This Author published in this journals
All Journal Jurnal Pasir Laut
Adi, Micael Tri Anggoro
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Struktur Komunitas Perifiton Pada Akar Mangrove Rhizopora sp. di Pesisir Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak Adi, Micael Tri Anggoro; Sulardiono, Bambang; Rudiyanti, Siti
Jurnal Pasir Laut Vol 6, No 2 (2022): September
Publisher : Master Program of Aquatic Resources Management, Department of Aquatic Resources, Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpl.2022.59802

Abstract

Pesisir Desa Timbulsloko merupakan wilayah yang banyak ditumbuhi vegetasi mangrove. Vegetasi mangrove sangat penting untuk melindungi wilayah pesisir dari ancaman degradasi karena gelombang laut. Fungsi lain yang penting dari pohon mangrove adalah sebagai media berbagai biota yang berasosiasi atau menempel. Mangrove dapat meningkatkan keanekaragaman ekosistem karena terdapat perifiton sebagai makanan bagi organisme invertebrata. Adanya perifiton pada akar mangrove dapat meningkatkan food web yang ada pada ekosistem mangrove. Rhizopora sp. berada di zona terluar atau berbatasan langsung dengan laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi, kepadatan dan keanekaragaman perifiton pada akar mangrove Rhizopora sp. di pesisir Desa Timbulsloko. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2022 di pesisir Desa Timbulsloko, Demak. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan melakukan sampling pada 3 stasiun, dan masing-masing stasiun dibagi menjadi 3 titik sampling. Perifiton yang berhasil diamati berasal dari 2 kelas yaitu kelas Bacillariophyceae sebanyak 14 genera dan kelas Cyanophyceae sebanyak 2 genera. Kepadatan perifiton rata-rata pada masing-masing stasiun penelitian adalah 2991 ind/cm 2. Terdapat 2 genus dengan kepadatan tertinggi yaitu Navicula 528 ind/cm 2 (17,65%) dan Nitzschia 843 ind/cm 2 (28,18%). Indeks keanekaragaman (H’) berkisar 1,30-1,89 yang berarti keanekaragaman rendah, indeks keseragaman (E) berkisar 0,81-0,97 yang berarti keseragaman tinggi dan indeks dominansi (D) berkisar 0,16-0,35 yang berarti tidak ada genus yang mendominasi.