Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Role of Avoidant Attachment and Anxious Attachment in Romantic Jealousy Among Young Adults in Long-Distance Relationships. Tomasoa, Afia Rachel; Yogi Wulandari, Primatia
Jurnal Syntax Fusion Vol 4 No 02 (2024): Jurnal Syntax Fusion: Jurnal Nasional Indonesia
Publisher : CV RIFAINSTITUT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/fusion.v4i02.397

Abstract

This study explores the role of adult attachment in romantic jealousy among young adults engaged in long-distance relationships. With 102 participants aged 20-25 in long-distance relationships, the research employed a qualitative method using questionnaires. The analysis results indicate that avoidant attachment is not significantly associated with romantic jealousy (significance value 0.232 < 0.05), whereas anxious attachment plays a significant role (significance value 0.000 < 0.05). Consequently, the findings suggest that avoidant attachment does not contribute to romantic jealousy, while anxious attachment is a significant factor in romantic jealousy among young adults in long-distance relationships.
Hubungan Antara Fear of Missing Out (FoMo) dan Social Media Fatigue (SMF) Pada Mahasiswa Andariska Nurissam, Sofie; Yogi Wulandari, Primatia
Jurnal Syntax Fusion Vol 3 No 08 (2023): Jurnal Syntax Fusion: Jurnal Nasional Indonesia
Publisher : CV RIFAINSTITUT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/fusion.v3i08.333

Abstract

As a student, of course, you have main tasks that need to be done, but along with the increasing sophistication of technology, social media has emerged which makes students divert their activities to social media. Active involvement in social media will encourage individuals to continue to be connected with social media, further causing Fear of missing Out (FoMo). The existence of intense involvement with social media can have an impact in the form of excess information, because when individuals feel FoMo, they will tend to use social media in all ways, so that it can cause individuals to experience Social media fatigue (SMF). This study aims to determine whether there is a relationship between fear of missing out (FoMo) and Social media fatigue (SMF) in college students. This research is a quantitativeresearch with survey method. The number of respondents was 108 consisting of men and women aged 18-25 years. The measuring tool used is FoMo which was compiled by Przybylski et al. (2013) and the SMF compiled by Zhang et al. (2021) which is then translated. The results of the data analysis show that there is a relationship between FoMo and SMF in college students. The two variables have a positive correlation. In this case, it is concluded that the higher the FoMo, the higher the SMF experienced by students
GAMBARAN SIBLING RELATIONSHIP PADA REMAJA AWAL YANG MEMILIKI SAUDARA DENGAN GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME (GSA) Dwi Artanti, Mellinda; Yogi Wulandari, Primatia
Jurnal Ilmu Psikologi dan Kesehatan (SIKONTAN) Vol. 1 No. 2 (2022): Jurnal Ilmu Psikologi dan Kesehatan
Publisher : Lafadz Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.245 KB) | DOI: 10.47353/sikontan.v1i2.361

Abstract

Kehadiran saudara dengan gangguan spektrum autisme (GSA) dapat berdampak pada remaja awal, termasuk sibling relationship antar saudara. Karakteristik dari saudara dengan GSA yaitu memiliki keterbatasan dalam berinteraksi sosial, komunikasi verbal dan nonverbal, serta perilaku repetitif yang mengakibatkan sibling relationship antara mereka memiliki dinamika yang berbeda pada umumnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran sibling relationship pada remaja awal yang memiliki saudara dengan GSA. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melibatkan tiga orang partisipan. Teknik penggalian data menggunakan pedoman wawancara dengan teknik analisis theory driven, sedangkan teknik pemantapan kredibilitas menggunakan membercheck. Hasil penelitian menunjukkan pada dimensi kekuasaan terdapat partisipan yang lebih menguasai hubungan dan partisipan yang tidak ingin menguasai karena merasa sibling relationship di antara mereka egaliter. Dimensi persaingan terdapat perbedaan perlakuan dari orangtua tetapi tidak menimbulkan persaingan. Dimensi kedekatan ditandai memiliki hobi yang sama dan remaja awal mendampingi kebutuhan saudaranya. Dimensi konflik masih mengalami pertengkaran secara verbal dan nonverbal ditujukan ke saudara dengan GSA dan begitupun sebaliknya. Dampak kehadiran saudara dengan GSA terhadap kehidupan remaja awal membuat mereka jarang berinteraksi, tidak diterima dalam lingkup pertemanan sehingga menarik diri dari lingkungan tersebut, serta memberikan dampak positif yaitu lebih bersyukur dengan pemberian Tuhan, lebih mandiri, serta bertanggungjawab dengan dirinya masing-masing.
GAMBARAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE Jannah, Miftakhul; Yogi Wulandari, Primatia
Jurnal Ilmu Psikologi dan Kesehatan (SIKONTAN) Vol. 1 No. 2 (2022): Jurnal Ilmu Psikologi dan Kesehatan
Publisher : Lafadz Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.323 KB) | DOI: 10.47353/sikontan.v1i2.375

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepuasan pernikahan pada pasangan suami istri yang menjalani commuter marriage. Commuter marriage dipercaya memiliki kepuasan pernikahan lebih rendah dibanding pasangan single resident dikarenakan tidak adanya bantuan dari pasangan untuk melakukan tugas rumah tangga, tidak terpenuhinya kebutuhan seksual dan dukungan emosional, perasaan terisolasi sehingga memicu konflik yang berakibat pada ketidakpuasan pernikahan. Metode penelitian menggunakan kualitatif studi kasus dengan teknik wawancara dan analisis model interaktif Miles Huberman. Partisipan dipilih dengan kriteria pasangan suami istri yang sedang menjalani pernikahan jarak jauh minimal 3 bulan dan sudah memiliki anak. Teknik pemantapan kredibilitas dengan memberchecking. Dinamika kepuasan pernikahan pada tahun-tahun pertama meliputi intimacy, kepercayaan dan dukungan pasangan. Kepuasan pernikahan menurut pasangan WM dan DS adalah dengan berusaha mensyukuri apa yang ada dalam rumah tangganya. Kepuasan pernikahan menurut pasangan SM dan AS adalah berbahagia dengan pernikahan yang dijalani dan berupaya mempertahankannya hingga akhir hayat. Pola interaksi pasangan pada aspek kepuasan pernikahan berbeda antara kedua pasangan. Aspek kepuasan pernikahan yang cukup menonjol pada pasangan pertama ialah pengasuhan, pembagian peran dan waktu luang. Sementara aspek kepuasan pernikahan pasangan kedua yang sangat menonjol ialah kepuasan pada komunikasi, waktu luang, kepribadian, dan resolusi konflik.