Garuda - Garba Rujukan Digital

PROFIL PENDERITA HERPES ZOSTER DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE 2017-2021 Wibowo, Inka Rya; Hadi, Sukses; Sanyoto, Didik Dwi; Essary, Erika Dewi; Wydiamala, Erida
Homeostasis Vol 7, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v7i2.13221

Abstract: Herpes zoster is a disease that attacks the neurocutaneous with symptoms of herpetiform vesicle eruption accompanied by pain in the unilateral dermatome that occurs after primary infection (varicella) caused by Varicella Zoster Virus (VZV). The aim of the research is to determine the profile of herpes zoster patients at the Skin and Venereology Polyclinic at Ulin Hospital Banjarmasin for the 2017-2021 period using descriptive observational methods from medical record data and electronic data centers as secondary data. The research results showed that there were 72 total new cases, with the most cases in 2017 (32.9%), the largest age group being 56-65 years (24.7%) with male gender (53.4%). Most of them come from Banjarmasin (58.9%) and work in the private sector (36%). The most common forms of lesions were grouped vesicles and bullae (34.7%), although data were not available (63%), the most common lesion location was the thoracic dermatome (29%). The majority of patients were given a combination of antiviral and analgesic therapy (23.6%) and valacyclovir was the most common antiviral therapy choice (43%). The research conclusion is that herpes zoster often occurs in the age range 56-65 years and male. Most of the patients come from Banjarmasin and work in the private sector. The most common lesion location is the thoracic dermatome and is treated using a combination of antivirals and analgesics. Keywords: old age, vesicles,Varicella Zoster Virus, herpes zoster Abstrak : Herpes zoster adalah penyakit yang menyerang neurokutan dengan gejala munculnya erupsi vesikel herpetiformis disertai nyeri pada dermatom unilateral yang terjadi setelah infeksi primer (varisela) yang disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV). Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui profil pasien herpes zoster di Poliklinik Kulit dan Kelamin di RSUD Ulin Banjarmasin periode 2017-2021 dengan metode observasional deskriptif dari data rekam medis dan pusat data elektronik sebagai data sekunder. Hasil penelitian terdapat 72 total kasus baru, dengan kasus terbanyak pada tahun 2017 (32,9%), kelompok usia terbanyak adalah 56-65 tahun (24,7%) dengan jenis kelamin laki-laki (53,4%). Sebagian besar berasal dari Banjarmasin (58,9%) dan berprofesi swasta (36%). Bentuk lesi terbanyak adalah vesikel berkelompok dan bula (34,7%), walaupun terdapat data yang tidak tersedia (63%), lokasi lesi terbanyak yaitu pada dermatom torakalis (29%). Mayoritas pasien diberikan jenis terapi kombinasi antara antivirus dan analgetik sebanyak (23,6%) dan Valasiklovir menjadi pilihan terapi antivirus terbanyak (43%). Kesimpulan penelitian, herpes zoster sering terjadi pada rentang usia 56-65 tahun dan jenis kelamin laki-laki. Sebagian besar pasien berasal dari Banjarmasin dan berprofesi sebagai swasta. Lokasi lesi terbanyak yaitu pada dermatom torakalis dan diterapi menggunakan kombinasi antivirus dan analgetik. Kata-kata kunci: usia lanjut, vesikel, Varicella Zoster Virus, herpes zoster

PROFIL PENDERITA SKABIES DI PUSKESMAS SUNGAI PINANG KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN PERIODE 2020-2022 Fayujana, Astri Meliani; Hadi, Sukses; Sanyoto, Didik Dwi; Essary, Erika Dewi; Wydiamala, Erida
Homeostasis Vol 7, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v7i2.13213

Abstract: Scabies is a skin infection caused by sensitization and infestation of the Sarcoptes scabiei var. Hominis mite. It is one of the most common skin diseases and ranks third among the 12 most common skin diseases in Indonesia. The occurrence of scabies is mainly influenced by environmental cleanliness, age, gender, knowledge about scabies, and personal hygiene. The purpose of the study mentioned is to determine the profile of scabies patients at the Sungai Pinang Community Health Center in Hulu Sungai Selatan Regency during the period of 2020-2022. The study used observational descriptive research design and analyzed medical records and electronic data of scabies patients. The study found a total of 691 scabies patients, with the highest number of cases in 2022 (55.2%). The age group with the highest number of cases was 6-11 years old (25.1%), and females accounted for the majority of cases (51.8%). Most scabies patients came from Banua Hanyar village (31.8%), and the most common occupation was students (41.5%). The most frequently given treatment was a combination of topical and systemic medications (74.3%). In conclusion, scabies often occurs in children aged 6-11 years, with females being the most affected. The majority of patients come from Banua Hanyar village and are students. The study also showed that the majority of treatments involved a combination of topical and systemic medications. Keywords: health centers, personal hygiene, students, scabies Abstrak: Skabies merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh sensitisasi dan infestasi tungau Sarcoptes Scabiei var. Hominis. Skabies merupakan salah satu penyakit kulit yang paling umum terjadi dan menempati urutan ketiga dari 12 penyakit kulit yang paling umum di Indonesia. Munculnya penyakit skabies terutama dipengaruhi oleh kebersihan lingkungan, usia, jenis kelamin, pengetahuan tentang penyakit skabies dan kebersihan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penderita skabies di Puskesmas Sungai Pinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan periode 2020-2022. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif menggunakan rekam medis pasien skabies dan data elektronik. Penelitian ini mendapatkan hasil 691 pasien skabies, tertinggi pada tahun 2022 (55,2%). Kelompok usia terbanyak ialah 6-11 (25,1%), perempuan jadi kasus terbanyak (51,8%). Mayoritas pasien skabies berasal dari desa Banua Hanyar (31,8%). Pekerjaan terbanyak yaitu pelajar (41,5%). Pengobatan yang paling sering diberikan adalah kombinasi obat topikal dan sistemik (74,3%). Kesimpulan penelitian ini yaitu skabies sering terjadi pada anak-anak dengan rentang usia 6-11 tahun dan perempuan menjadi kasus terbanyak. Mayoritas pasien berasal dari desa Banua Hanyar dan berstatus pelajar. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengobatan menggunakan kombinasi obat topikal dan sistemik. Kata-kata kunci : puskesmas, kebersihan diri, pelajar, skabies

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU SISWA/SISWI PENDERITA ACNE VULGARIS DENGAN KUALITAS HIDUP DI SMA GLOBAL ISLAMIC BOARDING SCHOO Rohimah, Rohimah; Hadi, Sukses; Sanyoto, Didik Dwi; Essary, Erika Dewi; Istiana, Istiana
Homeostasis Vol 7, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v7i3.14595

Abstract: Acne vulgaris (AV) is a chronic inflammation of the pilosebaceous follicle caused by multifactors. Although AV is a common disease, it is known to cause depression if left untreated. AV lesions can lead to decreased self-esteem in adolescents and young adults because those age groups still lack the maturity to deal with the psychological impact caused by AV. Knowledge and behavior towards AV can be a provision in dealing with AV problems. This study aims to analyze the relationship between the level of knowledge and behavior of students with AV with quality of life at SMA Global Islamic Boarding School. This study was observational analytic with cross-sectional study design. By using purposive sampling techniques, 132 samples were obtained that met the criteria. Data collection was carried out using questionnaires and data analysis was carried out with chi-square test (α= 0.05). The majority knowledge level was categorized as good (52.3%), the majority's behavior was categorized as good (36.4%), and the majority's quality of life had mild quality of life impairment (38.6%). The results of statistical tests using chi-square, showed the relationship between the level of knowledge and behavior with quality of life obtained respectively p value = 0.03 and p = 0.01 (p< 0.05).. The conclusion is that there is a relationship between the level of knowledge and quality of life, and there is a relationship between behavior and quality of life. Keywords: acne vulgaris, knowledge, behavior, quality of life Abstrak: Acne vulgaris (AV) merupakan peradangan kronis folikel pilosebasea yang disebabkan oleh multifaktor. Meskipun AV merupakan penyakit yang umum, penyakit ini diketahui menyebabkan depresi jika tidak ditangani. Lesi AV dapat menyebabkan penurunan harga diri pada remaja dan dewasa muda karena kelompok usia tersebut masih tidak memiliki kematangan untuk menghadapi dampak psikologis yang disebabkan oleh AV. Pengetahuan dan perilaku terhadap AV bisa menjadi bekal dalam menghadapi permasalahan AV. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku siswa/siswi penderita AV dengan kualitas hidup di SMA Global Islamic Boarding School. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain penelitian cross-sectional. Dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, didapatkan 132 sampel yang memenuhi kriteria. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, kemudian data dianalisis dengan uji chi-square (α= 0,05). Tingkat pengetahuan mayoritas dikategorikan baik (52,3%), perilaku mayoritas dikategorikan baik (36,4%), dan kualitas hidup mayoritas memiliki gangguan kualitas hidup ringan (38,6%). Hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square, menunjukkan hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku dengan kualitas hidup didapatkan masing-masing nilai p = 0,03 dan p = 0,01 (p< 0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kualitas hidup, serta terdapat hubungan antara perilaku dengan kualitas hidup. Kata-kata kunci : acne vulgaris, pengetahuan, perilaku, kualitas hidup

PROFIL PENDERITA KANDIDIASIS KUTIS DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE 2017-2021 Saida, Noorsabila; Hadi, Sukses; Sanyoto, Didik Dwi; Essary, Erika Dewi; Wydiamala, Erida
Homeostasis Vol 7, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v7i3.14566

Abstract: Cutaneous candidiasis is a skin infection caused by the Candida fungus. Various predisposing factors for candidiasis include low environmental hygiene, high levels of humidity, poor ventilation, and the presence of comorbidities in sufferers that weaken the immune system. This research aims to find out the profile of cutaneous candidiasis sufferers in the Skin and Venereology Polyclinic at RSUD Ulin Banjarmasin for the 2017 - 2021 period. This research method is descriptive observational using medical records and electronic data. The results of this study show that the total number of cases of cutaneous candidiasis was 123 patients, with the most cases occurring in 2017 (32.5%). Women accounted for the majority of cases (65,9%) and the largest age group was 0 - 5 years (35.0%). Most of the patients came from the Banjarmasin area (65,0%) and most jobs are unemployed (35.8%). The most common classification (location of lesions) is intertriginous (60.2%) and the most common type of treatment is topical (58,5%). The conclusion of this study is that the number of cases for the 2017 - 2021 period was 123 patients, the most cases were in 2017, gender was female, age range 0 - 5 years, came from the Banjarmasin area, jobs are unemployed, location of the lesion was intertriginous, and type of treatment topical antifungal. Keywords: cutaneous candidiasis, fungal infections, Candida, Ulin Hospital Abstrak: Kandidiasis kutis ialah infeksi pada kulit yang disebabkan oleh jamur Candida. Berbagai faktor predisposisi penyakit kandidiasis antara lain faktor rendahnya higienitas lingkungan, tingginya tingkat kelembaban, ventilasi yang kurang, dan adanya penyakit penyerta dari penderita yang melemahkan sistem kekebalan tubuh. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana profil penderita kandidiasis kutis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Ulin Banjarmasin periode 2017 - 2021. Metode penelitian ini ialah observasional deskriptif dengan menggunakan rekam medis dan data elektronik. Hasil penelitian ini menunjukkan total keseluruhan kasus kandidiasis kutis adalah 123 pasien, dengan kasus terbanyak terjadi di tahun 2017 (32,5%). Perempuan jadi kasus terbanyak (65,9%) dan kelompok usia terbanyak ialah 0 - 5 tahun (35,0%). Sebagian besar pasien berasal dari daerah Banjarmasin (65,0%) dan pekerjaan terbanyak adalah tidak bekerja (35,8%). Klasifikasi (lokasi lesi) tersering ialah di intertriginosa (60,2%) dan jenis pengobatan terbanyak ialah topikal (58,5%). Kesimpulan penelitian ini adalah jumlah kasus periode 2017 - 2021 sebanyak 123 pasien, kasus terbanyak ada di tahun 2017, jenis kelamin perempuan, rentang usia 0 - 5 tahun, berasal dari daerah Banjarmasin, pekerjaan tidak bekerja, lokasi lesi di intertriginosa, dan jenis pengobatan antijamur topikal. Kata-kata kunci: kandidiasis kutis, infeksi jamur, Candida, RSUD Ulin

Title

Found 4 Documents
Search

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Title Search

Found 4 Documents Search

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Title

Found 4 Documents
Search