Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Margin Pemasaran Belut (Monopterus albus) di Nagari Panampuang Kecamatan IV Angkek Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat Yoni Agustina; Tince Sofyani; Darwis
JURNAL SOSIAL EKONOMI PESISIR Vol 4 No 3 (2023): Jurnal Sosial Ekonomi Pesisir
Publisher : Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2019 di Nagari Panampuang Kecamatan IV Angkek Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Tujuan penelitian ini untuk menelusuri saluran pemasaran belut, menganalisis margin pemasaran, biaya pemasaran, keuntungan pemasaran, dan efisiensi pemasaran belut (Monopterus albus) di Nagari Panampuang Kecamatan IV Angkek Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Hasil penelitian menunjukkan margin pemasaran Belut (Monopterus albus) di Nagari Panampuang Kecamatan IV Angkek Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat Margin pemasaran belut dari Aceh ke konsumen Baso sebesar Rp.30.000, konsumen Bukittinggi sebesar Rp.32.000, konsumen Payakumbuh sebesar Rp.35.000, konsumen Batusangkar sebesar Rp.40.000, konsumen Padang sebesar Rp.45.000. Biaya pemasaran belut Aceh yaitu sebesar Rp 5.818,-/kg dan kentungan pemasaran belut Aceh sebesar Rp 4.181,-/kg belut. Margin pemasaran belut dari Palembang ke konsumen Baso sebesar Rp.33.000, ke konsumen Bukittinggi sebesar Rp.35.000, konsumen Payakumbuh sebesar Rp.38.000, konsumen Batusangkar sebesar Rp. 43.000, konsumen Padang sebesar Rp 48.000. Biaya pemasaran belut palembang yaitu sebesar Rp.5.256,-/kg dan keuntungan pemasaran belut Palembang sebesar Rp.7.744,-/kg belut. Pemasaran belut dari Aceh ke daerah konsumen Baso, Bukittinggi, dan Payakumbuh dikategorikan efisien, sedangkan pemasaran ke daerah konsumen Padang Kota dan Batusangkar dikategorikan tidak efisien. Pemasaran belut dari Palembang ke daerah konsumen Baso dan Bukittinggi dikategorikan efisien, sedangkan pemasaran ke daerah konsumen Padang kota, Payakumbuh dan Batusangkar tidak efisien.