Setiap tahun permintaan bahan pangan baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun kebutuhan ekspor semakin meningkat. Kebutuhan pangan yang semakin meningkat menyebabkan bahan pangan alternatif mulai dikembangkan salah satunya yaitu umbi porang. Porang sangat di minati oleh masyarakat dunia karena kaya akan manfaat dan kegunaan. Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian setiap tahunnya ekspor porang pengalami peningkatan. Peningkatan permintaan ekspor porang membuat semakin banyaknya petani yang membudidayakan tanaman tersebut. Kabupaten Maros adalah salah satu sentra produksi porang yang berada di Sulawesi Selatan dan memiliki lokasi yang strategi karena berada dekat dengan pabrik pengolahan porang dan merupakan daerah yang memiliki area penanaman porang yang cukup luas. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan rantai pasok porang yang terjadi di Kabupaten Maros. Penelitian ini berlangsung di Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros yang merupakan sentra produksi porang. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampling yaitu dengan metode snowball sampling Total sampel petani dalam penelitian ini yaitu sebanyak 34 orang. Analisis FSCN (Food Supply Chain Network) digunakan untuk menggambarkan kondisi rantai pasok porang yang terjadi di Kabupaten Maros. Sasaran rantai pasok, struktur rantai pasok, manajemen rantai pasok, sumberdaya rantai pasok, dan proses bisnis rantai pasok menjadi pembahasan utama dalam penelitian ini. Adapun Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu rantai pasok porang yang terjadi di Kabupaten Maros sangat tergantung dengan permintaan eskpor karena seluruh hasil produksi porang diserap sepenuhnya oleh pabrik pengolahan kemudian diekspor keluar negeri. Mekanisme penentuan harga yang terjadi antar petani dan tengkulak mengikuti harga yang diterima dari pabrik pengolahan porang.Kata Kunci : Rantai Pasok, Porang, eksporĀ