Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Nahyu Dalam Al-Qur’an Surah Al-Isra’ Ayat 32: (Studi Tentang Larangan-Larangan Allah) Anjani, Indri; Shalihah
JIS: Journal Islamic Studies Vol. 2 No. 3 (2024): Agustus-November 2024
Publisher : Yayasan Pendidikan Tanggui Baimbaian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71456/jis.v2i3.1106

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kata “nahyu” yang terdapat dalam surah al-isra’ ayat 32 yang berupa larangan untuk mendekati zina. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kepustakaan atau library research dengan cara mengumpulkan berbagai data dalam bentuk artikel, buku-buku, dan kitab tafsir yang terpercaya. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan 2 point: Pertama, bahwa kata “nahyu” memiliki makna yang kompleks yaitu meliputi larangan-larangan Allah Swt, pencegahan, dan peringatan. Kedua, yaitu huruf لا  yang mengikuti fi’il mudhori’ berkedudukan larangan dengan makna “tahrim” atau larangan yang bersifat pengharaman.
Fashahatul Kalam: Bukti Kesempurnaan Ayat Al-Qur’an Terlepas dari Tanaffurul Kalimat Shalihah; Kasturi, Indri Hasnur
JIS: Journal Islamic Studies Vol. 3 No. 2 (2025): April-Juli 2025
Publisher : Yayasan Pendidikan Tanggui Baimbaian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71456/jis.v3i2.1304

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis fashahatul kalam, untuk membuktikan bahwa ayat al-quran tidak terdapat tanaffurul kalimat atau kalimat-kalimat yang sulit diucapkan. Artikel ini mengambil contoh dari surah al-qamar ayat 17. Artikel ini merupakan jenis penelitian kualitatif, yakni suatu metode yang menggunakan cara dengan mengumpulkan data sekunder berupa paper jurnal, artikel online, dan buku-buku lainnya. Pada artikel ini terdapat beberapa temuan diantaranya 1) Fashahatul kalam memiliki tiga bagian yaitu tanaffurul kalimat, dha’fu al-ta'lif, dan taqidu salim, 2) Bukti bahwa surah al-qamar ayat 17 terhindar dari fashahatul kalam dilihat dari empat aspek yaitu aspek bunyi, aspek struktur kata, aspek makna dan ketiadaan tanaffurul kalimat.
Ijaz Al-Quran Dalam Pandangan Ahlussunnah Wal Jamaah (ASWAJA) Idris Siregar; Mutya Ramadhanti; Shalihah
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 2 No. 6 (2024): GJMI - JUNI
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v2i6.549

Abstract

Al-Qur’an dianggap sebagai mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Keajaiban ini meneguhkan kebenaran pesan Al-Qur'an dan keilahian Al-Qur'an itu sendiri, dan menurut Aswaja hal tersebut menunjukkan bahwa Al-Qur'an bukanlah hasil karya manusia melainkan wahyu langsung dari orang-orang yang beriman. Allah SWT. Oleh karena itu, Al-Qur’an dianggap sebagai pedoman hidup yang sempurna dan tidak tergantikan. Pandangan Aswaja terhadap i'jaz Al-qur'an adalah bahwa keunikan Al-qur'an tidak hanya terletak pada aspek kebahasaan dan kesastraannya saja, namun juga pada kemampuannya memberikan petunjuk yang baik dan tepat untuk segala zaman. dan tempat. I'jaz Al-qur'an dengan demikian menunjukkan keabadian dan universalitas Al-qur'an sebagai pedoman hidup manusia. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan tinjauan pustaka. Hasil penelitian adalah: I'jaz Al-qur’an menurut pandangan beberapa tokoh Aswaja adalah (1) Imam Al-Baqillani; Mengusulkan tiga dalil yang salah satunya adalah “Al-Qur’an memuat hal-hal ghaib, terdiri dari laporan tentang apa yang terjadi pada masa lampau dan ramalan tentang apa yang akan datang. (2) Abdul Qahir Al-Jurjani; “Dengan mengedepankan konsep an-nazm dalam i'jaz Al-Qur'an, al-jurjani berhasil memberikan penjelasan yang kuat bahwa i'jaz Al-Qur'an terdapat pada setiap ayat, tidak hanya pada ayat tertentu saja." (3 ) Abu Hasan Ali bin Isa Ar-rummani; “Tantangan Al-Quran berlaku bagi semua manusia, tidak hanya orang Arab tetapi juga non-Arab.”