Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

REFLEKSI FILOSOFIS TERHADAP KEBERPIHAKAN PRIBADI PADA SESAMA YANG LEMAH DALAM TERANG METAFISIKA Stefanus Rohid; Riyanto, F.X. Eko Armada
Jurnal Humaniora Teknologi Vol. 10 No. 1 (2024): Jurnal Humaniora Teknologi
Publisher : P3M Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/jht.v10i1.146

Abstract

Hubungan pribadi dengan sesama merupakan aspek esensial yang menunjukkan jati diri manusia sebagai makhluk sosial. Dalam konteks ini pribadi dan sesama memiliki kedudukan yang setara. Namun dalam realita yang terjadi, pribadi kerap kali menjadi sosok yang mendominasi sesama. Penelitian ini berfokus pada keberpihakan pribadi pada sesama yang lemah dalam terang metafisika. Metafisika adalah filsafat yang berusaha melihat segala sesuatu, termasuk manusia dalam keseluruhannya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menampilkan aspek–aspek metafisis yang menunjukkan pentingnya keberpihakan pribadi pada sesama. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan alasan–alasan metafisis yang merujuk pada kesetaraan sesama dan pribadi. Metode penulisan yang digunakan dalam artikel ini adalah studi pustaka yang menjelaskan filsafat mengada, filsafat fenomenologi, dan aspek–aspek yang memicu perbedaan antara pribadi dan sesama. Pribadi dan sesama adalah manusia yang mengalami proses mengada melalui kehidupan sehari–hari. Dari semula pribadi dan sesama pada dasarnya tidak bisa memilih bentuk kehidupan sebagaimana yang diinginkannya. Sebagai konsekuwensi dari hal ini sesama cenderung memanfaatkan oleh pribadi sebagai sarana untuk memenuhi kepentingannya. Hal ini tentu bertolakbelakang dari pemikiran filsafat yang menyatakan bahwa pribadi dan sesama sama–sama memiliki tanggung jawab satu sama lain. Hasil dari penelitian ini adalah refleksi filosofis tentang persahabatan sebagai bentuk keberpihakan pribadi pada sesama yang lemah. Persahabatan ini mendorong pribadi menjadi sosok yang memberi solusi, harapan dan arahan kepada sesama.
Sumbangan Konsep Otentisitas Martin Heidegger bagi Praksis Dialog Interreligius: Upaya Mendukung Moderasi Beragama di Indonesia Ilham, Kristoforus Juliano; Riyanto, F.X. Eko Armada
Kamaya: Jurnal Ilmu Agama Vol 6 No 4 (2023)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37329/kamaya.v6i4.2777

Abstract

Martin Heidegger's concept of authenticity, which is the focus of this article, has made a significant contribution to the practice of interreligious dialogue and religious moderation in Indonesia. The reason is because this concept offers authentic humans in every religion in Indonesia. An authentic human being is identified as a person who is able to see himself as a whole, is able to take responsibility for his existence, and is able to understand himself as a human being who truly lives in the world without being dominated and determined by other people. The aim to be achieved in this research is to form and develop authentic religious subjects in every religion in Indonesia. By using a qualitative descriptive method in the form of reviewing various scientific sources that are in accordance with this discourse, this paper succeeded in finding that Martin Heidegger's concept of Authenticity is important to instill in every religion in Indonesia in forming and developing religious subjects who take part in dialogic interreligious dialogue and support moderation. religion in Indonesia. The novelty of this article is that Martin Heidegger's concept of Authenticity is relevant to religious life in Indonesia, both in the practice of interreligious dialogue and in supporting religious moderation in Indonesia.
REFLEKSI FILOSOFIS TERHADAP KEBERPIHAKAN PRIBADI PADA SESAMA YANG LEMAH DALAM TERANG METAFISIKA Stefanus Rohid; Riyanto, F.X. Eko Armada
Jurnal Humaniora Teknologi Vol. 10 No. 1 (2024): Jurnal Humaniora Teknologi
Publisher : P3M Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34128/jht.v10i1.146

Abstract

Hubungan pribadi dengan sesama merupakan aspek esensial yang menunjukkan jati diri manusia sebagai makhluk sosial. Dalam konteks ini pribadi dan sesama memiliki kedudukan yang setara. Namun dalam realita yang terjadi, pribadi kerap kali menjadi sosok yang mendominasi sesama. Penelitian ini berfokus pada keberpihakan pribadi pada sesama yang lemah dalam terang metafisika. Metafisika adalah filsafat yang berusaha melihat segala sesuatu, termasuk manusia dalam keseluruhannya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menampilkan aspek–aspek metafisis yang menunjukkan pentingnya keberpihakan pribadi pada sesama. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan alasan–alasan metafisis yang merujuk pada kesetaraan sesama dan pribadi. Metode penulisan yang digunakan dalam artikel ini adalah studi pustaka yang menjelaskan filsafat mengada, filsafat fenomenologi, dan aspek–aspek yang memicu perbedaan antara pribadi dan sesama. Pribadi dan sesama adalah manusia yang mengalami proses mengada melalui kehidupan sehari–hari. Dari semula pribadi dan sesama pada dasarnya tidak bisa memilih bentuk kehidupan sebagaimana yang diinginkannya. Sebagai konsekuwensi dari hal ini sesama cenderung memanfaatkan oleh pribadi sebagai sarana untuk memenuhi kepentingannya. Hal ini tentu bertolakbelakang dari pemikiran filsafat yang menyatakan bahwa pribadi dan sesama sama–sama memiliki tanggung jawab satu sama lain. Hasil dari penelitian ini adalah refleksi filosofis tentang persahabatan sebagai bentuk keberpihakan pribadi pada sesama yang lemah. Persahabatan ini mendorong pribadi menjadi sosok yang memberi solusi, harapan dan arahan kepada sesama.
Memahami Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” Pancasila dalam Perspektif Filsafat Gabriel Marcel Piter, Romanus; Riyanto, F.X. Eko Armada
Pancasila: Jurnal Keindonesiaan Vol. 4 No. 1 (2024): VOLUME 4 ISSUE 1, APRIL 2024
Publisher : Badan Pembinaan Ideologi Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52738/pjk.v4i1.414

Abstract

Fokus studi ini adalah untuk memahami nilai yang terkandung dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila menggunakan perspektif filsafat eksistensialisme Gabriel Marcel. Pada saat yang sama akan dilihat pula tantangan apa saja yang timbul dalam menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan bersama masyarakat Indonesia. Tujuan yang hendak dicapai dari studi ini adalah untuk membantu memahami Allah yang dihidupi dan diimani manusia-manusia Indonesia sehingga menjadi langkah solutif untuk mengamalkan Pancasila secara benar dan mewujudkan kesejahteraan bersama di seluruh Indonesia. Metodologi yang digunakan dalam studi ini ialah metode studi kritis atau pembacaan kritis terhadap literatur hasil penelitian yang menunjukkan fenomena kasus-kasus intoleransi agama di Indonesia dan pemikiran Gabriel Marcel tentang Allah. Temuan dalam studi ini adalah bahwa masyarakat Indonesia belum menyadari Sila Ketuhanan sebetulnya telah menjadi akar dan fondasi yang menopang hidup bangsa dalam keragaman keyakinan akan Tuhan dan menjadi roh yang menuntun kepada keadilan dan kesejahteraan bersama sebagai bangsa Indonesia. Akan tetapi, kerap pula terjadi intoleransi atas nama agama karena belum memiliki kesadaran akan status “Kita” sebagai bangsa Indonesia yang satu dan sama