Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

STRATEGI DISKOMINFO PROVINSI BANTEN SEBAGAI PPID UTAMA DALAM MENINGKATKAN PENYEBARLUASAN INFORMASI PUBLIK Ayu Nur’aqilah Fadhilah; Nina Yuliana
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 2 No. 6 (2023): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v2i6.1118

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lebih dalam mengenai upaya dan hambatan Diskominfo Provinsi Banten sebagai PPID Utama dalam meningkatkan penyebarluasan informasi publik oleh PPID Pelaksana agar badan publik mencapai kategori informatif. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yang memberikan gambaran mendalam mengenai aspek strategis dan taktis tentang bagaimana Diskominfo Provinsi Banten, yang berfungsi sebagai Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) utama, berpartisipasi dalam meningkatkan akses masyarakat dan penyebaran informasi publik. Teknik utama pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara yang memberikan kesempatan untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang perspektif dan pengalaman responden terkait dengan strategi yang dilakukan oleh Diskominfo Provinsi Banten sebagai PPID Utama dalam meningkatkan penyebarluasan informasi publik. Diskominfo Provinsi Banten telah mengimplementasikan strategi yang terencana, berkelanjutan, dan terus-menerus untuk meningkatkan keterbukaan informasi publik di tingkat Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Dengan langkah-langkah ini, Diskominfo Provinsi Banten berusaha menciptakan lingkungan yang mendukung keterbukaan, partisipasi publik, dan akuntabilitas, yang pada akhirnya dapat meningkatkan penilaian Keterbukaan Informasi atas OPD sehingga dapat mendapatkan predikat sebagai Badan Publik Informatif. Perlu ada upaya untuk mengatasi kekurangan sumber daya manusia dan meningkatkan keterampilan serta keahlian dalam mengelola konten informasi publik. Prioritas dan alokasi sumber daya yang lebih baik, pelatihan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi, dan penugasan yang lebih jelas terkait manajemen konten dapat membantu mengatasi hambatan-hambatan ini.