Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pendampingan Kelompok Remaja “Katar” Dalam Mengembangkan Wisata Pasar Minggu Di Pantai Dewi Harmoni Binor Paiton Probolingo Ainul Yaqin, Firdaus
KHIDMAH : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2021): Vol. 1 No. 1 (2021): April 2021
Publisher : Lembaga Penerbitan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNZAHLP3M

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1451.626 KB)

Abstract

Data Profil Kriminalitas Remaja 2010 oleh BPS mengungkapkan bahwa selama tahun 2007 tercatat sekitar 3.100 orang pelaku remaja berusia 18 tahun atau kurang. Pergaulan bebas yang seakan tanpa batas, membuat produk- produk barat yang baik bersifat materi, atau nonmateri sangat cepat merebak dan sangat digemari para remaja tanpa memfilter lagi mana yang baik dan mana yang buruk. Begitu juga dengan desa Binor, Kec. Paiton Kab. Probolinggo yang menjadi desa sasaran Pemilihan karang taruna dikarenakan remaja akan lebih fleksibel, energik, ide inovasi dan kemauan belajar yang sangat tinggi. Dengan begitu, adanya keharmonisan masyarakat, para remaja dan pemerintahan desa untuk mengembangkan desa tersebut, pada kasus ini adalah pengembangan pantai Dewi Harmoni. Luaran dari PkM ini berupa produktivitas remaja melalui kelompok remaja “KATAR” desa Binor dengan indikator meningkatkan kunjungan masyarakat/ wisatawan dalam wisata pasar minggu Pantai Dewi dan Peningkatan Pendapatan masyarkat/ pedagang sekitarData Profil Kriminalitas Remaja 2010 oleh BPS mengungkapkan bahwa selama tahun 2007 tercatat sekitar 3.100 orang pelaku remaja berusia 18 tahun atau kurang. Pergaulan bebas yang seakan tanpa batas, membuat produk- produk barat yang baik bersifat materi, atau nonmateri sangat cepat merebak dan sangat digemari para remaja tanpa memfilter lagi mana yang baik dan mana yang buruk. Begitu juga dengan desa Binor, Kec. Paiton Kab. Probolinggo yang menjadi desa sasaran Pemilihan karang taruna dikarenakan remaja akan lebih fleksibel, energik, ide inovasi dan kemauan belajar yang sangat tinggi. Dengan begitu, adanya keharmonisan masyarakat, para remaja dan pemerintahan desa untuk mengembangkan desa tersebut, pada kasus ini adalah pengembangan pantai Dewi Harmoni. Luaran dari PkM ini berupa produktivitas remaja melalui kelompok remaja “KATAR” desa Binor dengan indikator meningkatkan kunjungan masyarakat/ wisatawan dalam wisata pasar minggu Pantai Dewi dan Peningkatan Pendapatan masyarkat/ pedagang sekitarData Profil Kriminalitas Remaja 2010 oleh BPS mengungkapkan bahwa selama tahun 2007 tercatat sekitar 3.100 orang pelaku remaja berusia 18 tahun atau kurang. Pergaulan bebas yang seakan tanpa batas, membuat produk- produk barat yang baik bersifat materi, atau nonmateri sangat cepat merebak dan sangat digemari para remaja tanpa memfilter lagi mana yang baik dan mana yang buruk. Begitu juga dengan desa Binor, Kec. Paiton Kab. Probolinggo yang menjadi desa sasaran Pemilihan karang taruna dikarenakan remaja akan lebih fleksibel, energik, ide inovasi dan kemauan belajar yang sangat tinggi. Dengan begitu, adanya keharmonisan masyarakat, para remaja dan pemerintahan desa untuk mengembangkan desa tersebut, pada kasus ini adalah pengembangan pantai Dewi Harmoni. Luaran dari PkM ini berupa produktivitas remaja melalui kelompok remaja “KATAR” desa Binor dengan indikator meningkatkan kunjungan masyarakat/ wisatawan dalam wisata pasar minggu Pantai Dewi dan Peningkatan Pendapatan masyarkat/ pedagang sekitar
ANALISIS PENERAPAN P5 BERBASIS LOCAL WISDOM UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SENI PEMBUATAN BATIK ECOPRINT SISWA MI TARBIYATUL ISLAM KRAKSAAN Muniffatuz Zahra, Alfina; Ainul Yaqin, Firdaus; Zahrotul Mufidah , Nani
JS (JURNAL SEKOLAH) Vol. 9 No. 2 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/js.v9i2.64919

Abstract

Abstract: This study analyzes the implementation of the Pancasila Student Profile Strengthening Project (P5) based on local wisdom to enhance students’ artistic creativity through Ecoprint batik making at MI Tarbiyatul Islam Kraksaan. A descriptive qualitative approach was used to explore the impact of this method on student learning. Data were collected through participatory observations, in-depth interviews, and document analysis. The findings indicate that integrating Ecoprint batik into learning not only enhances students' creativity but also strengthens their understanding of local cultural values and environmental sustainability. These findings emphasize the importance of culture-based education in shaping students' character in alignment with Pancasila values. Keywords: Creativity, Education, Ecoprint Batik, Local Wisdom, P5 Abstrak : Penelitian ini menganalisis penerapan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) berbasis kearifan lokal dalam meningkatkan kreativitas seni siswa melalui pembuatan batik Ecoprint di MI Tarbiyatul Islam Kraksaan. Pendekatan kualitatif deskriptif digunakan untuk mengeksplorasi dampak metode ini terhadap pembelajaran siswa. Data dikumpulkan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi seni batik Ecoprint dalam pembelajaran tidak hanya meningkatkan kreativitas siswa, tetapi juga memperkuat pemahaman mereka terhadap nilai budaya lokal dan keberlanjutan lingkungan. Temuan ini menegaskan pentingnya pendidikan berbasis budaya dalam membangun karakter siswa yang berorientasi pada nilai-nilai Pancasila. Kata Kunci: Batik Ecoprint, Kreativitas, Kearifan Lokal, Pendidikan, P5.
RELIGIUSITAS SOLUSI KENAKALAN PADA REMAJA: (Kajian Islam dan Psikologi pada remaja) Ainul Yaqin, Firdaus
BAHTSUNA: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam Vol. 1 No. 1 (2019): Vol. 1 No. 1 (2019): September 2019
Publisher : LP3M UNZAH GENGGONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.354 KB) | DOI: 10.55210/bahtsuna.v1i1.11

Abstract

Abstract The level of crime committed by adolescents is very worrying, from brawls between students to motorcycle gangs. The existence of adolescents who should be the hope of the future becomes a kind of public enemy. Bad stigma is often pinned for adolescents who generally like group activities. This is not without reason, because it is often the case of crimes committed by adolescents. Of course this is very sad, teenagers who are the vanguard in the progress of the nation even slowly make the nation run without hope. There are several factors that cause adolescents to commit irregularities and even criminal acts, including the factor of the absence of calm in their souls. The absence of calm is caused by two things. First, for adolescents who already have religious knowledge, feel that their knowledge is not able to answer the anxiety that is in them, religious teachings that they previously believed felt less convincing, so they ask critical questions about things they previously believed, when they get answers those who are able to calm them will be more religious, but if not, they will leave the teachings. second, for adolescents who do not have religious knowledge, they feel ashamed because they have to learn from the beginning so they are reluctant to study religion. For this reason, a different model is needed to teach religion to adolescents so that religious teachings are able to become a part of their lives so that they are more religious and in the end it is expected that with religiosity, deviations by adolescents can be reduced. Keyword: religiosity, youth and religion
Intangible Assets Pesantren : Kesesuaian Antara Citra dan Identitas Pesantren Dalam Mewujudkan Good Reputation Ainul Yaqin, Firdaus; Hambali, Hambali; Rozi, Fathor; Muktashim Billah, Ahmad
Tafáqquh: Jurnal Penelitian Dan Kajian Keislaman Vol. 11 No. 2 (2023): Desember
Publisher : INSTITUT AGAMA ISLAM BANI FATTAH (IAIBAFA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52431/tafaqquh.v11i2.2117

Abstract

The purpose was to reveal the form of non-physical assets carried out by Islamic boarding schools as a step to adjust the image with the identity of the Islamic boarding school so that it can create a good reputation among the community. This research method used a qualitative case study type. Nurul Hikmah Pesisir Besuki Situbondo boarding school was the location and object of this research. Data collection techniques used observation, interviews with 5 informants (the caregivers, the head of the Islamic boarding school, and 2 community leaders), and documentation. The analysis technique applied the interactive analytical model of Miles, Huberman, and Saldana by condensing the data, presenting the data, which then draws conclusions. Source triangulation was a technique for checking the validity of data. The results of the study explained that the Nurul Hikmah Islamic boarding school had a fairly good reputation. There were several intangible assets in building this reputation, including (1) good and positive relations with community leaders. (2) the risk of crisis becomes smaller. (3) mutual understanding between target audiences, both internal (such as increasing the loyalty of pesantren staff) and externally. The pesantren management had a high commitment to carry out pesantren activities in accordance with what is stated in the vision and mission, and pays attention to crucial issues related to the routines carried out by the pesantren. This fact once again confirmed that the reputation of the pesantren is formed from the non-physical assets of the pesantren rather than physical assets.