Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMANFAATAN IKAN KACA-KACA MENJADI OLEH-OLEH KHAS DESA WISATA MEAT DI KECAMATAN TAMPAHAN KABUPATEN TOBA Wilson, Jerry; Trisnawaty, Trisnawaty; Firani, Sofi
JURNAL DARMA AGUNG Vol 31 No 6 (2023): DESEMBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung (LPPM_UDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/ojsuda.v31i6.3863

Abstract

Desa Meat yang terletak di kecamatan Tampahan kabupaten Toba, Sumatera Utara, merupakan pusat pembuatan tenun ulos jenis Ragi Hotang. Hampir setiap rumah di desa Meat bertenun hanya sedikit warga desa Meat yang mengolah ikan pora-pora dengan menggorengnya dan memasarkannya sampai keluar kota. Banyaknya habitat hidup ikan kaca-kaca menyebabkan turunnya populasi ikan pora-pora. Para warga yang berada di desa meat dan sekitaran nya tidak bisa mengolah ikan kaca-kaca tersebut karena mempunyai duri yang keras. Dengan alasan inilah penulis meneliti apakah ikan pora-pora dapat diolah dan dijadikan oleh-oleh khas kabupaten toba dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Dan berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, ikan kaca-kaca dapat di olah menjadi keripik dengan standart resep dan procedure yang tepat. Keripik ikan kaca-kaca mempunyai rasa yang gurih dan tekstur yang rapuh. Ikan kaca-kaca ini dapat di konsumsi oleh warga, dan dapat di pasarkan di kabupaten Toba. Bisa sebagai cemilan ataupun oleh-oleh pengunjung, mengingat jenis cemilan ini bisa bertahan lama.
PEMANFAATAN HASIL OLAHAN PANGAN MASYARAKAT MENJADI PRODUK OLEH-OLEH DI DESA BAHBOLON, KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Firani, Sofi
JURNAL DARMA AGUNG Vol 32 No 2 (2024): APRIL
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung (LPPM_UDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/ojsuda.v32i2.4236

Abstract

Sungai Bah bolon merupakan destinasi wisata arung jeram. Alur sungai yang menjadi lokasi kegiatan arung jeram ini merupakan hulu dari Sungai Padang yang mengalir melintasi Kota Tebing Tinggi. Sungai Sei Bah Bolon yang berhulu Di desa wisata Bahbolon dan desa-desa sekitarnya memiliki makanan khas yaitu ayam holat. Holat adalah berasal dari kata kelat, kelat sendiri diambil dari rasa yang ada di dalam bumbu utama yang menggunakan bahan-bahan antara lain kulit kayu tanaman balakka. Berbeda dengan holat yang berasal dari daerah tapanuli tengah yang menggunakan ikan jurung, holat khas desa wisata bahbolon menggunakan ayam sebagai proteinnya. Makanan holat terbilang langka, namun sampai saat ini keberadaan holat masih bisa bertahan. Adanya makanan holat ini di desa wisata Bahbolon dapat menjadi nilai tambah dari ekowisata dan industri rumah tangga sebagai pertanian berbasis pedesaan. Hasil dari penelitian ini adalah ketrampilan masyarakat tetap dipertahankan dan ditingkatkan Kembali khususnya untuk menghasilkan produk makanan yang sehat. Kegiatan wisata desa denai lama semakin bervariasi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Diadakan lebih banyak pelatihan ketrampilan dalam penyajian makanan pada wisatawan.
The Potential of Glass Fish Chips as One of The Developments in The Toba Regency Culinary Tourism Destination Wilson, Jerry; Trisnawaty, Trisnawaty; Firani, Sofi
International Journal of Economics and Management Vol. 2 No. 01 (2024): IEM : International Journal of Economics and Management
Publisher : Cattleya Darmaya Fortuna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54209/iem.v2i01.27

Abstract

Meat Village, located in Tampahan sub-district, Toba regency, North Sumatra, is the center for making ulos weaving type of Ragi Hotang. Almost every house in Meat village is weaving, only a few Meat villagers process fish by frying it and marketing it out of town. The large number of living habitats of glass-glass fish causes a decrease in the population of pora-pora. The residents in the meat village and its surroundings cannot process the glass fish because it has hard thorns. For this reason, the author examines whether pora-pora fish can be processed and used as souvenirs typical of Toba Regency using qualitative research methods. And based on the results of experiments that have been done, glass fish can be processed into chips with the right standard recipes and procedures. Glass fish chips have a savory taste and crumbly texture. This glass fish can be consumed by residents, and can be marketed in Toba district. It can be as a snack or souvenir by visitors, considering that this type of snack can last a long time.