Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Formulasi Sabun Cair Antibakteri Dari Kombinasi Ekstrak Daun Sirih Merah Dan Ekstrak Kulit Lidah Buaya Indrawati, Teti; Muhammad, Alfianur Azmi
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pji.2022.007.02.4

Abstract

Daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) dan kulit lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm.f.) mempunyai manfaat sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitan ini adalah optimasi formula sabun cair kombinasi ekstrak daun sirih merah dan ekstrak kulit lidah buaya sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Penelitian ini dibuat dengan cara ekstrak daun sirih merah dan kulit lidah buaya dimaserasi dengan etanol 96% dan dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 50°C. Pengujian antibakteri dilakukan terhadap bakteri Staphylococcus aureus menggunakan metode difusi sumuran. Kombinasi ekstrak daun sirih merah dan kulit lidah buaya dibuat dalam 3 perbandingan yaitu 2,5% : 7,5%, 10% : 0%, 0% : 10%. Pembuatan sabun cair antibakteri dibuat dengan metode saponifikasi. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi optimum ekstrak daun sirih merah dan kulit lidah buaya dihasilkan pada perbandingan 2,5% : 7,5% dengan aktivitas antibakteri kategori kuat sebesar 19,23 mm. Kombinasi optimum ekstrak daun sirih merah dan kulit lidah buaya 2,5% : 7,5% dapat dibuat sediaan sabun cair antibakteri yang berwarna hijau kecoklatan, pH 8, kadar alkali bebas 0,13%, bobot jenis 1,09 g/mL, stabilitas busa 87%, viskositas 160 cP, rheologi termasuk pseudoplastis tiksotropi, dan memiliki aktivitas antibakteri yang optimum dengan kategori sangat kuat sebesar 26,6 mm
Formulasi Sabun Cair Antibakteri Dari Kombinasi Ekstrak Daun Sirih Merah Dan Ekstrak Kulit Lidah Buaya Indrawati, Teti; Muhammad, Alfianur Azmi
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pji.2022.007.02.4

Abstract

Daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) dan kulit lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm.f.) mempunyai manfaat sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitan ini adalah optimasi formula sabun cair kombinasi ekstrak daun sirih merah dan ekstrak kulit lidah buaya sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Penelitian ini dibuat dengan cara ekstrak daun sirih merah dan kulit lidah buaya dimaserasi dengan etanol 96% dan dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 50°C. Pengujian antibakteri dilakukan terhadap bakteri Staphylococcus aureus menggunakan metode difusi sumuran. Kombinasi ekstrak daun sirih merah dan kulit lidah buaya dibuat dalam 3 perbandingan yaitu 2,5% : 7,5%, 10% : 0%, 0% : 10%. Pembuatan sabun cair antibakteri dibuat dengan metode saponifikasi. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi optimum ekstrak daun sirih merah dan kulit lidah buaya dihasilkan pada perbandingan 2,5% : 7,5% dengan aktivitas antibakteri kategori kuat sebesar 19,23 mm. Kombinasi optimum ekstrak daun sirih merah dan kulit lidah buaya 2,5% : 7,5% dapat dibuat sediaan sabun cair antibakteri yang berwarna hijau kecoklatan, pH 8, kadar alkali bebas 0,13%, bobot jenis 1,09 g/mL, stabilitas busa 87%, viskositas 160 cP, rheologi termasuk pseudoplastis tiksotropi, dan memiliki aktivitas antibakteri yang optimum dengan kategori sangat kuat sebesar 26,6 mm
Karakterisasi dan Potensi Antibakteri Ekstrak Kapang Endofit Hasil Isolasi dari Sargassum sp.: Characterization and Antibacterial Potential of Endophytic Fungi Extracts Isolated from Sargassum sp. Radiastuti, Nani; Bahri, Saiful; Muhammad, Alfianur Azmi; Dwikencana, Windy; Haribowo, Dinda Rama; Solihat, Nur Amaliah; Ramadhan, Firdaus; Ridhwan, Muhammad
Jurnal Sumberdaya Hayati Vol. 10 No. 4 (2024): 2024
Publisher : Departemen Biologi, Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jsdh.10.4.183-189

Abstract

The bioactive potential in Sargassum sp. and its direct use is expected to reduce its population in nature if used continuously. Using endophytic fungi from the host is a solution for obtaining bioactive compounds from Sargassum sp. The purpose of this study was to characterize endophytic fungi in Sargassum sp. and its potential as an antibacterial agent. Endophytic fungi were isolated using the direct planting technique, endophytic fungi were characterized through microscopic and macroscopic observations. Extraction was performed with two organic solvents, namely ethanol and ethyl acetate. Antibacterial potency was tested using the agar diffusion method using Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, and Salmonella typhi. Based on the results, two mold isolates, D3P1 and D4P1, were obtained. The ethyl acetate extract of D3P1 had the highest inhibition zone for Bacillus subtilis bacteria, with the highest inhibition zone being 23.2 mm for Bacillus subtilis and the smallest being 17 mm for Escherichia coli. The ethyl acetate extract of D3P1 had the highest inhibition zone compared to the ethyl acetate extract of D4P1 and the ethanol extract of D3P1 and D4P1. The GC-MS analysis identified four compounds that have been identified in the ethyl acetate extract of D3P1 isolates, among others, 2,3-Butanediol, Phthalic acid, 1,2-Benzenedicarbocylic acid, and 1-Anthracenamine. Phthalic acid and 1,2-Benzenedicarboxylic acid compounds have the potential as antibacterial.