Fokus tulisan ini menjelaskan tentang awam politis dan tugas kritis-profetis. Politik merupakan bidang yang fundamental dalam kehidupan bernegara. Politik merupakan kunci sukses peletakan landasan bagi persyaratan tercapainya pengembangan martabat pribadi manusia melalui berbagai struktur pemenuhan fasilitas kehidupan umum. Bidang politik bisa menjadi sarana Gereja mewujudkan imannya di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Antara Gereja dan politik tidak ada kaitannya secara langsung namun begitu juga politik bukan suatu bidang yang harus dijauhi. Justru iman mempunyai dimensi politik. Keterlibatan Gereja dalam bidang politik adalah bagian integral dari tugas profetisnya di dunia. Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan, menganalisis dan mengetahui bentuk dialog Gereja dan kaum awam dalam bidang politik. Penulis menggunakan metodologi analisis fenomenologis. Jenis penelitian yang digunakan ialah metode penelitian kualitatif, yaitu: pembacaan kritis atas teks dan pengamatan. Adapun temuan dalam penelitian ini, bahwa Gereja terlibat dalam politik harus dimengerti bukan sebagai institusi. Gereja sebagai institusi tidak terlibat politik praktis yang seringkali dimengerti sebagai kekuasaan dan keterikatan pada suatu partai politik. Gereja tidak berkompetisi dalam bidang politik prakti. Keterlibatan Gereja dalam bidang politik hanya sejauh menyampaikan penilaian morilnya, juga tentang hal-hal yang menyangkut tata politik. Jika dikatakan Gereja terlibat dalam politik harus dimengerti secara luas. Kaum awamlah yang terlibat dalam politik praktis.