Susant, Pipit Aprilia
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Representasi Feminisme Dalam Film Hati Suhita (Analisis Semiotika John Fiske) Susant, Pipit Aprilia; Samad, Sartika; Nurhayati, Nurhayati
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 11 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.12643570

Abstract

Film saat ini sangat memungkinkan untuk mempengaruhi penonoton. Film Hati Suhita adalah film bergenre romantis Islami. Penelitian ini menggambarkan representasi feminisme yang ada pada tokoh Suhita dalam Film Hati Suhita. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan semiotika John Fiske. Hasil yang ditemukan pada film ini adalah Suhita sebagai tokoh utama memperjuangkan haknya sebagai seorang perempuan dan istri untuk dicintai oleh lelaki yang menikahinya atas nama agama, meskipun demikian Suhita tetap melakukannya tanpa meninggalkan nilai-nilai yang diperoleh di pesantren. Hal ini juga jelas termuat dalam level realita, level representasi, dan level ideologi.
Representasi Feminisme Dalam Film Hati Suhita (Analisis Semiotika John Fiske) Nurhayati, Nurhayati; Samad, Sartika; Susant, Pipit Aprilia
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 13 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.12842402

Abstract

Film saat ini sangat memungkinkan untuk mempengaruhi penonoton. Film Hati Suhita adalah film bergenre romantis Islami. Penelitian ini menggambarkan representasi feminisme yang ada pada tokoh Suhita dalam Film Hati Suhita. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan semiotika John Fiske. Hasil yang ditemukan pada film ini adalah Suhita sebagai tokoh utama memperjuangkan haknya sebagai seorang perempuan dan istri untuk dicintai oleh lelaki yang menikahinya atas nama agama, meskipun demikian Suhita tetap melakukannya tanpa meninggalkan nilai-nilai yang diperoleh di pesantren. Hal ini juga jelas termuat dalam level realita, level representasi, dan level ideologi.