Review dari food vlogger tidak dapat dipungkiri adalah hal yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih tempat untuk kuliner. Bagaimana caranya para food vlogger tersebut mempersuasi konsumen? Sampai akhirnya konsumen memutuskan untuk memilih atau tidak memilih tempat makam yang di review tersebut. Kultur Haus Makassar adalah salah satu restoran di Kota Makassar yang banyak di review oleh food vlogger. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana food vlogger makanan dan minuman independen di media sosial menggunakan komunikasi persuasif untuk mempengaruhi persepsi publik terhadap suatu tempat makan, dalam hal ini Kultur Haus Makassar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menganalisis konten TikTok dari dua food vlogger independen, @makassarkulinercom dan @tantejuminten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua food vlogger tersebut berhasil mempengaruhi persepsi publik terhadap Kultur Haus Makassar. Konten @makassarkulinercom mendorong audience untuk mengunjungi Kultur Haus Makassar, sedangkan konten @tantejuminten mendorong audience untuk mempertimbangkan opini yang diberikan sebelum memutuskan untuk mengunjungi Kultur Haus Makassar. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa teori penilaian sosial Muzafer Sherrif dapat digunakan untuk menganalisis efektivitas komunikasi persuasif dalam ulasan makanan dan minuman di media sosial. Serta persona dan informasi yang diberikan oleh para food vlogger independen ini memiliki kekuatan dalam mempengaruhi opini, cara pandang, dan persepsi publik terhadap bisnis makanan dan minuman. Serta komunikasi persuasif efektif dalam mempengaruhi penilaian sosial atau publik terhadap objek topik, terutama dalam kategori ulasan makanan dan minuman independen dalam tren “review jujur” yang marak terjadi.