Endri Sanopaka
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Budaya Masyarakat Desa Pesisir Sebagai Cabaran dalam Pemerkasaan Masyarakat Desa di Kepulauan Riau ENDRI SANOPAKA
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Publisher : STISIPOL Raja Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56552/jisipol.v1i1.3

Abstract

Masyarakat pesisir di Provinsi Kepulauan Riau sebagian besar adalah merupakan orang melayu.Orang melayu dianggap tidak berhasil didalam pelaksanaan pembangunan di desa pesisir.lanya bisa dilihat dari tidak berubahnya tampilan desa meskipun berbagai macam program pemberdayaan masyarakat desa telah diberikan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Salah satu penyebabnya adalah adanya keterkaitan orang melayu atas kebiasaan buruk hidupnya sehari-hari yang telah diwariskan secara turun temurun.Orang melayu di Kepulauan Riau dapat dibutakan hidup dipersekitaran yang masuk kategori zona nyaman dengan tantangan alam yang tidak berarti.Pemerintah sering memberikan bantuan kepada masyarakat desa pesisir dalam bentuk program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup ekonomi keluarga ataupun meningkatkan kualitas hidup mereka. Persoalan penelitian ini adalah apakah budaya masyarakat desa pesisir merupakan tantangan dalam pemberdayaan masyarakat di Provinsi Kepulauan Riau ?Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan budaya masyarakat desa pesisir sejalan dengan pandangan budaya nasional yang di kaji oleh Hofstede.Ulasan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui pengamatan lapangan serta wawancara mendalam dan studi secara literature. Berdasar temuan di lapangan berdasarkan hasil penelitian dari Hofstede tentang budaya nasional yang ada di situs web miliknya dengan mengacu perbandingan atas enam dimensi budaya dari Malaysia dan Indonesia yang memiliki kesamaan budaya telah dilaksanakan. Dari hasil analisis data diperoleh hasil penelitian bahwa budaya masyarakat desa pesisir memiliki kesesuaian dengan enam dimensi budaya yang telah dikaji oleh Hofstede yang terdiri dari Power Distance,Individualisme, masculinity, Uncertainty Avoidance, Long Term Orientation Indulgence.Dengan demikian maka tantangan didalam melaksanakan program-program pemberdayaan masyarakat desa pesisir akan lebih banyak dihadapkan kepada persoalan budaya. Jadi dalam perencanaan dan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat di daerah pesisir faktor budaya adalah satu elemen yang sangat penting untuk turut menyumbang bagi menjayakan sesebuah program yang diinginkan
Evaluasi Pembangunan Pelabuhan Pulau Dompak oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Tanjungpinang ENDRI SANOPAKA; NURBAITI USMAN SIAM; Theresia Loly Trionika
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. 3 No. 1 (2021): Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Publisher : STISIPOL Raja Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56552/jisipol.v3i1.62

Abstract

As one of the provinces with archipelagic characteristics, the development of ports in the Riau Islands Province (Kepri) is the focus of attention in supporting inter-island connectivity. Dompak Port is a port that was built through a budget from the central government at the suggestion of the Riau Islands provincial government. According to the hierarchy, the Dompak port is a regional feeder port and in future development plans it will become a collecting port according to the Tanjungpinang City Sea Port Master Plan (RIP), Riau Islands Province. Dompak Port will provide many benefits for the regional shipping flow of the Riau Islands Province in general. Since it was built in 2009 until the sixth phase (out of the seven planned stages), the Dompak port has not been operational and has even resulted in legal issues and was temporarily suspended. The purpose of this study was to evaluate and find the factors that caused the cessation of the implementation of the Dompak Island port development. This type of research is an evaluative research with a qualitative approach. Informants in this study were employees of the Port Authority Office and Class II Tanjungpinang Port Authority. The data used in this study are primary data and secondary data, with data collection techniques in the form of observation and interviews. Data analysis was carried out by qualitative analysis. The results of this study found that the construction of the Dompak Island port was not in accordance with what was planned by the government because this Dompak port should have been completed and operationalized in 2015. There are factors that become obstacles in the construction of the Dompak Island port which has been built by the Harbormaster Office and the Authority. Tanjungpinang Class II Port, the land grant belonging to the Riau Islands Province government has not yet been completed as the proposing party to the Directorate General of Sea Transportation of the Ministry of Transportation through the Office of Harbormaster and Class II Tanjungpinang Port Authority.