Tourism is one sector that is very helpful in economic growth and community welfare by reducing unemployment around tourist sites. However, after the Covid-19 pandemic, all tourism had to stop operating temporarily. This study aims to determine the adaptive form that has been carried out by Growgoland Water Fun tourism managers during the pandemic and post-pandemic, in addition to knowing the form of the manager's role in creating sustainable tourism. The qualitative descriptive method is the method used in this study with interviews and observations as data collection techniques. This research uses theory according to Hulbert. Based on the results of the study, it shows that the manager is still not optimal in providing a less firm reprimand regarding visitors who ignore the health process and some local people who still bathe and wash in the area around the tour. In addition, in promoting tourism, it also shows less than optimal carried out by the manager. However, there are some quite optimal efforts that have been made, namely in collaborating with several related parties and in the procurement of TPS that can help in proper waste management.AbstrakPariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat membantu dalam pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dengan mengurangi angka pengangguran yang ada disekitar lokasi wisata. Namun setelah adanya pandemi Covid-19 membuat seluruh pariwisata harus berhenti beroperasi sementara. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui bentuk adaptif yang telah dilakukan oleh pengelola wisata Growgoland Water Fun pada masa pandemi dan pasca pandemi, selain itu juga untuk mengetahui bentuk peran pengelola dalam menciptakan pariwisata berkelanjutan. Metode deskriptif kualitatif merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan wawancara dan observasi sebagai teknik pengumpulan datanya. Penelitian ini menggunakan teori menurut Hulbert. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelola masih kurang optimal dalam Memberikan teguran yang kurang tegas terkait pengunjung yang mengabaikan prokes dan beberapa masyarakat lokal yang masih mandi dan mencuci di area sekitar wisata. Selain itu dalam mempromosikan wisata juga menunjukkan kurang optimal yang dilakukan oleh pengelola. Namun terdapat beberapa upaya yang cukup optimal yang telah dilakukan yaitu dalam melakukan kolaborasi dengan beberapa pihak terkait dan dalam pengadaan TPS yang dapat membantu dalam pengelolaan sampah yang benar.