital dan untuk menyelidiki masalah dan solusi yang terkait dengan adaptasinya. Dengan adanya kemajuan teknologi, temuan-temuan penelitian ini menekankan pentingnya kepemimpinan misionaris yang efektif dan relevan. Gereja didorong untuk meningkatkan keterampilan teknis, manajemen, dan komunikasinya agar dapat secara efektif menjalankan misinya dalam lanskap digital dan memenuhi kebutuhan jemaat yang terus berubah. Dengan membangun keseimbangan antara penggunaan teknologi dan hubungan pribadi, gereja dapat memanfaatkan platform digital untuk memajukan misinya sambil tetap konsisten dengan nilai-nilai intinya.   Kata kunci: Digitalisasi, Gereja, Ilmu Pengetahuan, Kepemimpinan Misionaris.
Kontekstualisasi Konsep Keselamatan Manusia dalam Injil Bagi Penganut Kepercayaan Aluk To Dolo Novianti, Delpi; Nainggolan, Alon Mandimpu; Tumba, Patresia Rante
VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI STAR'S LUB LUWUK BANGGAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35909/visiodei.v5i1.395

Abstract

The Gospel of salvation must be conveyed to all people so that they believe and accept Jesus as the only savior. To carry out this mission, a contextual way of theology is needed, including using the culture of the prospective recipient of the Gospel. Within the Toraja community in the province of South Sulawesi, some still adhere to the Aluk To Dolo belief. They have a mythology about creation and humanity's fall into sin, similar to similar stories in the Bible. This research wants to know whether this mythology can be a medium to preach the Gospel of salvation in Jesus Christ to Aluk To Dolo adherents. The research method used is a literature study. The data is taken from various literature; mainly the research results on the mythology of Aluk To Dolo. The research results obtained from a comparison between the Aluk To Dolo mythology and the Bible story about the creation and fall of humans show that the human intermediary with God in the Aluk To Dolo mythology failed to save humans, but Jesus succeeded. Therefore, Jesus is the only savior for humanity. Everyone who believes in Jesus will return to God. Thus, the Aluk To Dolo mythology about the creation and fall of humans into sin can be an effective medium for preaching the Gospel of salvation to Aluk To Dolo adherents.
Dasar Psikologi Pengembangan Profesi Guru Pendidikan Agama Kristen Novianti, Delpi
REI MAI: Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 3 No. 1 (2025): REI MAI: Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Kristen
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STAKPN Sentani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69748/jrm.v3i1.175

Abstract

Pendidik merupakan salah satu unsur pokok dalam proses penjaminan mutu pendidikan. Dalam hal ini guru dalam kontribusinya menjadi salah satu faktor utama dalam mencapai tujuan sebuah pendidikan yang telah ditetapkan. Kesuksesan menghasilkan peserta didik sebagai sumber daya manusia yang kompetitif dan berkualitas tergantung para pendidik dalam usahanya untuk menciptakan atau membentuk peserta didik yang demikian sangat tergantung pada kualitas penyelenggaraan kegiatan atau proses belajar mengajar di sekolah dan lembaga pendidikan masyarakat lainnya. Sedangkan dalam kenyataannya sulit untuk dibantah bahwa kualitas kegiatan atau proses belajar mengajar tersebut, sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh faktor guru dalam mengimplementasikan jabatan atau pekerjaan sebagai sebuah profesi. Guru atau tenaga kependidikan yang mengemban peran profesional sangatlah untuk mempersiapkan diri sebagai tenaga pendidik yang kompeten. Untuk menjadi tenaga pendidik yang kompeten dan tentunya menjadi guru yang telah memenuhi syarat atas kualifikasi guru maka tidak hanya sebatas mengandalkan kemampuan dari salah satu unsur. Guru harus terus mengembangkan dirinya dari berbagai sisi. Termasuk dalam keterampilan kepribadian. Mengenai keterampilan kepribadian ini tidak terlepas dari ilmu psikologis. Metode   yang   digunakan  adalah   metode  deskriptif kualitatif. Oleh karena itu, dalam kajian ini akan dibahas demikian: a). Dasar psikologis dalam pengembangan profesi keguruan; b). Kompetensi guru dalam psikologis; dan c). Tujuan dan maksud psikologi dalam pengembangan diri seorang guru.
Kontribusi Psikologi Pendidikan Bagi Guru Pendidikan Agama Kristen Novianti, Delpi
Jurnal Silih Asah Vol. 2 No. 2 (2025): Agustus : Jurnal Silih Asah
Publisher : LPPM - STT Kadesi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54765/silihasah.v2i2.82

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripisikan bagaimana kontribusi psikologi pendidikan bagi guru pendidikan agama Kristen. Guru adalah bagian terpenting dan menjadi salah satu faktor penentu untuk kesuksesan pendidikan. Namun, guru diperhadapakan pada berbagai masalah yang sangat kompleks seperti sikap, karakter, tindakan, tingkat kecerdasan, dan emosional dari  naradidik. Masalah tersebut menjadi tantangan dalam mencapai tujuan pendidikan. Salah satu pendekatan kunci pemecahan masalah dalam pendidikan adalah lewat ilmu psikologi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk menganalisis data dari berbagai sumber buku, literatur dan jurnal kemudian diinterpretasikan dalam bentuk naratif atau deskriptif. Hasil penelitian ditemukan bahwa seorang guru pendidikan agama Kristen yang memanfaatkan ilmu psikologi dapat mengoptimalkan peran dan tugasnya sebagai guru sebab: Mampu mengembangkan tujuan pembelajaran; Penerapan metode belajar yang relevan; Mampu menciptakan lingkungan kelas yang kondusif; Penemuan potensi dan bakat peserta didik; Mampu memecahkan masalah; serta Menciptakan relasi yang baik lewat kemampuan komunikasi. Penelitian ini sangat relevan dengan urgensi pengetahuan psikologi bagi guru sehingga masalah-masalah dalam dunia pendidikan dapat diatasi secara tepat. Selain itu guru akan lebih peka pada kebutuhan peserta didik, lebih sistematis, serta mampu mewujudkan sistem pembelajaran yang lebih berkualitas, efektif dan relavan.
Pemikiran Relativisme Dan Tantangannya Bagi Pendidikan Agama Kristen Novianti, Delpi
Jurnal Silih Asuh : Teologi dan Misi Vol. 2 No. 2 (2025): Juli : Jurnal Silih Asuh : Teologi dan Misi
Publisher : LPPM - STT Kadesi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54765/silihasuh.v2i2.107

Abstract

Relativisme sebagai pandangan filsafat modern menolak adanya kebenaran yang absolut, termasuk dalam ranah keagamaan dan moralitas. Dalam konteks pendidikan Kristen, pemikiran ini menjadi tantangan serius karena menggoyahkan dasar epistemologis iman yang menegaskan bahwa Allah adalah sumber kebenaran sejati. Relativisme menempatkan manusia sebagai ukuran kebenaran, sehingga setiap pandangan dianggap sah menurut keyakinan pribadi, budaya, atau pengalaman masing-masing. Akibatnya, nilai-nilai objektif yang bersumber dari wahyu ilahi semakin kabur di tengah sistem pendidikan yang cenderung menekankan kebebasan berpikir tanpa batas moral. Tantangan ini meliputi tiga dimensi utama: penolakan terhadap kebenaran absolut, pandangan bahwa semua agama sama, dan keyakinan bahwa kebenaran bersandar pada pengalaman subjektif. Ketiganya menyebabkan peserta didik kehilangan arah moral dan spiritual yang jelas. Pendidikan Kristen dituntut untuk merespons dengan menegaskan kembali kebenaran yang bersumber dari firman Tuhan, memperkuat kemampuan berpikir kritis berbasis iman, serta mengembangkan kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai Alkitabiah dalam seluruh bidang ilmu. Guru Kristen memiliki peran strategis dalam menanamkan keyakinan bahwa Kristus adalah kebenaran yang hidup dan tidak berubah di tengah dunia yang terus bergeser secara ideologis. Dengan demikian, pendidikan Kristen bukan hanya berfungsi mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan cara pandang dunia yang berakar pada kebenaran Allah yang kekal, sebagai jawaban terhadap arus relativisme yang mengaburkan makna sejati dari kebenaran.