Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

UJI KANDUNGAN BERAS ADAN UNTUK MELIHAT POTENSINYA SEBAGAI PENGGANTI KARBOHIDRAT PADA PENDERITA DIBETES MELITUS Nirmala, Adelya Setia; Amelia, Fitria Rizki; Rahmat, Muhammad; Nugroho, Bimo Aji
Borneo Journal of Biology Education (BJBE) Vol 6, No 1 (2024): April
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education Biology Education Departement

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/bjbe.v6i1.5165

Abstract

Diabetes Melitus menjadi salah satu masalah kesehatan dunia yang menempati peringkat ke-9 sebagai penyebab kematian utama di dunia, termasuk negara Indonesia. Sebanyak 19,47 juta masyarakat Indonesia mengidap Diabetes Melitus dan memprediksi bahwa di tahun 2045 angka penderita Diabetes meningkat hingga 28,6 juta. Hal ini dipicu oleh berat badan dan gaya hidup tidak sehat. Diabetes dapat dicegah dengan menghindari makanan dan minuman manis, serta mengkonsumsi roti putih atau mengganti nasi dengan jenis beras rendah gula. Terdapat beberapa jenis beras Adan diantaranya beras Adan putih dan beras Adan merah yang berbeda kandungan karbohidratnya dengan beras yang kita konsumsi sehari-hari serta beras merah yang biasa dikosumsi oleh para penderita Diabetes Melitus. Kandungan karbohidrat pada beras tersebut akan berpengaruh terhadap sumber energi utama pada manusia dan pengontrol kenaikan indeks glikemik (IG). Maka perlu diketahui kadar kandungan karbohidrat dan analisis perbandingan pada beras Adan putih, beras Adan merah, beras putih biasa, dan beras merah biasa dengan menggunakan metode Antrone sulfat. Dimana, metode ini yang paling umum digunakan dalam analisis karbohidrat dengan menggunakan instrument spektofotometer UV-Visible. Hasil dari hasil pengujian kadar karbohidrat dari 4 jenis beras yang berbeda, didapatkan kadar karbohidrat pada beras Adan putih sebanyak 76,32% , kadar karbohidrat beras Adan merah sebanyak 77,89% , kadar karbohidrat beras putih biasa 78,16% , dan kadar karbohidrat beras merah biasa sebanyak 74,58%. Yang menjadikan beras Adan putih dan beras Adan merah kurang efektif sebagai pengganti karbohidrat bagi penderita Diabetes Melitus.  
Diversity and dominance of earthworms in relation to abiotic factors in the Southern Mountain Forest of Tarakan Island Palungana, Chrizt Jensen; Umar, Hardianto S; Nirmala, Adelya Setia; Nugroho, Bimo Aji
Biological Environment and Pollution Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Association for Scientific Computing, Electronics, and Engineering (ASCEE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31763/bioenvipo.v4i2.826

Abstract

Forest degradation continues to occur due to the expansion of agricultural land which disrupts its fauna. One of the fauna that faces threats is earthworms, earthworms play an important role as decomposers. This study aims to address the dearth of information on the diversity and dominance of earthworms and to compare their presence in two habitats, agricultural areas, and primary forests in the Gunung Selatan Forest area, Tarakan, and their relationship to abiotic factors. Sampling was conducted on agricultural land and primary forest using hand sorting techniques on plots measuring 30x30 cm, totaling six plots. The results showed that there were two types of earthworms, namely Lumbricus terrestris and Lumbricus rubellus. Researchers found 5 individuals of Lumbricus terrestris and 2 individuals of Lumbricus rubellus on agricultural land, 11 individuals of Lumbricus terrestris, and 7 individuals of Lumbricus rubellus in primary forest. Each worm sample's length and body researchersight varied depending on its location. The study found differences in the number and shape of earthworms living in agricultural land and primary forest habitats in the Gunung Selatan Forest area of Tarakan. More earthworms researchers found in primary forest habitats than in agricultural land. The study's results prove a relationship between abiotic factors and the life of earthworms, based on the measurement of parameters; the higher the temperature, air humidity, light intensity, and soil pH, the fewer worm species are obtained. Researchers anticipate these findings to offer valuable insights for managing and conserving ecosystems.