Studi pendahuluan dimulai di SLBN 1 Kubung, di mana terdapat seorang siswa laki-laki penderita gangguan spektrum autisme yang berinisial MR. Dia sekarang duduk di kelas satu dan kesulitan melakukan kontak mata. Tujuan dari penelitian ini ialah menentukan apakah teknik discrete trial training (DTT) dapat menjadikan keterampilan kontak mata pada anak yang menderita gangguan spektrum autisme meningkat. Dalam penelitian ini, metodologi eksperimen single subject research (SSR) yang desain rancangannya A–B. Kondisi baseline (A) adalah kemampuan anak untuk melaksanakan kontak mata pertama kali sebelum mendapatkan perawatan, dan kondisi intervensi (B) adalah kondisi anak yang diobati dengan SSR. Dalam 16 sesi pengumpulan data pada dua kondisi diperoleh baseline (A) sebanyak 5 sesi dan persentase yang dihasilkan adalah 0%, 0%, 10%, 10%, 10%. Kondisi intervensi (B) diterapkan untuk 11 sesi dengan persentase 30%, 40%, 30%, 50%, 50%, 50%, 70%, 70%, 90%, 90%. Penelitian memperlihatkan bahwa teknik DTT dapat menjadikan keterampilan kontak mata pada anak GSA meningkat.