Abstrak ini mengulas tentang eksistensi Ulos Tujung, sebuah kain tradisional suku Batak Toba, dalam konteks upacara kematian adat mereka. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengeksplorasi peran serta makna yang terkandung dalam penggunaan Ulos Tujung selama prosesi pemakaman. Disebut Ulos Tujung sebab ditujung atau diletakkan diatas kepala pada saat proses pemasangan. Ulos Tujung diberikan kepada suami atau istri yang ditinggalkan pasangannya meninggal dunia dalam keadaan masih memiliki anak yang belum menikah. Ulos Tujung dipasangkan oleh orang tua dari pasangan tersebut yang sedang berduka. Ini memberikan makna bahwasannya suami atau istri yang ditinggalkan tidak dapat menikah lagi kecuali dilaksanakkannya upacara adat yang lainnya. Metode penelitian melibatkan pengamatan langsung serta wawancara mendalam dengan tokoh-tokoh adat dan anggota komunitas Batak Toba yang terlibat dalam upacara kematian. Hasilnya menunjukkan bahwa Ulos Tujung tidak hanya berfungsi sebagai pakaian seremonial, tetapi juga memiliki nilai simbolis yang mendalam dalam mewarisi identitas budaya, menghormati leluhur, dan memperkuat ikatan sosial di dalam masyarakat Batak Toba. Selain itu, Ulos Tujung mampu beradaptasi dengan perubahan zaman serta kain ini juga mampu mengalami evolusi yang memungkinkannya tetap relevan dalam kehidupan modern meskipun tetap mempertahankan akar tradisionalnya. Dalam perubahan zaman diharapkan keberadaan Ulos Tujung mampu melestarikan identitas budaya suku Batak Toba, dari sisi simbolisme, kontinuitas nilai budaya, hingga kemampuannya beradaptasi dengan dinamika zaman.