Abstrak Gagal jantung adalah penyebab utama rawat inap di dunia. Pasien yang dirawat di rumah sakit dengan gagal jantung dekompensasi akut (ADHF) menghadapi risiko besar kematian di rumah sakit dan mengalami rawat inap kembali. Kami di sini melaporkan kasus gagal jantung dekompensasi akut yang disertai dengan sindrom koroner akut. Seorang pasien laki-laki berusia 80 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak napas, nyeri dada dan bengkak pada kedua kaki. Pasien memiliki riwayat rawat inap karena penyakit jantung 6 bulan yang lalu. Saat ini pasien mengkonsumsi obat-obatan furosemide 1x40 mg, aspilet 1x80 mg, spironolactone 1x25 mg, bisoprolol 1x2.5 mg, uperio 2x50 mg. Pasien juga mempunyai riwayat diabetes melitus sejak 3 tahun dengan pengobatan insulin reyzodeg 2x10 unit. Pemeriksaan fisik ditemukan batas jantung yang melebar mengesankan kardiomegali, suara ronki di kedua lapang paru dan pitting edema pada pemeriksaan kedua kaki pasien.EKG menunjukkan adanya gambaran infark lama pada jantung di bagian anterior ekstensif. Rontgen dada menunjukkan adanya pembesaran jantung disertai dengan edema paru. Pasien diberikan terapi oksigen nasal kanul 4 liter per menit, aspilet 80 mg, clopidogrel 75 mg,v-blok 3,125 mg, atorvastatin 20 mg, furosemid 20 mg, candesartan 8 mg. Penatalaksanaan penyakit gagal jantung dekompensasi akut disertai dengan adanya komorbid DM harus dikelola sesuai dengan rencana perawatan dan pengobatan yang baik untuk menghindari pasien berada di kondisi yang lebih parah. Kata kunci: Gagal Jantung, Diabetes Mellitus