Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Pembukaan Status HIV Dengan Kondisi Psikososial Pada Anak Dengan HIV Di Jabodetabek Trisiswati, Maya; Rifqatussadah, Rifqatussadah; BK, Airindya
Majalah Sainstekes Vol. 10 No. 1 (2023): JUNI 2023
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/ms.v10i1.3537

Abstract

Pendahuluan. Laporan triwulan 1 tahun 2021 Subdit AIDS dan PIMS Kemenkes ,jumlah kasus  anak (0-14 tahun) 12.420 dengan  usia kurang dari 1 tahun 0,5%, 1-4 tahun 1,7% dan 5 -14 tahun  1,2% . Sejak di temukan ARV harapan hidup Anak dengan HIV ADHA)  meningkat jika patuh minum. Dibutuhkan persiapan  anak bisa mengetahui status HIV agar patuh. Ketidakpatuhan mempercepat masuk ketahap AIDS, infeksi opprtunistik timbul akibat sistim kekebalan tubuh rendah,sakit-sakitan, terganggu tumbuh kembangnya mengalami kematian sebelum masa remaja. Permasalahan HIV AIDS akan berdampak pada masalah psikososial, baik pada ADHA maupun pada keluarganya, karena terjadi kesenjangan antara kebutuhan dan kepuasan ODHA, kesenjangan antara kapasitas dan tuntutan lingkungan dan kesenjangan antara harapan dan situasi yang dirasakan, yang semua ini memicu stress dan depresi dan berakibat pada keengganan mematuhi minum obat. Rasa bosan, rasa dibohongi, rasa diperlakukan tidak adil karena harus terus minum obat sementara anak lain tidak. Metode. Penelitian deskriptif kuantitatif, cross sectional, data  diambil melalui Google Form dari survei online. Hasil. Analisis data responden 111,  laki-laki 74,8% perempuan 25,2%, usia terbanyak 26-45 tahun (84,7%),pekerjaan terbanyak ibu rumah tangga 38,7%, Domisili terbanyak di Jakarta (43,2%), Anak Responden ADHA perempuan  dan laki-laki (57,7% dan 42,3%), usia terbanyak 11-14 tahun (51,4%) pendidikan  SD. Dampak psikosoisal anak sedih (37,8%), biasa saja (30.6%) dan bingung (27 %). Uji chy Square p= 0,036 untuk hubungan pembukaan status dengan reaksi psikososial.. Kesimpulan. Ada hubungan bermakna  pembukaan status dengan reaksi psikosoial anak, , karena  p= 0,036 atau p < 0.05
Hubungan Depresi Dengan Stigma dan Diskriminasi Diri Sendiri Pada Perempuan Dengan Hiv Aids (PDHA) di Jabodetabek Trisiswati, Maya; Mardyudhiyanto, Liko; BK, Airindya
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 12 (2025): COMSERVA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v4i12.3058

Abstract

Stigma diri sendiri merujuk pada persepsi negatif yang timbul ketika individu menerima cap sosial buruk dari masyarakat akibat kondisi kesehatannya, yang kemudian menyebabkan rasa malu atau rendah diri terkait dengan identitas tersebut. Stigma ini berdampak pada diskriminasi terhadap individu, dan HIV/AIDS telah lama diidentifikasi sebagai kondisi yang menghasilkan stigma dan diskriminasi. Penelitian menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak mengalami stigma dan diskriminasi dalam berbagai bentuk. Untuk mengatasi hal ini, beberapa individu menghindari kegiatan sosial (11,9%), layanan kesehatan (10,75%), dan hubungan seksual (13,4%). Masalah kesehatan mental menyumbang 13% dari beban penyakit global dan sangat terkait dengan HIV/AIDS. Depresi adalah gangguan kejiwaan yang paling sering didiagnosis pada orang dengan HIV, dengan prevalensi 2-10 kali lipat dari populasi umum. Dampak signifikan dari depresi adalah turunnya kesejahteraan dan penurunan kepatuhan terhadap pengobatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan desain potong lintang (cross-sectional), di mana data diperoleh melalui wawancara terpimpin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran depresi pada Penderita HIV/AIDS (PDHA) terdiri dari gejala ringan 20%, sedang 11%, dan berat 7%. Sebanyak 19% responden melaporkan memiliki ide bunuh diri. Mengenai stigma dan diskriminasi, status HIV+ tetap mempengaruhi kepercayaan diri (58%) dan harga diri (41%) responden. Karakteristik responden menunjukkan bahwa 97% berada dalam usia produktif, 73% adalah ibu rumah tangga, dan 65% memiliki pendidikan SMA. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara depresi dengan stigma dan diskriminasi pada diri sendiri pada PDHA, dengan p = 0,01 atau p < 0,05.