Setiap lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal tentunya mempunyai tujuan pendidikan, salah satu tujuan pendidikan adalah mengantarkan peserta didiknya menjadi manusia yang mampu mengembangkan kompetensi dirinya sehingga mampu menjadi individu yang memiliki keterampilan, keterampilan, daya saing dan berguna bagi diri sendiri, orang lain, agama, bangsa dan negara. Tak terkecuali pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam yang membekali santrinya dengan berbagai ilmu dan keterampilan di samping membekali santrinya dengan ilmu agama yang menjadi landasan utamanya. Karya ilmiah ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan penulis di Pondok Pesantren Modern Darunna’im Rangkasbitung Lebak-Banten. Penelitian ini bertujuan untuk memotret, memahami dan menganalisis bentuk bimbingan dan konseling yang diberikan pesantren kepada santrinya khususnya santri baru pada tahun pertama kehidupan di pesantren. Pembinaan khusus yang khusus berkaitan dengan proses adaptasi santri terhadap budaya pesantren yang meliputi kegiatan 24 jam, bahasa, peraturan, lingkungan dan sosial serta bimbingan akademik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian lapangan. Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa praktik bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Modern Darunna’im Rangkasbitung Lebak-Banten dapat dikatakan cukup baik dan berjalan aktif. Hal ini terlihat dari proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling yang dilakukan secara berkala oleh penanggung jawab beberapa siswa yang dipandang perlu dan harus mendapat layanan Bimbingan dan Konseling. Di sisi lain, tentunya penulis juga dapat menarik kesimpulan bahwa semakin banyaknya layanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan di pondok pesantren, menunjukkan betapa sering dan banyaknya permasalahan kehidupan santri di pondok pesantren. Hal ini dapat dikatakan wajar mengingat tidak hanya ada satu atau dua santri yang tinggal di pesantren, melainkan banyak dengan latar belakang kehidupan, keluarga, suku, dan lingkungan yang berbeda-beda. Setiap siswa mempunyai kebiasaan, ciri dan kebiasaan yang berbeda-beda yang dibawanya masing-masing dari rumahnya. Hal ini merupakan tugas dan tanggung jawab yang sangat berat bagi pengelola pesantren, mengingat para santri dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda harus tinggal bersama dalam satu tempat bernama pesantren. Di sisi lain, pengelola pesantren juga harus bisa menjamin keamanan dan kenyamanan santrinya dari berbagai aspek, termasuk aspek psikologis.