Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PERAN GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) BENUA CEMERLANG DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TANI DI DESA PAYABENUA KECAMATAN MENDO BARAT KABUPATEN BANGKA Esa Affiyah Fitri; Fitri Ramdhani Harahap; Michael Jeffri Sinabutar
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 2 No. 10 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v2i10.1843

Abstract

Pemberdayaan merupakan upaya untuk dapat meningkatkan harkat martabat masyarakat miskin dan kondisi yang harus di cari solusi untuk mengatasinnya. Dilihat dengan potensi pertanian di indonesia yang sangta besar. Peran kelompok dalam masyarakat sebagai wadah aspirasi masyarakat tani dalam menyampaikan permasalahannya juga sangat berperan penting. Dengan adannya pemberdayaan petani melalui kelompok bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pada petani.Studi ini bertujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran Gapoktan Benua Cemerlang dalam pemberdayaan masyarakat tani di desa payabenua kecamatan mendo barat. Dikarenakan peran dari Gapoktan Benua Cemerlang sebagai kelompok yang mempunyai peran penting dalam membantu perekonomian masyarakat khususnya pertanian, yang Sebagian besar penduduk desa payabenua bekerja pada sektor pertanian. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan wawancara mendalam dengan 5 orang informan dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran Gapoktan Benua Cemerlang masyarakakat tani lebih terarah dan sarana fasilitas yang di sediakan Gapoktan Benua Cemerlang membantu masyarakat petani dalam menjalankan aktifitas nya. Serta bentuk program pemberdayaan yang di lakukan Gapoktan sebagai upaya meningkatkan kembali semangat petani, walaupun belum maksimal namun Gapoktan berupaya dalam meningkatkan partisipasi masyarakat tani. Dan di analisis menggunakan teori Actor oleh Cook dan Macauley mengacu kepada pemberdayaan dari masyarakat yang mana peran kelompok, pemerintah serta masyarakat sebagai aktornnya. Sehingga penelitian ini di temukan bagaimana strategi pemberdayaan dalam kelompok melalui peran Gapoktan Benua Cemerlang yang ada di desa Payabenua Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka.
VOLUNTARISME SEBAGAI GERAKAN SOSIAL KOMUNITAS PEDULI PENDIDIKAN (STUDI PADA KOMUNITAS HELP OUR PUPIL’S EDUCATION BANGKA BELITUNG Deska Vera Novelia; Iskandar Zulkarnain; Michael Jeffri Sinabutar
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 4 No. 8 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v4i8.5127

Abstract

Kekerasan disekolah merupakan bagian dari permasalahan pendidikan yang tidak dapat dibiarkan, dan masih sering terjadi disekolah-sekolah. Kondisi ini tidak dapat dibiarkan karena jika dibiarkan aksi kekerasan akan berlanjut dimasa yang akan datang. Hal ini lah yang kemudian menginisiasi dibentuknya gerakan sosial peduli pendidikan oleh komunitas Help Our Pupil’s Education Bangka Belitung. Penelitian ini bertujuan menggambarkan gerakan Komunitas dalam memobilisasi sumberdaya untuk menjaga voluntarisme anggotanya, serta menganalisis dampak sosial dari kegiatan komunitas ini bagi mitra kerja dan volunteer yang tergabung dalam komunitas. Teori mobilisasi sumberdaya oleh Anthony Oberschall digunakan untuk menganalisis persoalan ini. Metode penelitian yang digunakan ialah jenis penelitian kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa komunitas ini pertama bergerak untuk menjaga voluntarisme anggotanya melalui organisasi gerakan sosialnya, yang mengedepankan nilai kekeluargaan dan kesukarelaan, dan dalam pergerakannya dikendalikan oleh pemimpin dengan model kepemimpinan situasional. Kemudian komunitas juga memanfaatkan sumberdaya internal dan eksternal yang ada disekelilingnya untuk dimobilisasi guna mendukung proses pengembangan gerakan sosial. Sumberdaya yang dimobilisasi ada lima, yaitu sumberdaya moral, sumberdaya kultural, sumberdaya organisasi sosial, sumberdaya manusia dan sumberdaya material. Dalam suatu pergerakan pastinya terdapat perubahan yang menjadi dampak dari kegiatannya. Yang pertama, masih berlangsungnya aktifitas kegiatan yang diusung komunitas pada mitra kerjanya. Kedua, terkait dengan partisipasi pemuda Bangka untuk terlibat sebagai relawan dalam komunitas, lalu menciptakan simpul jaringan baru melalui terbentuknya gerakan sosial berbasis kesukarelaan yang diinisiasi oleh relawan dari komunitas Help Our Pupil’s Education Bangka Belitung, seperti Becak Babel dan komunitas Generasi Bangka Mengabdi. Hal ini juga memberikan peluang dimasyarakat terutama bagi pemuda Bangka untuk ikut serta dalam aktivitas komunitas-komunitas kesukarelaan.
STRATEGI BERTAHAN PENGRAJIN KAIN CUAL BANGKA DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSINYA DI ERA MODERN Safitri, Yaya; Fitri Ramdhani Harahap; Michael Jeffri Sinabutar
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 4 No. 8 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v4i8.5131

Abstract

Abstrak Penelitian ini mengenai strategi bertahan pengrajin kain Cual Bangka dalam mempertahankan eksistensinya di era modern. Pengrajin kain Cual Bangka yaitu Cual Ishadi dan Cual Maslina di Kota Pangkalpinang merupakan dua pengrajin yang masih bertahan eksistensinya sampai era modern sekarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji lebih dalam mengenai strategi bertahan pengrajin kain Cual Bangka dalam mempertahankan eksistensinya di era modern. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana bentuk-bentuk hasil strategi bertahan yang dilakukan oleh pengrajin kain Cual Bangka Cual Ishadi dan Cual Maslina sehingga dalam proses mempertahankan tempat usahanya dapat berjalan optimal sesuai dengan tujuan pengrajin kain Cual Bangka. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan metode kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian dilakukan di dua tempat, pertama Cual Ishadi dan kedua Cual Maslina di Kota Pangkalpinang. Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling melalui 4 informan yaitu, pengrajin Cual Ishadi, pengrajin Cual Maslina, Dinas Pariwisata Kota Pangkalpinang, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pangkalpinang. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk menganalisis penelitian ini digunakan teori Survival Strategy dari Edi Suharto yang memiliki konsep aktif, pasif dan jaringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk strategi bertahan pengrajin kain Cual Bangka dalam mempertahankan eksistensinya di era modern adalah dengan cara inovasi produk, strategi harga, dan strategi pemasaran. Selain itu faktor pendukung strategi bertahan pengrajin kain Cual Bangka dalam mempertahankan eksistensi di era modern adalah dukungan keluarga, dukungan pemerintah dan dukungan kelompok. Lalu faktor penghambat strategi bertahan pengrajin kain Cual Bangka dalam mempertahankan eksistensinya di era modern adalah persaingan produksi, regenerasi pengrajin kain cual, dan proses produksi. Kata Kunci : Strategi;Pengrajin;Kain Cual;Modern
STIGMA NEGATIF TERHADAP MASYARAKAT PENDATANG DARI TULUNG SELAPAN DI SUKADAMAI KELURAHAN TANJUNG KETAPANG (STUDI TERHADAP INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT) Tiani, Anis Marta; Fitri Ramdhani Harahap; Michael Jeffri Sinabutar
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 4 No. 8 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v4i8.5132

Abstract

Abstrak Masyarakat Sukadamai Kelurahan Tanjung Ketapang merupakan masyarakat yang majemuk terdiri dari beberapa suku seperti Melayu, Bugis, Jawa dan Batak. Masing-masing suku tentunya memiliki kebudayaan serta kebiasaan yang berbeda dengan yang lainnya. Keberagaman di Kelurahan Tanjung Ketapang disebabkan oleh tingginya migrasi penduduk dari luar daerah. Salah satunya yakni masyarakat dari Tulung Selalan yang datang ke Sukadamai Kelurahan Tanjung Ketapang dan bermukim di sepanjang Pantai di Sukadamai. Perbedaan kebudayaan dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari antara masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal Sukadamai dapat menyebabkan munculnya stigma negatif yang akan berpengaruh pada proses sosial di lingkungan masyarakat Sukadamai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis stigma negatif terhadap pendatang dari Tulung selapan dan menganalisis dampak stigma negatif terhadap proses sosial di masyarakat Sukadamai. Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan teori interaksionisme simbolik dari Herbert Blumer sebagai pisau analisis. Lokasi penelitian ini terletak di Sukadamai Kelurahan Tanjung Ketapang. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder yang di peroleh dari teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan stigma negatif yang diterima masyarakat pendatang dari Tulung selapan berupa prasangka, diskriminasi, dan stereotip. Adapun dampak dari stigma negatif terhadap proses sosial di masyarakat Sukadamai menyebabkan interaksi yang terjadi antara pendatang dengan masyarakat lokal mengarah pada bentuk interaksi disosiatif yang menyebabkan persaingan dan konflik antara masyarakat pendatang dari Tulung selapan dengan masyarakat lokal Sukadamai Kelurahan Tanjung Ketapang. Kata Kunci: Stigma Negatif; Interaksi Sosial; Masyarakat Pendatang; Masyarakat Lokal
NEGOSIASI IDENTITAS TIONGHOA MUSLIM DALAM RELASI SOSIAL (STUDI PADA KOMUNITAS PITI PANGKALPINANG) Sieanta Pratama; Iskandar Zulkarnain; Michael Jeffri Sinabutar
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 4 No. 8 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v4i8.5164

Abstract

Permasalahan pengakuan identitas Tionghoa Muslim pada komunitas Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) menjadi latar belakang negosiasi perjuangan untuk pengakuan. Pada satu sisi, Tionghoa Muslim terikat dengan budaya Tionghoa dan di sisi lain dengan ajaran Islam. Tionghoa Muslim menghadapi diskriminasi dan melakukan negosiasi identitas agar dapat diterima dalam komunitas Tionghoa. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana proses negosiasi identitas Tionghoa Muslim dan respon apa saja yang diterima oleh Tionghoa Muslim. Adapun teori yang digunakan adalah perjuangan untuk pengakuan dari Axel Honneth, dan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menemukan dua hal penting. Pertama, yang melatarbelakangi negosiasi Tionghoa Muslim adalah pemahaman akan diskriminasi atas identitas pribadi yang dimiliki, sehingga negosiasi tersebut dilakukan dalam ruang-ruang negosiasi fleksibel maupun mutlak. Negosiasi identitas selalu berhasil dengan memperhatikan level-level penerimaan yang memerlukan waktu tertentu. Kedua, keberhasilan ini diklasifikasikan berdasarkan tiga wilayah pengakuan menurut Axel Honneth: pengakuan cinta, pengakuan hukum, dan pengakuan solidaritas. Tionghoa Muslim di komunitas Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) memandang bahwa pengakuan cinta adalah kunci untuk memperoleh dua pengakuan lainnya dengan lebih mudah. Dengan berhasilnya negosiasi identitas, Tionghoa Muslim mendapatkan kembali kebebasan penuh untuk memperoleh afeksi, hak otonomi dalam beribadah, dan hak untuk menunjukkan keunikan diri serta kontribusi mereka dalam masyarakat. Penelitian ini memberikan kontribusi teoretis dalam pemahaman tentang negosiasi identitas Tionghoa Muslim dan manfaat praktis bagi masyarakat umum dan pemerintah dalam upaya membina lingkungan masyarakat yang harmonis.
ALIH FUNGSI LAHAN PASCA TAMBANG MENJADI DESTINASI WISATA DANAU PADING DI DESA PERLANG KECAMATAN LUBUK BESAR KABUPATEN BANGKA TENGAH Rahayu, Sri; Fitri Ramdhani Harahap; Michael Jeffri Sinabutar
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 4 No. 8 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v4i8.5229

Abstract

Abstrak Danau Pading sebelumnya merupakan kawasan lahan pasca tambang lalu beralih fungsi lahan menjadi destinasi wisata. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pelintar sebagai pengelola destinasi wisata Danau Pading sekaligus sebagai agen yang paling utama dalam alih fungsi lahan pasca tambang menjadi destinasi wisata Danau Pading. Pada alih fungsi lahan pasca tambang menjadi destinasi wisata Danau Pading ini tentunya terdapat halang rintang yang menjadi penghambat serta dukungan yang menjadi peluang pada alih fungsi lahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana alih fungsi lahan pasca tambang menjadi destinasi wisata Danau Pading. Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan Teori Strukturasi dari tokoh Anthonny Giddens dalam mengkaji lebih memfokuskan hubungan agen-struktur yang mempunyai hubungan timbal balik serta saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan bersama. Dengan data primer dan sekunder sebagai sumber data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga agen yang terlibat yaitu Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS), Pemerintah Desa Perlang dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Tengah. Agen yang perannya paling signifikan ialah Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS). Sedangkan agen yang lain merupakan mitra kerjasama dalam alih fungsi lahan pasca tambang menjadi destinasi wisata Danau Pading. Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) mengambil peran sebagai pengelola destinasi wisata Danau Pading, sedangkan mitra lainnya memberikan fasilitas pengembangan wisata lewat penyuluhan, promosi, bantuan dan pengurusan legitimasi hukum yang dibutuhkan dalam pembentukan daerah wisata baru. Kata Kunci: Alih Fungsi Lahan; Reklamasi; Pengembangan Pariwisata; POKDARWIS
MODAL SOSIAL PEDAGANG KAKI LIMA (PKL): Studi Kasus pada Event Toboali City On Fire di Kepulauan Bangka Belitung Syarifah Risma Permatasari; Michael Jeffri Sinabutar
Saskara : Indonesian Journal of Society Studies Vol 2 No 2 (2022): Saskara: Indonesian Journal of Society Studies Vol.02 No.02 2022
Publisher : Sociology Study Program, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/Saskara.022.02

Abstract

This research was conducted on 25 July-28 July 2019. The research location was in Toboali, South Bangka, Bangka Belitung Islands at an event held, namely Toboali City On Fire. This study aims to see: 1). Norms as social capital as business development among street vendors, 2). Forms of Trust among street vendors, 3). Benefits of social capital among street vendors to increase the economy. This study uses descriptive qualitative, so in this study the researchers investigated and directly with street vendors and in data collection the researchers also used the accidental sampling method, which the determination of the sample based on chance, that is, anyone who happens to meet the researcher can be used as a sample, if it is considered to be met is suitable as a source of data Based on research, using Coleman's theory, this concept seeks to explain that social capital is the ability of society to achieve common goals within various groups and organizations. (Fukuyama, 1995). With this we know that there is social capital that occurs in the ties of street vendors based on social norms and beliefs, such as they make mutually agreed upon rules so that their business runs smoothly.