Perundungan merupapakan isu yang signifikan di kalangan remaja dan memiliki dampak sangat serius di berbagai aspek kehidupan. Bertahan dan bangkit dari tekanan masalah, individu memerlukan resiliensi sebagai kekuatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menyelidiki tingkat pemahaman resiliensi siswa SMA korban perundungan. Penelitian ini dilakukan kepada 389 siswa SMA di Kota Bandung. Teknik pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis data statistik deskriptif. Kesimpulannya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teman sebaya memiliki pengaruh sebesar 37.8% terhadap tingkat pemahaman resiliensi remaja. Berdasarkan pada aspek pembentuk resiliensi dalam diri individu, aspek “I Am” memiliki tingkat pemahaman yang tinggi. Hasil yang tinggi juga dipengaruhi oleh dukungan sosial yang diterima, salah satunya dari teman sebaya. Dengan demikian, dapat tergambarkan bahwa remaja yang pernah mengalami perundungan mampu bangkit dan menghadapi tantangan hidup dengan tingkat resiliensi yang tinggi.Bullying is a significant issue among teenagers and has a very serious impact on various aspects of life. To survive and rise from the pressure of problems, individuals need resilience as a strength. This research uses a quantitative approach to investigate the level of understanding of resilience in high school students who are victims of bullying. This research was conducted on 389 high school students in Bandung City. Data processing techniques are carried out using descriptive statistical data analysis. In conclusion, the results of this study show that peers have an influence of 37.8% on the level of understanding of adolescent resilience. Based on the aspects that form resilience in individuals, the "I Am" aspect has a high level of understanding. High results are also influenced by the social support received, one of which is from peers. Thus, it can be illustrated that teenagers who have experienced bullying are able to rise up and face life's challenges with a high level of resilience.