Qomaru Zaman, Akhmad
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MAKNA DAN NILAI YANG TERKANDUNG PADA DESAIN BANGUNAN MASJID MUHAMMAD CHENG HOO DI KECAMATAN PANDAAN KABUPATEN PASURUAN Pangestu, Pri Adi; Qomaru Zaman, Akhmad
Jurnal Kependidikan Vol. 9 No. 1 (2024): Jurnal Kependidikan
Publisher : FKIP Universitas Samawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak macam keragaman di dalamnya. Keragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia mencakup etnis, bahasa, budaya, serta agama. Bangsa Indonesia mempunyai beberapa agama yang telah disahkan oleh pemerintah diantaranya yaitu, Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu. Masjid Cheng Hoo merupakan masjid yang desain atau model bangunannya menyerupai klenteng. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bangunan Masjid Muhammad Cheng Hoo Pasuruan menggunakan desain atau model bangunan dengan perpaduan tiga budaya, yaitu budaya Islam, Jawa, dan Tionghoa. Makna yang terkandung pada desain bangunan Masjid Cheng Hoo Pasuruan diantaranya, Pilar lilin (sebagai sinar cahaya), Warna merah (lambang kebahagiaan, keberuntungan, dan melimpahnya rezeki), Warna emas (simbol kejayaan), Warna hijau (simbol kesuburan), Delapan pilar segitiga (supaya mendapat perlindungan dari Allah SWT), Tiga tingkatan atap (iman, islam. Iqhsan), Mimbar ukiran bunga matahari (sebagai penerang hati dan pikiran), Motif matahari (sebagai sumber kehidupan), Bentuk Bintang pada kayu candela (sebagai logo islam). Nilai yang terdapat atau terkandung pada desain bangunan Masjid Muhammad Cheng Hoo Pasuruan ini adalah Nilai Agama, Nilai Sosial, Nilai Ekonomi, dan Nilai Budaya.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI RUWATAN MASSAL DI DESA MLANDANGAN KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK : PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI RUWATAN MASSAL DI DESA MLANDANGAN KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK Ardhianto, Rizki; Qomaru Zaman, Akhmad
Jurnal Kependidikan Vol. 9 No. 1 (2024): Jurnal Kependidikan
Publisher : FKIP Universitas Samawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui Persepsi Masyarakat terhadap Tradisi Ruwatan Massal di desa Mlandangan Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk. Ruwatan adalah salah satu tradisi budaya yang telah lama ada, tradisi peninggalan nenek moyang sejak zaman dahulu. Tradisi Ruwatan ini scara turun temurun dilestarikan oleh para masyarakat dengan berbagai tujuan dan pandangan masyarakat Jawa pada umumnya. Budaya dan tradisi sudah mendarah daging di dalam masyarakat di manapun berada, khususnya di dalam masyarakat Jawa. Sehingga ketika budaya dan tradisi sudah terakomodasi didalam agama, ajaran agama tersebut juga akhirnya muncul  sebagai hal yang mendarah daging di dalam mayoritas masyarakat, secara turun temurun dilestarikan oleh para masyarakat dengan berbagai tujuan dan pandangan masyarakat Jawa pada umumnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis kualitatif dengan mekanisme reduksi data, penyajian data dan Verifikasi. Subjek penelitian adalah tokoh Agama, tokoh Adat, dan Masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan Tradisi ruwatan merupakan sebuah tradisi pada zaman dahulu sebelum adanya agama yang bertujuan untuk membuang sengkala dalam hidupnya dilakukan secara turun-temurun oleh orang yang mempercayai dan mendukungnya. Tradisi ruwatan ini hukumnya wajib dilakukan untuk orang orang yang benar-benar mempercayai bahwa setelah diruwat kesialan dalam hidupnya akan hilang dan keberuntungan akan datang. Nilai yang terkandung dalam tradisi ruwatan massal ini adalah Nilai Budaya dan Nilai Ekonomi. Persepsi masyarakat terhadap tradisi ruwatan massal menunjukkan didalam masyarakat terdapat pro dan kontra mengenai tradisi, termasuk tradisi ruwatan. Banyak yang masih mempercayai tradisi ruwatan ini dan banyak juga yang tidak mempercayai tradisi ini. Karena sebagian masyarakat ada yang menganggap bahwa tradisi ruwatan itu adalah musyrik dan tidak boleh dilakukan karena sama saja meminta pertolongan kepada selain Tuhan.           Kata Kunci: Ruwatan, nilai, persepsi       Abstract This study aims to find out the Public Perception of the Mass Ruwatan Tradition in Mlandangan village, Pace District, Nganjuk Regency. Ruwatan is one of the long-standing cultural traditions, a tradition left over from ancient times. This Ruwatan tradition has been preserved by the community for generations with various goals and views of Javanese society in general. Culture and tradition are ingrained in society everywhere, especially in Javanese society. So that when culture and tradition have been accommodated in religion, the teachings of the religion also finally appear as ingrained in the majority of society, for generations preserved by the people with various goals and views of Javanese society in general. This research uses a qualitative approach. Data collection techniques use interviews, observations, and documentation. Data analysis uses qualitative analysis with data reduction mechanisms, data presentation and verification. The subjects of the research are religious leaders, traditional leaders, and communities. The results of the study show that the ruwatan tradition is a tradition in ancient times before the existence of religion that aims to get rid of sengkala in their lives carried out from generation to generation by people who believe in and support it. This tradition of ruwatan is mandatory for people who truly believe that after being ruwat, bad luck in their lives will disappear and good luck will come. The values contained in this mass ruwatan tradition are Cultural Values and Economic Values. The public's perception of the mass ruwatan tradition shows that in the community there are pros and cons regarding traditions, including the ruwatan tradition. Many still believe in this tradition of ruwatan and many do not believe in this tradition. Because some people think that the tradition of ruwatan is polytheistic and should not be done because it is the same as asking for help from someone other than God.    
IMPLEMENTASI MEDIA QR-UNO MATH BERBASIS CULTURALLY RESPONSIVE TEACHING (CRT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN DATAR PESERTA DIDIK KELAS IV UPT SD NEGERI 145 GRESIK Kartika Putri, Tegar Hajar; Arliansah, Ramadhan; Aeni, Ridhotul; Indah Lovita, Tri; Muthmainah, Sajiyah; Fatiya Rosyidah, Siti; Qomaru Zaman, Akhmad; Chomsiyah, Siti
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 02 (2025): Volume 10 No. 02 Juni 2025 In Press
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i02.24538

Abstract

Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui media QR-Uno Math berbasis Culturally Responsive Teaching (CRT) pada materi bangun datar kelas IV UPT SDN 145 Gresik. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan Mc Taggart yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan observasi, serta refleksi. Subjek penelitian adalah 22 peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi dengan instrumen rubrik serta lembar observasi keaktifan belajar. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar dari 18% pada pra siklus, menjadi 54% pada siklus I, dan 86% pada siklus II setelah perbaikan media. Temuan ini membuktikan bahwa media QR-Uno Math berbasis CRT efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.