Masalah kependudukan yang dihadapi negara-negara berkembang adalah masalah fertilitas. Mengingat, Tingkat fertilitas yang semakin besar jika tidak disertai dengan kualitas SDM dan fasilitas yang memadai maka akan menjadi beban bagi suatu negara. Tujuan penelitian ini yaitu 1) untuk menganalisis pengaruh pendapatan rumah tangga, pendidikan, status ketenagakerjaan dan dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi. 2) untuk menganalisis pengaruh pendapatan rumah tangga, pendidikan, status ketenagakerjaan, dukungan suami, dan penggunaan alat kontrasepsi terhadap tingkat fertilitas. 3) untuk menganalisis penggunaan alat kontrasepsi memediasi pengaruh pendapatan rumah tangga, pendidikan, dukungan suami, dan status ketenagakerjaan terhadap tingkat fertilitas di Kecamatan Denpasar Barat. Responden dari penelitian ini adalah wanita usia subur yang memiliki kriteria berstatus menikah dan bertempat tinggal serta berdomisili di Kecamatan Denpasar Barat, sebanyak 100 orang dengan penentuan sampel menggunakan purposive sampling. Jenis data yang digunakan yaitu data kuantitatif dengan sumber data primer. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara observasi dan wawancara terstruktur, Pengolahan data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, analisis jalur, dan uji sobel. Hasil penelitian didapatkan bahwa variabel pendapatan rumah tangga, pendidikan, dan status ketenagakerjaan, berpengaruh positif dan signifikan terhadap lama pemakaian kontrasepsi dan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap fertilitas. Sedangkan dukungan suami tidak berpengaruh terhadap fertilitas dan lama pemakaian kontrasepsi. Lama pemakaian kontrasepsi tidak memediasi hubungan antara pendapatan rumah tangga, pendidikan, status ketenagakerjaan, dan dukungan suami terhadap fertilitas di Kecamatan Denpasar Barat.