Tulisan ini menjawab permasalahan tentang peranan Syekh Arsyad di nagari Batuhampar dalam mengembangkan tarekat Naqsabandiyah dari tahun 1889-1924. Penelitian ini berisi asal mula tarekat Naqsyabandiyah di nagari Batuhampar oleh Syekh Abdurrahman dan kemudian dikembangkan oleh anaknya Syekh Arsyad. Penelitian ini dianggap penting agar pembaca mengetahui kejayaan nagari Batuhampar di bidang pendidikan agama islam khususnya tarekat Naqsyabandiyah memlalui tokoh ulama di Batuhampar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah. Penulis akan mencari sumber yang berkaitan dengan penelitian ini. Sumber yang didapatkan berasal dari naskah-naskah peninggalan Syekh Arsyad, kemudian hasil wawancara dari keturunan Syekh Arsyad dan seorang penggiat literasi ulama di Minangkabau dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini. Selanjutnya penulis akan mengkritik dan mengiinterpretasi sumber. Kemudian akan ditulis dalam bentuk skripsi pada tahap ini dinamakan historiografi. Dari hasil penelitian ini akan ditemukan yakni: 1) Tarekat Naqsyabandiyah diperkenalkan oleh ulama dari Batuhampar bernama Syekh Abdurrahman; 2) Surau Batuhampar sangat berperan penting dalam mengembangkan Tarekat Nasabandiyah pada masa itu; 3) Syekh Arsyad juga melakukan perjalanan ziarah, yang kemudian ia tuangkan dalam sebuah naskah bertuliskan Arab Melayu. Selain itu Syekh Arsyad juga mendapatkan ijazah tarekat dari ayahnya dan diangkat menjadi Mursyid sekaligus menggantikan Syekh Abdurrahman memimpin Surau Batuhampar 4) Syekh Arsyad memimpin Surau dan Tarekat Naqsabandiyah di Batuhampar hingga berkembang pesat, bahkan para pesuluk ataupun pelajar yang datang menimba ilmu agama bisa mencapai ribuan orang.