Dua puluh tiga hari setelah perang Israel-Hamas dimulai, korban jiwa di Palestina mencapai 9.521 warga sipil, mayoritas anak-anak dan perempuan. Menteri Pendidikan Gaza menutup sekolah-sekolah karena banyak siswa tewas. PBB mengadakan pertemuan darurat untuk mengadopsi resolusi gencatan senjata, yang didukung oleh 120 anggota, meski ditentang oleh Israel. Konflik ini memicu aksi solidaritas global dan berdampak pada saham perusahaan yang dianggap mendukung Israel, seperti Starbucks dan Disney. Penelitian menunjukkan bahwa konflik semacam ini dapat mempengaruhi pasar saham global, termasuk di Indonesia, di mana sektor makanan dan minuman di BEI terpengaruh oleh sentimen publik terhadap konflik tersebut. Penelitian ini menggunakan mixed methods yang mana merupakan gabungan dari penelitian yang menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui bagaimana dampak perang Israel-Hamas terhadap harga daham serta untuk mengetahui bagaimana dampak perang Israel-Hamas terhadap minat beli produk hasil dari penelitian ini yakni bahwa perang Israel-Hamas berdampak signifikan terhadap harga saham perusahaan-perusahaan dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Inggris, dan Swiss. Terjadi penurunan rata-rata harga saham setelah perang, mencerminkan ketidakpastian dan dampak ekonomi akibat konflik tersebut. Selain itu, persepsi dan respons konsumen terhadap produk dari perusahaan-perusahaan yang terlibat juga terpengaruh, menunjukkan potensi dampak jangka panjang terhadap minat beli produk.