Candi Borobudur dicanangkan menjadi salah satu Destinasi Wisata Super Prioritas (DWSP) yang berbasis pendekatan storynomics tourism, yaitu pariwisata yang mengangkat narasi dan konten. Candi Borobudur mengandung narasinya tersendiri, akan tetapi perlahan narasi tersebut tidak tersampaikan kepada pengunjung akibat pengaturan sirkulasi yang tidak sesuai. Penelitian ini merupakan penelitian arsitektur dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis jalur sirkulasi yang ada di Candi Borobudur kemudian memahami signifikansi jalur sirkulasi terhadap transmisi narasi Candi Borobudur. Penelitian menggunakan metode analisis deskriptif secara arsitektural pada jalur sirkulasi dan metode sejarah melalui studi pustaka. Sumber data berasal dari hasil observasi lapangan dan pustaka sejarah atau historiografi. Dari hasil identifikasi dan analisis yang dilakukan pada jalur sirkulasi, kemudian dikaitkan dengan perannya dalam mentransmisikan narasi Candi Borobudur. Temuan penelitian yang diperoleh berupa Candi Borobudur menyimpan narasi dalam bentuk perjalanan transformasi ruang arsitektural yang mewakili tataran atau tahapan menuju pencerahan dan panel-panel relief naratif yang tersedia mengajarkan tentang sifat-sifat kesempurnaan. Pengaturan jalur sirkulasi pengunjung yang sesuai konteks Borobudur berperan signifikan dalam keberhasilan transmisi narasi Candi Borobudur.