Masalah anak pendek (stunting) merupakan salah satu permasalahan yang ada di dunia saat ini. Stunting merupakan salah satu kondisi kegagalan mencapai perkembangan fisik yang diukur berdasarkan tinggi badan menurut umur. Stunting pada anak disebabkan oleh beberapa faktor yang terdiri dari faktor langsung maupun faktor tidak langsung. Pada tahun 2019 angka stunting di Indonesia turun menjadi 27,67 %, dan pada tahun 2020 turun lagi menjadi 26,92% (SSGI, 2019,2020). Menurut data SSGI tahun 2021, tingkat stunting turun dari 27,62% pada tahun 2019 menjadi 24,4% pada tahun 2021, penurunan tahunan sebesar 1,6% (SSGI,2021). Pada tahun 2023, angka prevalensi Provinsi Sumbar naik 1,9 persen menjadi 25,2 dari tahun sebelumnya, sedangkan Tanah Datar turun dari 21,5 persen menjadi 18,9 persen diawal tahun 2023.Tujuan penelitian ini yaitu mengeksplorasi faktor psikologis ibu dengan anak stunting. Metode penelitian yang digunakan dengan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif eksploratif. Di wilayah kerja puskesmas kabupaten tanah datar provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan dengan observasi wawancara semi terstruktur terhadap 5 orang ibu usia 23-33 tahun yang memiliki anak stunting. Transkrip observasi wawancara dianalisis menggunakan nalisis tematik Braun dan Clarke. Adapun hasil dari faktor psikologis ibu yang memiliki stunting antara lain : 1) Mengalami berbagai emosi negatif saat hamil, 2) Merasa khawatir dengan perkembangan dan pertumbuhan anak stunting, 3) penghasilan kurang membuat ibu harus bekerja. Sehingga dapat disimpulkan faktor psikologis ibu yang menyebab anak stunting adalah masalah psikologis yang bermuara kepada terjadinya anak stunting merujuk kepada masalah stres, kecemasan, dan peran ganda akibat harus bekerja membantu suami untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Maka terdapat implikasi bagi praktek psikologi yaitu perlunya berupa psikoedukasi, konseling, homevisit terhadap ibu dengan anak stunting.Kata kunci : faktor psikologis ibu, psikososial, stunting