Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGUATAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN PAKAN DOMBA BERBASIS TEKNOLOGI PAKAN TERNAK DI DESA CIPADA, KECAMATAN CIKALONG WETAN, KABUPATEN BANDUNG BARAT Unanda, Mahaldi; Dahliyana, Asep; Asyahidda, Fajar Nugraha
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2024): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v7i1.47243

Abstract

Masyarakat Desa Cipada memiliki potensi di berbagai bidang salah satunya di bidang peternakan dan perkebunan. Kondisi wilayah pedesaan sangat mendukung untuk memelihara hewan ternak seperti domba dan membudidayakan tanaman rumput odot yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Namun, masyarakat belum memiliki keterampilan untuk berinovasi dan mengembangkan potensi yang sudah mereka miliki. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya fasilitas yang mendukung kegiatan peternakan seperti mesin yang berteknologi canggih, sehingga menghambat langkah masyarakat untuk berkarya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kapasitas dan memfasilitasi masyarakat Desa Cipada dalam pengembangan usaha peternakan dan budidaya rumput odot. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Participatory Rapid Appraisal (PRA) atau penilaian desa secara partisipatif dengan mengidentifikasi masalah pada situasi dan kondisi yang ada di desa dengan melakukan survey bersama perangkat desa dan masyarakat desa. Hasil dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pengolahan rumput odot menjadi pakan ternak terfermentasi melalui teknologi silase, memberikan fasilitas kepada masyarakat Desa Cipada berupa mesin pencacah rumput tipe AGR-CH65 yang memudahkan masyarakat untuk memproduksi pakan ternak terfermentasi, ilmu tentang pemasaran produk di era digital, serta meningkatkan solidaritas antar masyarakat di Desa Cipada. Dengan demikian, kegiatan ini nantinya dapat berkelanjutan hingga kebermanfaatannya dapat dirasakan oleh masyarakat terutama terhadap perekonomian masyarakat Desa Cipada. The Cipada Village community has potential in various fields, one of which is agriculture and plantations. Conditions in rural areas are very supportive for raising livestock such as sheep and cultivating odot grass which is used as animal feed. However, people do not yet have the skills to innovate and develop the potential they already have. This is caused by the limited facilities that support livestock activities, such as sophisticated technological machines, thus hindering people's ability to work. This research aims to increase the capacity and facilitate the Cipada Village community in developing livestock businesses and cultivating odot grass. The method used in this research is Participatory Rapid Appraisal (PRA) or participatory village assessment by identifying problems in the situation and conditions in the village by conducting surveys with village and village officials. The results of this activity are providing knowledge to the community about processing odot grass into fermented animal feed through silage technology, providing facilities to the Cipada Village community in the form of an AGR-CH65 type grass chopper machine which makes it easier for the community to produce fermented animal feed, knowledge about product marketing in this era. digital, as well as increasing solidarity between communities in Cipada Village. In this way, this activity can be sustainable so that its benefits can be felt by the community, especially for the economy of the people of Cipada Village.
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TENTANG PARADIGMA DAN RESOLUSI MASTURBASI SEBAGAI ALTERNATIF MENGHINDARI ZINA DI KALANGAN REMAJA Unanda, Mahaldi; Kosasih, Aceng
ANDRAGOGI Vol 4 No 1 (2022): ANDRAGOGI
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/ja.v4i1.16134

Abstract

Today, many teenagers think that masturbation is better than adultery. They prefer to masturbate rather than commit adultery which is considered a bigger sin. This thought seems to be a reason for teenagers to still be able to masturbate as a channel for their sexual desire. The thing that underlies this research is because this problem is a taboo issue when discussed in society, many teenagers think so, and if there is no education about masturbation, then this will be taken for granted, even though in reality it is not justified. Departing from the Malikiyyah, Syafiiyah, and Zaidiyyah schools, masturbation is absolutely forbidden for anyone and under any circumstances. However, in the Hanafi school, masturbation is still unlawful, but if a person is in a situation that allows him to commit adultery then masturbation is permissible in order to prevent him from a greater sin. The approach used in this research is a qualitative approach with a semi-structured interview method. By conducting semi-structured interviews, the information, data, and facts obtained are the true experience of the informants. That way, the information obtained will be more in-depth. The findings that have been obtained from this study are an understanding of how Islam views masturbation, how Islam views thoughts that consider masturbation to be better than adultery and what is the right solution to avoid adultery.Keywords: Islamic education, masturbation, adultery Abstrak Dewasa ini banyak remaja beranggapan bahwa masturbasi lebih baik daripada zina. Mereka lebih memilih masturbasi daripada melakukan zina yang dianggap dosa besar. Pemikiran ini rupanya menjadi alasan bagi remaja untuk tetap bisa melakukan masturbasi sebagai saluran hasrat seksualnya. Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah karena masalah ini merupakan masalah yang tabu jika diperbincangkan di masyarakat, banyak remaja yang beranggapan demikian, dan jika tidak ada pendidikan tentang masturbasi maka hal ini akan dianggap biasa saja, walaupun pada kenyataannya tidak dibenarkan. Berangkat dari mazhab Malikiyyah, Syafiiyah, dan Zaidiyyah, masturbasi mutlak dilarang bagi siapa pun dan dalam keadaan apa pun. Akan tetapi, dalam mazhab Hanafi masturbasi tetap diharamkan, tetapi jika seseorang berada dalam keadaan yang memungkinkan untuk melakukan zina maka masturbasi dibolehkan untuk mencegahnya dari dosa yang lebih besar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode wawancara semi terstruktur. Dengan melakukan wawancara semi terstruktur, maka informasi, data, dan fakta yang diperoleh merupakan pengalaman sebenarnya dari para informan. Dengan begitu, informasi yang didapat akan lebih mendalam. Temuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah pemahaman tentang bagaimana Islam memandang masturbasi, bagaimana Islam memandang pemikiran yang menganggap masturbasi lebih baik daripada zina dan apa solusi yang tepat untuk menghindari zina.Kata Kunci: Pendidikan Agama Islam, Mastrubasi, ZinaÂ