Claim Missing Document
Check
Articles

Meaning of Ornaments in Pakpak Traditional House: Semiotic Study Tampubolon, Flansius; Sinulingga, Jekmen
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 3, No 3 (2020): Budapest International Research and Critics Institute August
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v3i3.1179

Abstract

This study aims to explore the meaning of the Pakpak traditional house ornament. This study reveals the meaning that symbolically represents cultural values in the Pakpak community. This study uses a semiotic approach with qualitative descriptive research methods. The ornaments in the Pakpak traditional house imitate the shapes associated with human limbs, in the form of animals, in the form of plants and resembling the cosmos or nature. Each form of ornament has a meaning which is the cultural values that the Pakpak community believes in.
ANALISIS LEGENDA LAU UMANG DESA DOKAN KECAMATAN MEREK KABUPATEN KARO: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA Febbylia Dwi; Rosita Ginting; Jekmen Sinulingga
Jurnal Basataka (JBT) Vol. 4 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.802 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur unsur intrinsik, nilai – nilai sosiologi sastra, serta pandangan masyarakat terhadap Legenda Lau Umang. Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah aspek kajian sosiologi sastra pada etnis Batak Karo, menambah pemahaman kepada pembaca dan etnis Batak Karo mengenai unsur – unsur intrinsik, nilai – nilai sosiologi sastra, serta pandangan masyarakat terhadap Legenda Lau Umang. Pada penelitian ini penulis menggunakan teori struktural yang mengkaji unsur – unsur intrinsik dalam legenda tersebut, dan teori sosiologi sastra yang mengacu pada buku Damono yang berjudul Sosiologi Sastra. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu dengan Teknik penelitian lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 unsur – unsur intrinsik, yaitu: 1) Tema, 2) Alur/Plot, 3) Latar/Setting, 4) Penokohan dan Perwatakan, serta 3 nilai – nilai sosiologi sastra menurut Zubaedi, yaitu: 1) Kasih Sayang, 2) Tanggung Jawab, 3) Keserasian Hidup yang terkandung di dalam cerita Legenda Lau Umang ini, juga pandangan masyarakat di Desa Dokan terhadap Legenda Lau Umang ini.
KEARIFAN LOKAL MANUMPAN KAPAL PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DESA SIBANDANG TAPANULI UTARA Hardio Hasugian; Jekmen Sinulingga; Jamorlan Siahaan
Jurnal Basataka (JBT) Vol. 4 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.507 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah, mendeskripsikan tahapan-tahapan yang ada dalam manumpan kapal, pesan tahapan manumpan kapal, dan nilai kearifan lokal dalam manumpan kapal dalam masyarakat Sibandang manumpan kapal. Manumpan kapal merupakan proses pembuatan kapal mulai dari tahap awal hingga selesai. Metode yang digunakan dalam menganalisis masalah penelitian adalah metode kualitatif teknik model interaktif pada zaman sekarang, manumpan kapal sudah sangat jarang ditemui namun ada beberapa masyarakat Sibandang masih memepertahankan budaya tersebut. Teori yang digunakan adalah teori kearifan lokal yang dikemukakan sibarani (2014:180), menyatakan bahwa, kearifan lokal adalah kebijaksana dan pengetahuan asli suatu masyarakat yang berasal dari nilai luhur tradisi budaya untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan (3) Tahapan marmula hau,tahapan panangkohon rindang, dan tahapan maraek natio, (3) Pesan dalam marmula hau, pesan dalam panangkhon rindang, pesan dalam maraek natio, (4) nilai kearifan lokal dalam manumpan kapal. Selama proses pembuatan kapal sesuai adat yang diyakini di pulau Sibandang yang disebut manumpan kapal.penelitian ini bertujuan untuk menggunakan teori gestur dan teori kearifan lokal. Masyarakat pulau Sibandang tersebut menggunakan alat transportasi kapal sebagai alat pengangkutan antar pulau. Kapal sebagai alat transportasi tersebut dibuat oleh masyarakat Pulau Sibandang.
ANALISIS CERITA RAKYAT DR. INGWER LUDWIG NOMMENSEN : KAJIAN KRITIK SASTRA Daniel Permadi Marbun; Jekmen Sinulingga; Asni Barus
Asas: Jurnal Sastra Vol 11, No 1 (2022): ASAS : Jurnal Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ajs.v11i1.31851

Abstract

Cerita Dr. Ingwer Ludwig Nommensen mengisahkan tentang perjalanan seorang missionar ke Tanah Batak dan dipercayakan sebagai Apostel di Tanah Batak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif melalui penelitian lapangan. Sementara, teori yang digunakan adalah teori struktural dan teori kritik sastra. Selain itu, unsur-unsur intrinsik dalam cerita ini meliputi : tema, alur, atau plot, latar atau setting, perwatakan dan penokohan, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat. Susunan dan peristiwa yang terjadi dalam cerita Dr. Ingwer Ludwig Nommensen sangat terstruktur, sehingga mampu menciptakan ketertarikan untuk menggali nilai budaya di dalamnya. Rumusan masalah pada Analisis Kritik Sastra adalah unsur-unsur intrinsik, keunggulan, dan kelemahan pada Cerita Rakyat Dr. Ingwer Ludwig Nommensen. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan    untuk     mengetahui    susunan    cerita, keunggulan,    dan    kelemahan    cerita Dr. Ingwer Ludwig Nommensen. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap Cerita rakyat Dr. Ingwer Ludwig Nommensen karya Patar Pasaribu, cerita ini memiliki kualitas yang baik. Hal tersebut karena cerita ini telah memenuhi segala kriteria yang di tetapkan. Secara estetik cerita ini memiliki keterjalinan, keunikan dan keseimbangan secara ekstraestetik.
The Meaning and Symbols of the Batak Karo Ethnic Ritual Ceremony: Study of Semiotics Jekmen Sinulingga; Flansius Tampubolon
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 3, No 3 (2020): Budapest International Research and Critics Institute August
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v3i3.1182

Abstract

This study aims to describe the meaning and symbol of the Cawir metua ritual ceremony, namely the death ceremony for the Karo community in Seberaya village, Karo district, North Sumatra Province. The method used in this research is a qualitative descriptive method which is done by collecting data by observation and interviews; descriptions that are bold and deep in nature, working with key informants. The theoretical framework used is the Social Semiotics approach, which is to interpret language in the sociocultural context in which culture is interpreted in semiotic terms as an information system. Based on the research that has been done, the authors obtained the results of the research, namely the symbolic meaning of the Cawir metua ceremony is the existence of symbols that have philosophical meanings in the Cawir metua ceremony.are still poor and need to be improved.
Tradisi Mangalat Horbo Dalam Upacara Saurmatua Etnik Batak Toba: Kajian Kearifan Lokal Edi Winarto Sihombing; Jekmen Sinulingga; Jamorlan Siahaan
Kode : Jurnal Bahasa Vol 10, No 4 (2021): Kode: Edisi Desember 2021
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.623 KB) | DOI: 10.24114/kjb.v10i4.30737

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeksripsikan tahapan-tahapan daritradisi mangalahat horbo dalam upacara saurmatua, fungsi yang terkandungdalam tradisi mangalahat horbo dalam upacara saurmatua, nilai-nilai kearifanlokal yang terkandung dalam tradisi mangalahat horbo dalam upacara saurmatua.Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori speaking yang dikemukakan oleh Dell Hymes (1974), teori fungsi yang di ungkapkan oleh Leech(1992), teori kearifan lokal yang dikemukakan oleh Sibarani (2014). Adapunmetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang dapat penulis simpulkan adalah (1) 3 tahapan persiapan dan 8 tahapan pelaksanaan dalam tradisi mangalahat horbo dalam upacara saurmatua, adapun tahapan tersebut adalah pasada tahi, mompo/manggopoi, marriaraja, tortor bius, tortor pangurason, tortor tunggal panaluana, pajonjong borotan, manogu horbo, mangalahat horbo, padalan jambar, sipitu dae. (2) terdapat/terkandung fungsi tahapan persiapan dan 8 tahapan pelaksanaan tradisi mangalahat horbo dalam upacara saurmatua. (3) terdapat 13 nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam tradisi mangalahat horbo dalam upacara saurmatua, yaitu, kesetiakawanan sosial, kerukunan & penyelesaian konflik, kesopansantunan, rasa syukur, kesejahteraan, pendidikan, pelestarian dan kreatifitas budaya, pengelolaan gender, kerja keras, pengendalian diri, gotong royong, disiplin, dan tanggung jawab.
PARJAMBARAN DALAM UPACARA SAUR MATUA ETNIK BATAK TOBA: KAJIAN FOLKLOR Endang Hutasoit; Jekmen Sinulingga
Jurnal Basataka (JBT) Vol. 5 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.402 KB) | DOI: 10.36277/basataka.v5i1.152

Abstract

Karya ilmiah ini yang berjudul Parjambaran Dalam Upacara Saur Matua Etnik Batak Toba: kajian folklor. masalah yang terdapat pada penelitian ini adalah tahapan parjambaran, pesan parjambaran, dan makna pada parjambaran dalam upacara saur matua, pelaksanaan parjambaran masih dilakukan di Desa Sigumpar Kecamatan Sigumpar Kabupaten Toba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang parjambaran, pesan dan makna dalam upacara kematian saur matua, susunan adat parjambaran yang terdapat dalam skripsi ini sangatlah terstruktur dan dapat sebuah acuan untuk pemahaman parjambaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang menggunakan teknik penelitian lapangan. 1). Adapun tahap-tahap parjambaran dalam upacara saur matua ialah a). Marhusip-husip b). tonggo raja c). Maralaman horja dan sebagainya 2). Makna parjambaran ialah sebagai penghormatan atau kedudukan seseorang 3).pesan parjambaran adalah penting mengetahui memahami silsilah (Tarombo marga) supaya kita memahmai atau mengetahu kedudukan kita dalam paradatan khususnya upacara saur matua. Parjambaran merupakan salah satu adata istiadat yang masih dilaksanakan oleh masyarakat Batak Toba di Desa Sigumpar Kecamatan Sigumpar, Kabupaten Toba.
TRADISI GOTONG ROYONG PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA SIGAPITON KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA: KAJIAN TRADISI LISAN Julius Renaldi Tampubolon; Robert Sibarani; Jekmen Sinulingga
Asas: Jurnal Sastra Vol 11, No 2 (2022): ASAS : Jurnal Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ajs.v11i2.37159

Abstract

Dalam penelitian ini penulis membahas tentang Tradisi gotong-royong pada masyarakat Batak Toba pada siklus kehidupan masyarakat mulai dari kelahiran hingga kematian di desa Sigapiton. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu sekaligus menjelaskan jenis-jenis gotong- royong masyarakat Batak Toba di desa Sigapiton Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba, dan juga menjelaskan gotong-royong apa saja yang masih dilaksanakan maupun yang sudah di tinggalkan untuk guna melestarikan kembali gotong-royong yang pernah dilaksanakan. Penulisan skripsi ini menggunakan metode kualitatif. Tahapan metode tersebut, yakni: metode dasar (pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan), lokasi dan sumber data penelitian, instrumen penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah tradisi lisan. Hasil dari penelitian ini adalah tahapan jenis-jenis gotong-royong ada tiga, yakni: tahapan gotong-royong pada siklus menanam hingga memanen,tahapan gotong-royong pada siklus kehidupan mulai lahir hingga kematian, dan tahapan gotong-royong yang dilakukan dalam berdemokrasi. Adapun yang dilakukan dalam proses gotong-royong tersebut semuanya di dasari dengan musyawarah dan kesepakatan bersama. Dari penelitian ini, penulis mendapat banyaknya gotong-royong yang dilakukan dalam kehidupan masyarakat baik di desa Sigapiton maupun di daerah-daerah lainnya.
CERPEN SONDUK HELA KARYA M. TANSISWO SIAGIAN DI DESA PATANE I, KECAMATAN PORSEA, KABUPATEN TOBA: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA Bento Reymondo Sirait; Jekmen Sinulingga
Asas: Jurnal Sastra Vol 11, No 2 (2022): ASAS : Jurnal Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ajs.v11i2.37156

Abstract

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kajian Sosiologi Sastra pada Cerpen Sonduk Hela, Cerpen tersebut adalah salah satu kumpulan cerita pendek dalam bahasa batak toba dan cerita Sonduk Hela juga suatu cerita yang dimiliki oleh masyarakat Batak Toba. Cerpen tersebut menjadi salah satu gambaran yang benar terjadi di Masyarakat Batak Toba, sehingga penulis tertarik mengkaji cerpen Sonduk Hela Tujuan penelitian ini mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik cerpen Sonduk Hela, mendeskripsikan nilai-nilai sosiologi pada cerpen, dan pandangan masyarakat terhadap Cerpen Sonduk Hela. Peneliti akan menganalisis dengan menggunakan metode deskriptif dan menggunakan teknik kelapangan. Teori pada penelitian ini menggunakan teori struktural dan teori sosiologi sastra. Adapun unsur intrinsik dalam cerpen ini mencakup: tema, alur/plot, latar/setting, sudut pandang, dan amanat. Nilai-nilai sosiologi sastra mencakup: tanggung jawab, tolong menolong, kesetiaan, serta kepeduliaan.
Nilai-Nilai Kearifan Lokal yang Terdapat pada Bagas Godang di Desa Pidoli Dolok Kecamatan Panyabungan Kota Kabupaten Mandailing Natal Dirham Pasaribu; Jekmen Sinulingga
Journal of Social Interactions and Humanities Vol. 1 No. 2 (2022): July 2022
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.153 KB) | DOI: 10.55927/jsih.v1i2.855

Abstract

This study aims to explain and discover about the values ​​of local wisdom of the Mandailing ethnicity, the function of symbols and to describe the value of symbols. In this study the method used in analyzing the problem is a qualitative method. This study uses the theory According to Danesi and Perron. There have been so many changes that have happened to the House or Bagas Godang because of the progress of the times.
Co-Authors Afrilla, Shafa Della Al Trio Boy Beyto Lumban Gaol Alpiani Lubis Alya Saqinah Apuilina, Theresia Widya Aritonang, Rebecca Saulina Artika, Mutiara Romi Asni Barus Asriaty R. Purba Asriaty R. Purba Ayu Andari Nainggolan Baharuddin Baharuddin Bahri, Melati Nifri Bancin, Rasefi Lestarina Barus, Emelia br Batubara, Monica Batubara, Monica Uli Batubara, Monika Uli Bento Reymondo Sirait Butar-Butar, Bertha Buulolo, Dwi Utama Emanueli Damanik, Oleg Isuando Damanik, Ramlan Daniel Permadi Marbun Depari, Edi Dinda Syabrina Dirham Pasaribu Edi Winarto Sihombing Endang Hutasoit Entelina, Santi Monica Ethelin, Santi Monica Fadlin Fadlin Fahmi, Lisan Shidqi Zul Febbylia Dwi Flansius Tampubolon Fransiska, Natalia Gea, Ester Giawa, Puji Syukur Ginting, Rendy Gulo, Filtri Marni Gultom, Frendy Hendrico Gultom, Pelix Gabriel H, Nazwa Rivasha Harahap, Cory Amelia Hardio Hasugian Harefa, Evelina Harefa, Eveline Harniko, Jefri Hasugian, Yulianti Br Herlina Herlina Herlina Herlina Herlina Hum, M. Hutagalung, Faivh Hutagalung, Irfan Hutagalung, Irfan Hamonangan Hutahaean, Enjel Hutajulu, Bella Angelica Br Hutajulu, Delma Novia D Hutauruk, Febri Ola Hutauruk, Yesika Immanuel Pedro Hutagalung Islamy, Mutiara Istahsina, Fadia Nur Jamorlan Siahaan Jamorlan Siahaan Jefri Harniko Pasaribu Julius Renaldi Tampubolon Karosekali, Emmya Kristina br Khairani, Riva Khairiyya, Nadhira Lastiur Sinaga Limbong, Raihan Ghani Alghifary Lubis, Balqis Azwar Lusiani Sitorus Mahulae, Grecya Elisabeth Malau, Sarah Porman Hatioan Marcelina Manik, Fransiska Manik, Priska Ulina Setriani Manro Berutu Manullang, Doan Yohanes Manullang, Doan Yohannes Manurung, Deny Marojahan Manurung, Evita Manurung, Lasmaria Manurung, Yohana Afriani Margareth, Ruth Anggina Marpaung, Jonathan Halomoan Martaria Naibaho Mery Grace Jenita Naibaho, Dewes Agustina Naibaho, Dina Natalia Br Nasrani, Mita Natasya, Sarah Nathasia Br Tarigan Nst, Nia Masniari Nurbi, Nurbi Pakpahan, Angeli Pakpahan, Elysa Masdalifah Pakpahan, Siti Annisah Pandiangan, Johannes Panjaitan, Novita Marlina Panjaitan, Santi Monica Entelina Parasian, Nehemia Anugrah Pardede, Billy Christian Pardede, Daniel Stephen Pardede, Renita Cristin Pasaribu, Eva Pasaribu, Friska Yulianti Pasaribu, Jefri Harniko Pasaribu, Niken Kirey Puji, Puji Syukur Giawa Purba, Anggriano Purba, Asriaty Purba, Asriaty R Purba, Asriaty R. Purba, Raysa Purba, Roma Hotni Uhur r purba, asriaty Rachel, Hilda Aura Safitri Rasmi Rasmi, Rasmi Ritonga, Salsabila Amelia Robert Sibarani, Robert Roma Hotni Uhur Purba Rosita Ginting Rozanna Mulyani Sagala, Erosima Saragi, Mery Grace Saragi, Mery Grace Jenita Saragih, Cristien Oktaviani Saragih, Dinda Apriani Sekali, Emmya Kristina Br Karo Sekali, Emmya Kristina Karo Sembiring, Sugihana Sembiring, Teresia Anjelina Siagian, Anggi Novita Siagian, Fitri Yanna Siagian, Samuel Alexander Siahaan, Ayu Siahaan, Jamorlan Siahaan, Patrick Siahaan, Rachel Pratiwi Siahaan, Wahyu Satria Boy Siallagan, Intan Putri Sianipar, Trynanda Sibarani, Thomson Sibarani, Tidora Putri Sibarani, Tomson Siboro, Bintang Efraim Sigiro, Doni Sigiro, Dony Sihombing, Jessica Valencia Sihombing, Patar Kristian Sihombing, Sulastri Tiur L. Sihotang, Alexander Sihotang, Anggraeni Permata Sihotang, Kristina Sijabat, Carissa Margaret Silaban, Immanuel Silaban, Joyce Silaban, Ridho Wahyu C Silaban, Robin M Silitonga, Mega Uli Arta Simamora, Aprianto Simamora, Devina C Simamora, Eveline Simamora, Eveline Mangerbang Simangungsong, Depi Simangunsong, Martin Simanjuntak, Jolie Rachel Simanjuntak, Reydwinata Simanjuntak, Sulthan Abdharu Simanjutak, Sadrak Simarmata, Tioara Monika Simatupang, Nori Marta M Br. Simatupang, Nori Marta Marsalina Br. Simbolon, Marta Enjelina Simbolon, Nada Christin Simbolon, Selvi Sinaga, Angelica Sinaga, Boy Dapot Ganda Tua Sinaga, Lastiur Sinaga, Parade Sinaga, Warisman Sinulingga, Tania Erlikasna br Sinulingga, Theresia Margaretta Sipayung, Jay Benhard Novrijal Sirait, Lenni Herawati Sirait, Naomi Sephania Sirait, Yuyun Efraim Siregar, Anita Mawarni Siregar, Eka Silviana Siregar, Helda Siregar, Nomi Supitri Siregar, Slamet Halomoan Sitanggang, Binarwan Halim Sitanggang, Johanes Sitepu, Natanael Sitinjak, Ornelia Sitinjak, Willy Panahatan Sitompul, Yulia Saftania Sitorus, Olivia Sera Sitorus, Oliviya Sera Situmorang, Najwa Zafira Situmorang, Putri Adelina Situmorang, Putri Adelina Br Situmorang, Revelina Stephanie Grace Ester Harahap Switno Rajagukguk Tambunan, Abel Rotua Tambunan, Putri Indah Agustina Tambunan, Wati Tampubolon, Aditia Tampubolon, David Hasudungan Tampubolon, Flansius Tampubolon, Juwita Paramita Tampubolon, Rahul Betran Tarigan, Adam Wijaya Tarigan, May Grace Karennina Tarigan, sarah nathasia Tarigan, Sarah Nathasia Br. Tioara Monika Simarmata Togatorop, Julhayati Torang Naiborhu Toruan, Khaterine A. Lumban Trynanda Sianipar Ulfa, Sarlia Valencia, Rachel Vero Risnawati Limbong Warisman Sinaga