Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Struktur Geologi Bawah Permukaan Cekungan Bintuni Berdasarkan Data Gaya Berat Handyarso, Accep; Padmawidjaja, Tatang
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 18, No 2 (2017): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.622 KB)

Abstract

Bintuni Basin is one of the giant basins in Eastern Region of Indonesia (KTI). Until now there are only few oil and gas production fields in the Bintuni Basin. This case prompted the government to accelerate the discoveries of new oil and gas reserves in Eastern Region of Indonesia, particularly in the Bintuni Basin. Gravity method is one of geophysical method that is commonly used in preliminary studies of sedimentary basins. Bouguer anomaly obtained is reduced by using an average density based on the Nettleton method. Regional–residual anomaly separation is performed based on the spectral analysis. Residual anomaly showed anticline closures with a northwest–southeast directions, and also there are indication of some strike–slip faults which are expected as the result of the compression due to the Pacific Oceanic Plate and the Australian Continent Plate movement. The result from spectral analysis showed that the average depth of the bedrock is up to 6.5 km. Based on the 2.5D subsurface geological structures estimation indicates shallowing basement toward Mogoi and Kamundan district area with some fault structures that allows migration of the hydrocarbon from Pratertier source rocks to the Kais reservoir. Keywords: Bintuni Basin, Bouguer, Residual, SpectralAnalysis, Anticline  
PENERAPAN METODE DEKONVOLUSI EULER UNTUK ESTIMASI KEDALAMAN SUMBER ANOMALI Handyarso, Accep; Mauluda, A D
GEOMATIKA Vol 24, No 1 (2018)
Publisher : Badan Informasi Geospasial in Partnership with MAPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1646.755 KB) | DOI: 10.24895/JIG.2018.24-1.726

Abstract

Metode gayaberat merupakan salah satu metode geofisika yang kerap digunakan dalam studi pendahuluan cekungan sedimen. Metode ini memiliki resolusi lateral yang baik namun tidak pada resolusi vertikalnya. Metode Dekonvolusi Euler merupakan salah satu metode estimasi kedalaman sumber anomali pada data gayaberat. Keberadaan lapisan New Guinea Limestone Group di Cekungan Bintuni menyebabkan berbagai permasalahan dalam proses interpretasi. Estimasi ketebalan New Guinea Limestone Group ini dapat dilakukan berdasarkan data anomali residual gayaberat dan algoritma inversi tertentu. Metode Dekonvolusi Euler diterapkan pada data sintetik dan data lapangan di Cekungan Bintuni (daerah Mogoi, Papua Barat). Hasil penerapan metode Dekonvolusi Euler pada data sintetik memberikan solusi kedalaman yang sesuai dengan model bawah permukaan. Penerapan metode Dekonvolusi Euler pada data lapangan menghasilkan kedalaman anomali antiklin dengan kelurusan Tenggara – Barat Laut pada 2513.95 m dan kedalaman anomali antiklin dengan kelurusan Barat Daya – Timur Laut pada 2860.31 m. Diduga terjadi penambahan kedalaman ke arah timur daerah penelitian, hal ini sesuai dengan pola konfigurasi basement di daerah penelitian yang semakin dalam ke arah Timur. Solusi Dekonvolusi Euler tersebut digunakan sebagai informasi awal pada saat melakukan inversi data gayaberat berdasarkan algoritma inversi planting density anomalies. Berdasarkan hasil inversi tersebut diperoleh ketebalan sumber anomali yang diinterpretasikan sebagai New Guinea Limestone Group sekitar ±2000.00 m.