Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Hubungan Balok Kolom Beton Bertulang pada Proyek Pembangunan Gedung Laboratorium Biologi UNESA Ketintang Kota Surabaya Wardana, Zahra Ramadhani; Asyari, Saidatul Alfena Putri; Kartini, Wahyu
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 7 No 2 (2023): Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jrsl.v7i2.38019

Abstract

Frequent structural failures begin with failures in the beam-column connection area. The beam-column connection, especially in the interior, is the most critical part of a reinforced concrete frame structure, so it must be carefully designed to maintain ductile behavior with inelastic response during strong earthquakes. Although Surabaya is not a region with a high earthquake risk, building planning must still take into account that it is resistant to earthquakes. This study was conducted to ascertain whether the requirements of strong column - weak beam and shear strength have been met or not in the column-beam relationship in the UNESA Ketintang Biology Laboratory Building. The goal of this study is to examine the structure's reinforced concrete column-beam interaction. In this study, the analysis was carried out at the interior column beam meeting, with the calculations carried out referring to SNI 2847-2019. The analysis results obtained the value of the factored shear strength (Vu) of 1560.97 kN is smaller than the nominal shear force (Vn) of 1935.87 kN. Then, for the analysis results for strong column weak beam, 867.40 kNm for column bending capacity (Mnc) is greater than 1.2 times the beam bending capacity (Mnb) which is 676.57 kNm. Keywords: shear force, column-beam relationship, interior, joint, strong column-weak beam. Kegagalan struktur yang sering terjadi bermula pada kegagalan di area hubungan balok kolom (HBK). HBK terutama pada bagian interior merupakan bagian paling kritis pada suatu struktur rangka beton bertulang, sehingga harus didesain dengan teliti agar tetap berperilaku daktail dengan respon inelastik pada saat terjadi gempa kuat. Meskipun Surabaya bukan termasuk wilayah dengan resiko gempa tinggi, namun perencanaan gedung tetap harus memperhitungkan agar tahan terhadap gempa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan balok kolom pada Gedung Laboratorium Biologi UNESA Ketintang sudah memenuhi konsep strong column weak beam dan persyaratan kuat geser atau sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan balok kolom beton bertulang pada gedung tersebut. Pada penelitian ini analisa dilakukan pada pertemuan balok kolom interior dengan perhitungan yang dilakukan mengacu pada SNI 2847-2019. Hasil analisa didapat nilai kuat geser terfaktor (Vu) sebesar 1560,97 kN lebih kecil dari gaya geser nominal (Vn) sebesar 1935,87 kN. Lalu, untuk hasil analisa untuk strong column weak beam didapat hasil 867,40 kNm untuk kapasitas lentur kolom (Mnc) lebih besar dari 1,2 kali kapasitas lentur balok (Mnb) yaitu 676,57 kNm. Kata kunci: gaya geser, hubungan balok kolom, interior, joint, kolom kuat-balok lemah
Analisis Percepatan Proyek Menggunakan Metode Fast Track dan Metode Crashing Pada Proyek Pembangunan Gedung Bertingkat Wardana, Zahra Ramadhani; Putra, I Nyoman Dita Pahang
CIVED Vol. 10 No. 2 (2023): June 2023
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/cived.v10i2.405

Abstract

Terlambatnya suatu pekerjaan dalam proyek konstruksi dapat berdampak pada keterlambatan proyek secara keseluruhan. Penelitian ini mengambil studi kasus pada Proyek Pembangunan Gedung Laboratorium Biologi UNESA Kampus Ketintang yang direncanakan berjalan selama 180 hari kalender atau 26 minggu. Pada minggu ke-18, mulai terlihat progress proyek mengalami keterlambatan sebesar 6,40% dengan sisa waktu pelaksanaan proyek 8 minggu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis waktu pelaksanaan proyek agar dapat lebih cepat dari target waktu rencana awal. Analisis percepatan pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua metode. Analisis pada tahap pertama, dilakukan menggunakan metode fast track. Setelah dilakukan analisis, waktu proyek awal yang semula 213 hari dapat tereduksi menjadi 191 hari. Biaya total proyek berkurang menjadi Rp. 13.184.966.600,00 (turun 1,55% dari total biaya proyek awal). Analisis percepatan tahap dua dilakukan untuk mengejar target waktu penyelesain proyek. Setelah dilakukan percepatan tahap kedua menggunakan metode crashing penambahan jam kerja (lembur) selama 3 jam, waktu proyek setelah percepatan yaitu 191 hari dapat tereduksi lagi menjadi 177 hari. Biaya total proyek mengalami penambahan menjadi Rp. 13.184.966.600,00 (naik 0,11% dari biaya total proyek setelah percepatan tahap 1). Sehingga, biaya total proyek yang semula sebesar Rp. 13.392.456.000,00 menjadi Rp. 13.184.966.600,00, terdapat selisih sebesar Rp. 206.334.966,00 (turun 1,54%).