Sejak COVID sembilan belas melanda dunia, Perguruan Tinggi dan sekolah-sekolah Pelayaran didunia mengalami disrupsi hebat. Tantangan yang muncul adalah bagaimana mempertahankan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan tetap menjunjung tinggi Knowledge, Understanding and Proficiency sebagaimana dipersyaratkan dalam Standards of Training, Certification, and Watchkeeping for Seafarers. Untuk memecahkan masalah ini, IMO melalui Circular pada tahun dua ribu dua puluh mewajibkan setiap negara anggota untuk mengembangkan kiat-kiat khusus menangani permasalahan tersebut. Blended Learning merupakan salah satu kiat khusus atau solusi untuk memecahkannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pelaksanaan blended learning pada mata kuliah ilmu pelayaran astronomi, mengembangkan metode blended yang sesuai dan melihat efektivitas pelaksanaan blended learning. Metode yang digunakan adalah penelitian partisipatoris tindakan dengan analisis deskriptif kuantitatif. Subjek yang digunakan adalah dua puluh tujuh mahasiswa Prodi Diploma III Studi Nautika dengan satu dosen pengampu mata kuliah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa blended learning sangat baik untuk diimplementasikan dengan kriteria antara lain: perlu kesiapan perencanaan dan sistem pembelajaran yang matang; pengembangan konten blended learning yang lengkap dan menarik sesuai dengan kata kerja bloom; evaluasi dan pengawasan secara mendalam dan rutin dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran blended pada mata kuliah ilmu pelayaran astronomi memiliki kelebihan yaitu bagaimana penyiapan materi disajikan sangat baik. Akan tetapi masih terdapat berbagai kelemahan diantaranya proses adaptasi penyampaian pembelajaran antara dosen dan mahasiswa karena perkuliahan berbasis blended pada mata kuliah ini belum pernah dilakukan sebelumnya.