Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Program Pemberdayaan Masyarakat pada Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang Ghofur, M Abdul; Fikri, Jauhari; Arlita, Maisy
Journal of Indonesian Society Empowerment Vol. 2 No. 1 (2024): June
Publisher : Yayasan Lentera Avanya Nagari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61105/jise.v2i1.69

Abstract

Program pemberdayaan masyarakat di Desa Jombok bersifat multifaset, meliputi inisiatif seperti pembuatan pintu masuk desa, pelatihan pengolahan susu sapi, dan pemberian pemeriksaan kesehatan gratis. Penciptaan gerbang masuk yang estetis berfungsi sebagai simbol identitas masyarakat serta menumbuhkan rasa bangga dan persatuan antar warga. Gerbang-gerbang ini dapat menarik pengunjung, sehingga berpotensi membuka jalan bagi peluang ekonomi di desa. Aspek integral lainnya dari program ini melibatkan pelatihan anggota masyarakat dalam pengolahan susu sapi. Inisiatif ini bukan hanya tentang diversifikasi ekonomi tetapi juga membekali individu dengan keterampilan baru, mendorong kewirausahaan dan berkontribusi terhadap stabilitas ekonomi dalam masyarakat. Selain itu, pemeriksaan kesehatan gratis mengatasi masalah kesehatan yang mendesak, mendorong masyarakat yang lebih sehat, dan mengurangi beban ekonomi yang terkait dengan biaya perawatan kesehatan.
Analisa Ekonomi Pendirian Pabrik Margarin dari Crude Palm Oil (CPO) Arlita, Maisy; Mediaswanti, Kun Aussieanita; Suryanti, Fenni
Prosiding SENTIKUIN (Seminar Nasional Teknologi Industri, Lingkungan dan Infrastruktur) Vol 6 (2023): PROSIDING SENTIKUIN
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Margarin menjadi semakin diperlukan di Indonesia seiring dengan kemajuan industri dan teknologi. Para peneliti dan pelaku bisnis industri margarin perlu memenuhi permintaan yang terus meningkat ini jika mereka ingin menghasilkan margarin yang lebih baik baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Untuk memenuhi permintaan lokal, dibangun pabrik margarin ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah layak untuk membuat pabrik margarin dengan menggunakan analisis ekonomi. Fasilitas tersebut diperkirakan mampu memproduksi 1.140 ton per tahun. Tiga ratus hari dalam setahun, pabrik tersebut buka untuk bisnis. Pada tahun 2024 diharapkan dapat dimulai pembangunan pabrik margarin di Kabupaten Kutai Kartenagara, Kalimantan Timur. Alat utama yang digunakan dalam pengembangan pabrik margarin yang memanfaatkan minyak sawit mentah (CPO) adalah tangki bleaching. Utilitas mencakup hal-hal seperti bahan bakar, listrik, AC, dan pasokan udara. Sebelum pajak, ROI adalah 74%; setelah pajak adalah 66%. Break even point (BEP) sebesar 43,6%, internal rate of return (IRR) sebesar 18,60%, dan pay out time (POT) sebesar 1,2 tahun. Berdasarkan data penelitian di atas, terlihat bahwa pembangunan pabrik ini di Indonesia layak dilakukan. Abstract Margarine is becoming increasingly necessary in Indonesia as industry and technology advance. Researchers and businesspeople in the margarine industry need to meet this growing demand to produce improved margarine in terms of quality and quantity. To satisfy the local market, this margarine plant was constructed. This study aims to determine if it is viable to create a margarine plant using economic analysis. It is anticipated that the facility will be able to produce 1,140 metric tonnes per year. Three hundred days a year, the plant is open for business. 2024 construction is expected to begin on a margarine plant in Kutai Kartenagara Regency, East Kalimantan. The bleaching tank is the primary tool used in developing a margarine plant that uses crude palm oil (CPO). Utilities include fuel, power, air conditioning, and air supply. Before taxes, ROI is 74%; after taxes, it is 66%. The breakeven point (BEP) is 43.6%, the internal rate of return (IRR) is 18.60%, and the payout time (POT) is 1.2 years. It is evident from the study data above that building this plant in Indonesia is viable.