Sebanyak 5,7 sampai 8,4 juta kematian dikaitkan dengan perawatan berkualitas buruk setiap tahun di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Untuk menjamin kualitas mutu pelayanan diperlukan suatu mekanisme akreditasi, agar implementasi tata kelola mutu puskesmas dapat optimal dan terjamin kesinambungannya maka diperlukan dukungan penyelenggaraan mulai dari input yang bermutu, proses yang bermutu dan akhirnya menghasilkan output berupa produk layanan kesehatan yang bermutu. Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran implementasi tata kelola mutu di puskesmas. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan (library research) dengan mengkaji secara kritis didalam tubuh literatur berorientasi akademik. Sumber literatur ada 8 jurnal penelitian yang disesuaikan dengan permasalahan literatur review. Metode Analisa data menggunakan anotasi bibliografi (annotated bibliography) dimana setiap sumber akan ditarik simpulan terkait dengan yang tertulis. Hasil telaah krisis diketahui variabel input yaitu komitmen, kepemimpinan, pengorganisasian merupakan dukungan penyelenggaraan yang berpengaruh dan telah dilaksanakan untuk menghasilkan layanan yang berkualitas. Pada variabel proses, Puskesmas mengalami permasalahan dalam siklus PDSA dimana dokumen mutu yang komprehensif diketahui tidak lengkap, strategi implementasi Quality Assurance (QA) dengan pendekatan PDSA (Plan, Do, Study, Action) yang diterapkan lebih menekankan pada proses monitoring atau mempelajari hasil (studi) dari pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan, selanjutnya untuk variable output, fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat untuk menerapkan sistem manajemen mutu yang berkelanjutan agar dapat terus meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanannya.