Kasus obesitas di Indonesia mengalami peningkatan. Seseorang obesitas cenderung memiliki kadar glukosa yang tinggi dan beresiko terkena diabetes mellitus. Hal tersebut terjadi karena adanya pola makan yang tidak teratur dan aktifitas yang kurang. Secara teori teh hijau dapat menurunkan berat badan dan glukosa darah, akan tetapi manusia memiliki keunikan yaitu pada perilakunya. Oleh karena itu perlu adanya pembuktian akan hal tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian literature review. Database yang digunakan yaitu ProQuest, Pubmed, ScienceDirect, Garuda, dan Wiley. Dengan menggunakan keyword ((((((((((green tea) OR camellia sinensis) AND weight loss) OR body weight) AND blood glucose) OR glucose) AND diabetic) OR diabetes mellitus) OR diabetes type 1) OR diabetes type 2. Dilakukan seleksi terhadap tujuh artikel dengan memerhatikan PICOS framework, kemudian artikel dianalisis menggunakan JBI Critical Appraisal tools dan memilki standarisasi hasil analisis lebih dari 50%. Tujuh artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi. Empat artikel membahas pengaruh teh hijau terhadap berat badan dengan satu artikel signifikan terjadi penurunan, tujuh artikel membahas pengaruh teh hijau terhadap kadar glukosa dengan satu artikel yang signifikan terjadi penurunan. Tidak ada pengaruh pemberian teh hijau terhadap penurunan berat badan dan penurunan kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus. Penurunan berat badan selain dipengaruhi frekuensi pemberian teh hijau juga dipengaruhi oleh asupan makanan yang dikonsumsi. Tiga artikel yang menjelaskan bahwa riwayat diabetes mellitus lima tahun atau lebih memiliki kerusakan sel beta pankreas yang tidak bisa diatasi dengan pemberian teh hijau.