Desa Wisata Bantaragung di Majalengka telah mengalami transformasi menuju desa wisata digital, memanfaatkan peran kolaboratif dari berbagai aktor pembangunan yang diatur dalam konsep Penta Helix pariwisata. Latar belakang penelitian ini adalah pentingnya sinergi antara pemerintah, bisnis, komunitas, akademisi, dan media dalam mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi melalui pariwisata digital. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana peran aktor pembangunan dalam mengembangkan Desa Wisata Bantaragung dan mendorongnya terhadap keinginan pariwisata di era digital. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dalam bentuk studi kasus dengan data yang diperoleh melalui wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah Desa Bantaragung dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Majalengka sebagai regulator memainkan peran penting dalam kebijakan dan penyediaan infrastruktur. BUMDes Agung Mandiri dan pelaku usaha lokal menyediakan layanan dan fasilitas pariwisata, sementara Pokdarwis dan masyarakat lokal mendorong partisipasi masyarakat. Akademisi memberikan kontribusi melalui penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, sedangkan media partner, content creator, dan media televisi berperan dalam promosi dan penyebaran informasi. Penelitian ini menunjukkan pentingnya kolaborasi dalam model Penta Helix untuk menciptakan ekosistem pariwisata digital yang berkelanjutan. Hasil ini menegaskan bahwa integrasi TIK dapat memberikan dampak positif terhadap kualitas hidup masyarakat dan pertumbuhan ekonomi lokal. Temuan ini penting untuk diterapkan pada pengembangan desa wisata lain yang ingin meningkatkan daya saing melalui inovasi digital dan kolaborasi multi-stakeholder .