Metode gayaberat merupakan salah satu metode geofisika yang kerap digunakan dalam studi pendahuluan cekungan sedimen. Metode ini memiliki resolusi lateral yang baik namun tidak pada resolusi vertikalnya. Metode Dekonvolusi Euler merupakan salah satu metode estimasi kedalaman sumber anomali pada data gayaberat. Keberadaan lapisan New Guinea Limestone Group di Cekungan Bintuni menyebabkan berbagai permasalahan dalam proses interpretasi. Estimasi ketebalan New Guinea Limestone Group ini dapat dilakukan berdasarkan data anomali residual gayaberat dan algoritma inversi tertentu. Metode Dekonvolusi Euler diterapkan pada data sintetik dan data lapangan di Cekungan Bintuni (daerah Mogoi, Papua Barat). Hasil penerapan metode Dekonvolusi Euler pada data sintetik memberikan solusi kedalaman yang sesuai dengan model bawah permukaan. Penerapan metode Dekonvolusi Euler pada data lapangan menghasilkan kedalaman anomali antiklin dengan kelurusan Tenggara – Barat Laut pada 2513.95 m dan kedalaman anomali antiklin dengan kelurusan Barat Daya – Timur Laut pada 2860.31 m. Diduga terjadi penambahan kedalaman ke arah timur daerah penelitian, hal ini sesuai dengan pola konfigurasi basement di daerah penelitian yang semakin dalam ke arah Timur. Solusi Dekonvolusi Euler tersebut digunakan sebagai informasi awal pada saat melakukan inversi data gayaberat berdasarkan algoritma inversi planting density anomalies. Berdasarkan hasil inversi tersebut diperoleh ketebalan sumber anomali yang diinterpretasikan sebagai New Guinea Limestone Group sekitar ±2000.00 m.