Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MITIGASI RISIKO MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DAN HOUSE OF RISK (HOR) PADA PRODUKSI TOMAT BEEF DENGAN HIDROPONIK SISTEM IRIGASI TETES Ivonne Ayesha; Dhafa Fathurohman Sidiq; Rosros Rosdiantin
Journal of Scientech Research and Development Vol 5 No 2 (2023): JSRD, December 2023
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56670/jsrd.v5i2.236

Abstract

Tujuan mengidentifikasi risiko dalam proses produksi tomat beef, dan menyusun strategi mitigasi risiko-risiko pada proses produksi tomat beef yang dibudidayakan dengan hidroponik sistem irigasi tetes (drip irrigation). Penelitian dilakukan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive method). Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Responden terdiri dari responden utama sebanyak 3 orang yaitu petugas/pekerja lapangan di devisi screenhouse tomat beef. responden tambahan adalah pegawai widyaiswara. Data dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif dengan menyajikan hasil pengamatan maupun pengukuran dalam bentuk uraian yang jelas. Analisis kuantitatif menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan House of Risk (HOR) tahap satu dan dua. Hasil penelitian menemukan bahwa dalam proses produksi tomat beef terdapat sebanyak 18 kejadian risiko (risk event), dan 6 penyebab risiko (risk agent). Nilai ARPj pada HOR fase 1 diperoleh: A1 (Kesalahan Pemeliharaan Tanaman) = 561, A2 (Kesalahan Pemanenan = 270, A3 (Kesalahan Tenaga Kerja = 540, A4 (Kesalahan Penanganan Pasca Panen = 438, A5 (Kesalahan Faktor Eksternal = 216, A6 (Kesalahan Tahapan Produksi) = 459. Berdasarkan temuan tersebut ditetapkan 3 prioritas untuk dilakukan mitigasi risiko meliputi A1 (561), A3 (540) dan A6 (459)., dengan Proactive Action (PA) atau strategi mitigasi; 1) Proactive Action 1 (PA1) dengan membuat jadwal pemeliharaan rutin dan terjadwal; 2) Proactive Action 3 (PA 3), dengan membuat SOP teknis, dan 3) Proactive Action 2 (PA 2) dengan membuat SOP Spesifik.