Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Upaya Penegakan Hukum Terhadap Pelaku Illegal Fishing di Perairan Natuna Kepulauan Riau Handoyo, Wuri; Suprijatna, Dadang; Mulyadi
Karimah Tauhid Vol. 3 No. 3 (2024): Karimah Tauhid
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/karimahtauhid.v3i3.12657

Abstract

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam mencegah dan menindak para pelaku illegal fishing di perairan Indonesia. Akan tetapi belum membuahkan hasil yang baik, sebab praktek illegal fishing masih tetap terjadi hingga saat ini, dan nilai kerugian negara juga masih belum bisa diminimalisir. Oleh sebab itu dibutuhkan penanganan lebih lanjut terhadap pelaku illegal fishing di perairan Indonesia ini. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif atau pendekatan undang-undang (statute approach) dengan cara studi kepustakaan (library research) dan dianalisis secara kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran tentang upaya penegakan hukum terhadap praktek illegal fishing, yaitu dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) penegakan hukum untuk memberantas penangkapan ikan secara ilegal yang bertugas melakukan penyidikan dan pengawasan perikanan dalam melindungi wilayah perairan Indonesia. Akan tetapi masih ditemui hambatan dalam pelaksanaannya yang  berasal dari faktor internal dan eksternal diantaranya yaitu kurang tegasnya sanksi yang diberikan kepada pelaku illegal fishing, terbatasnya jumlah anggaran, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai. Sedangkan dari faktor eksternal diantaranya yaitu luasnya wilayah dan jauhnya letak Pengadilan perikanan dengan Locus Delicti illegal fishing, belum maksimalnya koordinasi aparat penegak hukum sehingga menimbulkan tumpang tindih kewenangan dan kebijakan masing-masing instansi sangat rawan menimbulkan konflik kepentingan dan rendahnya kesadaran hukum masyarakat. Oleh sebab itu upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan tersebut yaitu melalui pendekatan represif, preventif dan pre-emptif.
Model Keamanan Bersama Antara TNI Al, Polri dan Bakamla Untuk Menjaga Perekonomian di Perbatasan Laut Indonesia Malaysia Handoyo, Wuri; Adiwijaya, Achmad Jaka Santos; Nurwati, Nurwati
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v10i12.62546

Abstract

The security of the Indonesia-Malaysia maritime border by the Indonesian Navy, the Indonesian National Police, and Bakamla faces various problems that impact the economy. These problems include a lack of inter-agency coordination, differences in mandates and operational cultures, and challenges in law enforcement. Some of these problems include the Indonesian Navy, the Indonesian National Police, and Bakamla having different duties and authorities, but often operating in the same area. This lack of coordination and effective communication can lead to overlapping or even clashes in the execution of duties, ultimately reducing security effectiveness. The objectives of this study include: to identify and analyze the institutional regulatory aspects of the Indonesian Navy, the Indonesian National Police, and Bakamla in safeguarding the economy on the current Indonesia-Malaysia maritime border. To identify and analyze the policy framework and joint security model between the Indonesian Navy, the Indonesian National Police, and Bakamla to safeguard the economy on the Indonesia-Malaysia maritime border. The research method used is a normative juridical research method, namely law is conceptualized as norms, rules, principles or dogmas. The results of the study revealed that the institutional regulatory aspects between the Indonesian Navy, the Indonesian National Police, and Bakamla to maintain the economy on the Indonesian-Malaysian maritime border currently involve a harmonious division of roles, where the Indonesian Navy focuses on defense and maintaining state sovereignty, the Indonesian National Police is tasked with maintaining public security and order, while Bakamla is specifically tasked with security patrols and law enforcement at sea. Existing regulations underlie clear collaboration to prevent economic threats such as illegal fishing and smuggling. The conclusion of the study shows that the policy framework and security model between the Indonesian Navy, the Indonesian National Police, and Bakamla to maintain the economy on the Indonesian-Malaysian maritime border is a synergistic and integrated division of roles to maintain sovereignty and the economy. The Indonesian Navy focuses on maritime defense and sovereignty of maritime areas, the Indonesian National Police is tasked with law enforcement and maintaining civil order in the waters, while Bakamla acts as a coordinator and law enforcer in Indonesian maritime areas, including the borders. This model is an application of a universal national defense system, where these three institutions work together in an integrated, directed, and sustainable manner.