Claim Missing Document
Check
Articles

Pengetahuan Keluarga Berperan terhadap Keterlambatan Kedatangan Pasien Stroke Iskemik Akut di Instalasi Gawat Darurat Rachmawati, Dewi; Andarini, Sri; Ningsih, Dewi Kartikawati
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 29, No. 4 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2017.029.04.15

Abstract

Keberhasilan tindakan dan peningkatan outcome pada stroke sangat bergantung pada kecepatan pasien dibawa ke instalasi gawat darurat namun sebagian besar pasien stroke iskemik akut datang terlambat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan tentang faktor risiko dan peringatan gejala stroke terhadap keterlambatan kedatangan pasien post serangan stroke iskemik akut di instalasi gawat darurat di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner pada anggota keluarga pasien stroke iskemik akut yang dipilih secara consecutive sejumlah 58 orang dengan pertimbangan  mengetahui dan terlibat langsung membawa pasien ke instalasi gawat darurat. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis univariat dan regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap keterlambatan. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor pengetahuan responden adalah 8,55±SD 4,551 dan koefisien korelasi -0,303 (p=0,041). Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang faktor risiko dan peringatan gejala stroke menurunkan keterlambatan kedatangan pasien post serangan stroke iskemik akut.
PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN PADA PASIEN ACUTE CORONARY SYNDROME DENGAN CHEST PAIN DI INSTALASI GAWAT DARURAT Rachmawati, Dewi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 13, No 3 (2017): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LP3M STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.564 KB) | DOI: 10.26753/jikk.v13i3.228

Abstract

Emergency nurses?s somehow actually routine use of supplemental oxygen theraphy in chest pain patient because of acute coronary syndrome is done, without know that routine oxygen theraphy may potentially cause harm. The used method was by collecting and analyzing related textbook and articles with the use of supplemental oxygen theraphy in chest pain patient because of acute coronary syndrome. The literatures were obtained from textbook and electronic articles such as ScienceDirect, World Health Organization, Google Scholar, PubMed and ClinicalKey with textbook and article criteria that were published from 2000 to 2015. The result is routine use of supplemental oxygen theraphy for Acute Coronary Syndrome (ACS) with chest pain based on physical assessment and level of oxygen saturation. The patient of ACS with chest pain without sign and symtoms hypoxia or respiratory distress, syok and heart failure with oxygen saturation ?94% then without oxygen theraphy, if the patient with one or all of sign and symtoms above with oxygen saturation <94% then oxygen therapy can be given with initial administration is 4 L/minute and in titration until oxygen saturation ?94% with administered more than than 6 hours. The next reassessment is done to the patient. If the condition of the airway patent, the patient can breathe spontaneously, normal breathing (especially rhythm, depth and no respiratory muscle use), respiratory or oxygenation problems minimally and oxygen saturation > 94% then oxygen therapy can be given with nasal cannul 4-6L / minute or simple mask from 6- 10L / minute. If the patient is emergency condition with airway patent, spontaneous breathing with adequate depth ventilation and requiring oxygen in high concentrations may then be provided with a non-rebreathing mask. The conclucion is routine use of supplemental oxygen theraphy in acute coronary syndrom with chest pain not recommended and the oxygen theraphy can be given if the patient with oxygen saturation <94% or sign and symtoms hypoxia or respiratory distress, breathlessness, syok and heart failure Key word :Acute Coronary Syndrome, Chest Pain, Emergency Unit, Oxygen Therapy 
PEMBERIAN TERAPI EXTERNAL COOLING PASIEN DEMAM AKIBAT SEPSIS BERAT ATAU SYOK SEPSIS DI INSTALASI GAWAT DARURAT Rachmawati, Dewi
Journal of Borneo Holistic Health Vol 1, No 2 (2018): Journal Of Borneo Holistic Health
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.26 KB) | DOI: 10.35334/borticalth.v1i2.465

Abstract

Background:  Demam merupakan respon alami dari dalam tubuh yang bermanfaat dalam melawan infeksi akan tetapi demam ini juga dapat membahayakan tubuh apabila tidak dikontrol. Demam pada pasien dengan sepsis berat atau syok sepsis dapat menyebabkan dysregulated respon inflamasi.Methods:Metode yang digunakan dalam literature review ini adalah mengumpulkan dan melakukan analisa textbook dan artikel yang terkait dengan pemberian terapi external cooling pada pasien demam dengan penyebab sepsis berat atau syok sepsis. Sumber literature review ini diperoleh dari textbook dan artikel elektronik seperti ScienceDirect; World Health Organisation, Google Scholar, PubMed dan ClinicalKey dengan kriteria textbook dan artikel yang dipublikasi selama periode 2000-2015.Results:Pemberian terapi external cooling pada pasien demam akibat sepsis berat atau syok sepsis dilakukan dengan menggunakan cooling blankets atau selimut air-circulating cooling, seka (sponge baths), water blankets atau wraps ice packs, atau cooling pads dengan kecepatan pendinginan sampai dengan 1,5οC per jam untuk mencapai target temperatur 33 OC atau 32-34 OC. Pada saat proses ini kondisi pasien di observasi agar tidak terjadi shivering dan dilakukan pemeriksaan elektrolit, BGA dan EKG setiap 6 jam. Apabila telah dilakukan external cooling selama 24 jam atau lebih segera rewarming dengan kecepatan 0,2οC-0,33οC per jam selama 8 jam atau 12 jam dengan diikuti pemeriksaan laboratorium, vital sign, EKG dan pencegahan terjadinya shivering. Observasi secara ketat tetap dilakukan untuk mencegah terjadinya efek samping dari eksternal cooling.Conclusions:External cooling merupakan salah satu terapi yang memberikan efek protektif dengan memodulasi respon inflamasi dan mensupresi reaksi inflamasi, menghambat pembentukan apoptosis, menghambat terbentuknya radikal bebas, menghambat agregrasi platelet, menurunkan kecepatan metabolisme dan menghambat pertumbuhan endotoksin pada pasien demam akibat sepsis atau syok sepsis Kata kunci: Terapi External Cooling, Demam, Sepsis, Instalasi Gawat Darurat 
FACTORS AFFECTING THE KNOWLEDGE ABOUT STROKE RISKS AND EARLY SYMPTOMS IN EMERGENCY DEPARTMENT EAST JAVA - INDONESIA Rachmawati, Dewi; Ningsih, Dewi Kartikawati; Andarini, Sri
Malang Neurology Journal Vol 6, No 1 (2020): January
Publisher : Malang Neurology Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.mnj.2020.006.01.3

Abstract

BackgroundThe knowledge about stroke risks and early symptoms is pivotal to minimize the arrival delay in the hospital and maximize the effective treatments.ObjectiveInvestigating the factors affecting the knowledge about stroke risks and early symptoms in the emergency department (ED).MethodsThe study employed a cross-sectional design by means of a prospective approach. Samples were taken by consecutive sampling technique recruiting in a total of 58 respondents. The respondents were the family or relatives of acute ischemic stroke patients who happened to know and directly involved in taking the patients to the ED. Data analyzed by utilizing univariate analysis, independent t-test, and one-way ANOVA to determine the differences in the knowledge of every respondent based on several characteristics. Multivariate analysis was used to investigate the factors affecting the knowledge about stroke risks and early symptoms.ResultsThe average age of the 58 respondents was 34 – 57 years old. 46.5% of whom were graduating from primary school; 51.7% have never been equipped with the necessary information about stroke; 55.2% are female, and 50% of whom were unemployed. There were differences in the knowledge about stroke risks based on the prior information about stroke and education background. As for stroke early symptoms, there were differences towards occupations, prior information about stroke, and education background. The most affecting factor towards the knowledge of stroke risks is education background (p=0.000); while the knowledge about stroke early symptoms were mostly affected by prior information about stroke (p=0.012) and education background (p=0.000).Discussions Most respondents were less equipped with the necessary knowledge about stroke risks and symptoms. The respondents’ knowledge about stroke risks and early symptoms was considered less, while education background was the affecting factor towards the knowledge about stroke risks and symptoms.
ASSESSMENT DAN MANAJEMEN TRAUMA PADA ANAK Rachmawati, Dewi
Journal of Borneo Holistic Health Vol 3, No 2 (2020): Journal Of Borneo Holistic Health
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/borticalth.v3i2.1620

Abstract

Trauma adalah penyebab umum kematian dan kecacatan pada anak. Assessment dan manajemen trauma yang tepat pada anak sangat penting untuk menurunkan mortalitas.  Metode literature review ini adalah mengumpulkan dan melakukan analisis textbook dan artikel yang terkait manajemen trauma pada anak. Sumber literature review dari textbook dan artikel elektronik seperti ScienceDirect, World Health Organisation, Google Scholar dan PubMed dengan kriteria textbook dan artikel yang dipublikasi selama periode 2000-2015. Assessment dan manajemen trauma pada anak prinsipnya sama dengan orang dewasa, yang membedakan karakteristik tertentu pada anak. Dimulai dari primary assessment dan resusitasi yang terdiri dari Airway dan stabilisasi tulang belakang (melihat patensi, potensial obstruksi jalan nafas dan melakukan stabilisasi tulang belakang dengan cervical collar), Breathing dan ventilasi, Circulation dan kontrol perdarahan, Disability Assessment (Pemeriksaan neurologis lengkap), Exposure dan Pemeriksaan lengkap. Sedangkan Secondary Assessment mencangkup Full set of vital sign/family presence, Give comfort, History dan Head to-toe assessment, Inspect posterior surfaces. Setelah dilakukan pengkajian dan penatalaksanaan maka langkah selanjutnya melakukan evaluasi perubahan kondisi dan memberikan tindakan perawatan yang tidak mengancam nyawa. Untuk itu  perawat di unit gawat darurat harus memperhatikan dengan seksama dan melakukan pengkajian dengan tepat untuk mencegah terjadinya kematian dan pasien mendapatkan penanganan dengan segera.
PERTOLONGAN PERTAMA KELUARGA PADA LUKA BAKAR SEBELUM DIBAWA KE IGD RSUD NGUDI WALUYO WLINGI Rachmawati, Dewi; Saputro, Risky Gusher; Anam, Agus Khoirul
Journal of Borneo Holistic Health Vol 4, No 1 (2021): Journal Of Borneo Holistic Health
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/borticalth.v4i1.1942

Abstract

Luka bakar merupakan salah satu kecelakaan di rumah tangga dengan proporsi yang tertinggi dan memerlukan perawatan yang sangat kompleks. Tujuan dari studi kasus ini adalah menggambarkan pertolongan pertama keluarga pada kejadian luka bakar. Studi kasus ini menggunakan metode deskriptif. Subjek penelitian adalah anggota keluarga yang pernah memberikan pertolongan pertama luka bakar sebanyak 4 partisipan. Pengumpulan data ini menggunakan wawancara dan observasi keterampilan. Hasil penelitian menunjukkan pertolongan pertama pada kejadian luka bakar ringan, meliputi: memastikan 3A, menghilangkan sumber luka bakar, mendinginkan luka bakar dengan air mengalir, menutup luka dengan kasa, membawa ke rumah sakit. Luka bakar sedang, meliputi: menjauhkan korban dari tempat kejadian, mengolesi luka dengan odol, mendinginkan luka dengan kipas, segera membawa ke rumah sakit. Luka bakar berat, meliputi:   memastikan aman diri dan pasien, berteriak meminta bantuan, menghentikan luka bakar dengan menggunakan handuk basah, memanggil nama korban karena korban tidak sadar, melepaskan pakaian yang menutupi luka, mendinginkan luka bakar dengan kipas, melindungi area luka bakar dengan kain basah, segera membawa ke rumah sakit. Dapat disimpulkan bahwa tindakan pertolongan pertama yang dilakukan berbeda, tergantung jenis, penyebab, luas, pengetahuan, dan informasi tentang pertolongan pertama luka bakar. Maka dari itu diperlukan pendidikan tentang pertolongan pertama luka bakar terutama pada masyarakat. 
MANAJEMEN HIPOKALEMIA PADA PASIEN DENGAN KRISIS HIPERGLIKEMIA Rachmawati, Dewi
Journal of Borneo Holistic Health Vol 4, No 1 (2021): Journal Of Borneo Holistic Health
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/borticalth.v4i1.1950

Abstract

Krisis hiperglikemia merupakan salah satu kegawatdaruratan metabolik yang dapat menyebabkan kematian atau kecacatan. Komplikasi yang sering terjadi pada pasien krisis hiperglikemia adalah hipokalemia. Komplikasi ini merupakan kondisi life-threatening electrolyte abnormalitas yang berhubungan dengan cardiovascular emergency yang  berkontribusi terhadap terjadinya aritmia yang menggancam nyawa bahkan sampai kematian. Tujuan literatur ini mengetahui manajemen hipokalemia pada pasien dengan krisis hiperglikemia. Sumber literatur dari artikel elektronik seperti ScienceDirect, Pubmed, Cochrane Library dengan kriteria publikasi periode 2000-2016, pencarian menggunakan kata kunci management, hypokalemia, hyperglycemic, crises. Hasil penelusuran didapatkan 21 artikel tentang prevaleni, monitoring dan menajemen hypokalemia pada hiperglikemia, hanya 7 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Literatur review menunjukkan bahwa penanganan krisis hiperglikemia dengan pemberian insulin akan memperberat kondisi hipokalemia. Karena hipokalemia merupakan abnormalitas elektrolit yang mengancam nyawa maka diperlukan manajemen yang tepat pada pasien krisis hiperglikemia yang mengalami hipokalemia. Penatalaksanaan hipokalemia yang tepat dengan monitoring terus menerus oleh perawat akan mencegah terjadinya aritmia, cardiac aresst bahkan kematian pada penderita.
Demontrasi Penggunaan First Aid Kits Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Skills Siswa Dalam Penanganan Cedera Di Sekolah Dewi Rachmawati
Jurnal Smart Keperawatan Vol 8, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/jskp.v8i2.515

Abstract

Cedera sering terjadi pada anak terutama saat di sekolah. Cedera menyebabkan kecacatan bahkan kematian anak, sehingga siswa harus mampu memberikan pertolongan atau upaya penanganan cedera. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh demonstrasi penggunaan first aid kits terhadap peningkatan pengetahuan dan skills siswa dalam penanganan cedera di sekolah.  Desain penelitian adalah quasy-experimental metode one group pretest-posttest design. Sampel berjumlah 42 orang, dengan teknik proportionate stratified random sampling. Instrumen untuk mengukur pengetahuan menggunakan kuesioner dan keterampilan dengan lembar observasi dan analisa data menggunakan paired sample t-test. Hasil menunjukkan nilai rata-rata pengetahuan dan keterampilan sebelum intervensi adalah 12,95 dan 53,14. Setelah dilakukan intervensi nilai rata-rata pengetahuan dan keterampilan adalah 18,64 dan 68,12 dengan p value 0.000 yang artinya ada pengaruh demonstrasi penggunaan first aid untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa. Demonstrasi yang dilakukan peserta didik akan memperoleh pengalaman melalui percontohan atau pertunjukan dan memberikan 70% pemahaman dan daya ingat terkait keterampilan yang diperagakan. Kata kunci: demonstrasi; first aid kits; pengetahuan; skills Demonstration Of The Use First Aid Kits To Improve Student's Knowledge And Skills In Injury Management At SchoolAbstractInjuries are common in children, especially at school. Injuries cause disability and even death of children, in case, that student must be able to provide assistance or efforts to treat injuries. The purpose of the study was to determine the effect of demonstrations on the use of first aid kits to increase students' knowledge and skills in handling injuries at school. The research design was a quasy-experimental one group pretest-posttest design method. The sample was 42 people, with proportionate stratified random sampling technique. Instruments to measure knowledge used questionnaires and skills with observation sheets and data analysis using paired sample t-test. The results showed that the average value of knowledge and skills before the intervention was 12.95 and 53.14. After the intervention, the average value of knowledge and skills was 18.64 and 68.12 with a p value of 0.000, which means that there was an effect of demonstration of using first aid to improve students' knowledge and skills. Demonstrations carried out by students are able to gain experience through demonstrations or performances and provide 70% understanding and memory related to the skills being demonstrated. Keywords: demonstration; first aid kits; knowledge; skills 
Pengaruh Simulasi First Aid Kit Terhadap Peningkatan Skill Penanganan Cidera pada Siswa SMK 3 Blitar Dewi Rachmawati
Jurnal Smart Keperawatan Vol 8, No 1 (2021): JUNI 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/jskp.v8i1.370

Abstract

Cedera adalah penyebab umum kematian dan kecacatan pada anak terutama usia <18 tahun. Tempat tersering terjadinya cedera salah satunya adalah disekolah. Berbagai aktivitas disekolah memungkinkan terjadinya cedera, karena itu diperlukan upaya untuk penanganan cedera di sekolah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh simulasi first aid kit terhadap peningkatan skill penanganan cidera pada Siswa SMK 3 Blitar. Desain penelitian adalah quasy- experimental dengan metode one group pretest-posttest design. Sampel yang digunakan berjumlah 42 orang dengan teknik proportionate stratified random sampling. Instrumen untuk mengukur keterampilan menggunakan lembar observasi dan di analisa menggunakan paired sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata keterampilan sebelum intervensi adalah 53,64 dan setelah intervensi dengan nilai 71,83. Nilai signifikansi sebesar 0.000 yang menyatakan ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode simulasi untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam penggunaan first aid kits. Adanya peningkatan keterampilan ini karena peserta didik melakukan tindakan atau keterampilan yang dikondisikan mirip dengan keadaan yang sebenarnya sehingga kemampuan dalam mengingat materi atau keterampilan yang diberikan mencapai 90%. Petugas kesehatan sebagai pemberi pendidikan kesehatan dapat menggunakan metode simulasi sebagai upaya meningkatkan keterampilan untuk pencegahan masalah kesehatan.   Kata kunci: simulasi; first aid kit; skillTHE EFFECT OF FIRST AID KIT SIMULATION ON INCREASING SKILL  OF ITS USAGE FOR INJURY TREATMENT  ON STUDENTS OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL 3 OF BLITAR  Abstract Injury is a common cause of death and disability in children, especially those aged <18 years. One of the most common places for injuries is school. Various activities at school allow the injury to occur; therefore efforts are needed to deal with injuries at school. The purpose of this study was to determine the effect of simulation first aid kits on the improvement of the skill of students of Vocational High School 3 of Blitar in injury treatment. The research design used was quasi-experimental with the one-group pretest-posttest design method. The sample used was 42 people who were taken with the Proportionate Stratified Random Sampling technique. The instruments for measuring skills used observational sheets. For data analysis used Paired sample t-test. The results showed the average score of skills before the intervention was 53.64, after intervention with the simulation method the value was 71.83. Based on the Paired sample t-test, it is obtained a significance value of 0.000 stated that there is an effect of Health Education with a simulation method to improve students' skills in using first aid kits. There is an increase in holding injury treatment because students take actions based on the actual situation so that the ability to remember the material or skills provided reaches 90%. Thus, health workers as health education providers can use the simulation method as an effort to improve skills for the prevention of health problems. Keyword: simulation; first aid kit; skill
FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA REMAJA Fira Mardianti; Dewi Rachmawati; Suprajitno Suprajitno
Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti Vol. 10 No. 1 (2022): Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti
Publisher : Institut Teknologi, Sains, dan Kesehatan RS dr. Soepraoen Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47794/jkhws.v10i1.363

Abstract

Introduction: hypertension can occur in adults and adolescents, many factors influence the occurrence of hypertension in adolescents. The purpose of this study was to determine the risk factors that can affect the occurrence of hypertension in adolescents. Methods: The research design is a traditional review, with literature sources from the google scholar database, with inclusion criteria for articles published in 2016-2020, which can be downloaded in their entirety, equipped with DOI or ISSN or E-ISSN and cross-sectional and case-control research designs. A search using the keyword risk factor "hypertension" found 21 articles and only 5 articles that matched the inclusion criteria, then the selected articles were presented in the form of tables and narratives. Results: Risk factors for hypertension include BMI, obesity, physical activity, family history of hypertension, gender, smoking habits, stress, and the habit of consuming excess salt or sodium. Conclusion: the dominant risk factors for hypertension often occur in adolescents due to risk factors for obesity, family history of hypertension, and physical activity. It is expected for adolescents to always maintain their health and fitness such as exercise and maintaining a good diet to prevent hypertension in adolescents and at health facilities, it is necessary to prevent hypertension in adolescents, one of which is through socialization