Sumbut Yermianto
Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Yogyakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kajian Missio Dei terhadap Tanggung Jawab Orang Percaya Berdasarkan 2 Korintus 5:18-20 Rezky Alfero Josua; Well Therfine Renward Manurung; Eirenne Gracella Jeain Angela Imbir; Sumbut Yermianto
Integritas: Jurnal Teologi Vol 5 No 1 (2023): Integritas: Jurnal Teologi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Jaffray Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47628/ijt.v5i1.171

Abstract

Missio Dei is the revelation of God himself as the one who loves the world. In this mission of God, God is both the Sender and the Sent One. Mission is not centered on the Church, but on God. With the sub-hermeneutic qualitative method: Exegesis, this article finds a missio Dei study of the responsibilities of believers based on 2 Corinthians 5:18-20. First, believers must do His work. Second, believers must spread His work. Third, believers must invite the reconciliation of others with Him in order to realize the goal of missio Dei, which is to establish Shalom (peace, no division, no loss and completeness) through the reconciliation that has occurred for believers, so that the faith community or Church as an agency of missio Dei must continue to carry out these three responsibilities to all people to receive reconciliation with God.
Membingkai Prinsip Kepemimpinan Kristen Bagi Generasi Milenial : Studi Analisis 1 Timotius 4:12 Nazara, Elfriday Riang Sari; Yermianto, Sumbut; Baskoro, Paulus Kunto
Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia Vol 3, No 2 (2023): RITORNERA - JURNAL TEOLOGI PENTAKOSTA INDONESIA
Publisher : Pusat Studi Pentakosta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54403/rjtpi.v3i2.66

Abstract

Christian leadership has become a crucial aspect in shaping the direction and development of society, including among the millennial generation who have a strategic role in today’s world transformation. That research aims to find Christian leadership principles that are relevant and can be applied specifically to the millennial generation, using 1 Timothy 4:12 as the main foundation. Research using qualitative methods with analysis of the text of the Bible 1 Timothy 4:12 as a frame of reference to explore the principles of Christian leadership. The data is obtained through text analysis, text criticism, and historical context analysis to understand of the research show that 1 Timothy 4:12 provides relevant and valuable leadership principles for the millennial generation. These principles include positive influence through speech, conduct, in love, loyalty and chastity. The principles of millennial generation leaders include five things being able to be role models, havinh a sense responsibililty, daring to take risks, having a sense of belonging and creating good collaboration. This research can be a basis for further research regarding the application of Christian leadership principles in the ever-evoling millennial era. Keywords: Prinsiciples, Christian Leadership, Millenial Generation, 1 Timothy 4:12.Kepemimpinan Kristen telah menjadi aspek krusial dalam membentuk arah dan perkembangan masyarakat, termasuk di kalangan generasi milenial yang memiliki peran strategis dalam transformasi dunia saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip kepemimpinan Kristen yang relevan dan dapat diaplikasikan secara khusus bagi generasi milenial, dengan menggunakan 1 Timotius 4:12 sebagai landasan utama. Penelitian dengan metode kualitatif dengan studi analisis teks Alkitab 1 Timotius 4:12 sebagai kerangka acuan untuk menggali prinsip-prinsip kepemimpinan Kristen. Data diperoleh melalui analisis teks, kritik teks, dan analisis konteks historis untuk memahami makna sejati dari ayat tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Timotius 4:12 memberikan prinsip-prinsip kepemimpinan yang relevan dan berharga bagi generasi milenial. Prinsip-prinsip tersebut mencakup pengaruh positif melalui perkataan, tingkah laku, dalam kasih, kesetiaan dan kesucian. Prinsip pemimpin generasi milenial mencakup lima hal mampu menjadi teladan, memiliki rasa tanggung jawab, berani mengambil resiko, mempunyai sense of belonging, dan menciptakan kerjasama yang baik. Penelitian ini dapat menjadi pijakan untuk penelitian lebih lanjut mengenai penerapan prinsip-prinsip kepemimpinan Kristen dalam era milenial yang terus berkembang. Kata kunci: Prinsip, Kepemimpinan Kristen, Generasi Milenial, 1 Timotius 4:12
Model Kepemimpinan Rohani di Era Disrupsi Baskoro, Paulus Kunto; Yermianto, Sumbut
Jurnal Lentera Nusantara Vol 1, No 1 (2021): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.77 KB) | DOI: 10.59177/jls.v1i1.135

Abstract

Leadership is a fundamental part of a life order. There is an element of leadership in all aspects of life. Leadership in the family, leadership at work, school leadership, campus leadership, state leadership and church leadership. Leadership in the church is called the era of disruption. Every era there is always something new in the concept of leadership. There is a particural challenge in leadership in the era of disruption, an era of rapid change. Spiritual leadership is expected to be able to adapt quickly to the era of disruption. Because what happens, when spiritual leadership cannot adapt and keep pace with this time, it will experience setbacks. That is why it is important to examine the Disrupotion Era Leadership Model that can answer the needs of God’s church and spiritual institutions to remain a blessing. Thus study uses a descriptive method of literature as a methos used to describe or explain research ideas. The purpose of this research is First, to understand the challenges that arise in the concept of spiritual leadership in the era of disruption. Second, find models of spiritual leadership that can answer a challenge from the era of disruption. Third, make an effective contribution for Christian leaders in the era of disruption to continue to develop themselves.AbstrakKepemimpinan menjadi bagian fundamental dalam sebuah tatanan kehidupan. Segala aspek kehidupan selalu ada unsur kepemimpinan. Kepemimpinan dalam keluarga, kepemimpinan di tempat pekerjaan, kepemimpinan sekolah, kepemimpinan kampus, kepemimpinan negara dan kepemimpinan dalam gereja. Kepemimpinan dalam gereja disebuh sebagai kepemimpinan rohani. Zaman mengalami perkembangan yang sangat cepat, dimana zaman ini disebut dengan era disrupsi. Setiap masa zaman selalu ada hal baru dalam konsep kepemimpinan. Ada sebuah tantangan khusus dalam kepemimpinan di era disrupsi, era yang mengalami perubahan secara cepat. Kepemimpinan rohani diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan cepat menghadapi era disrupsi. Sebab yang terjadi, ketika kepemimpinan rohani tidak bisa menyesuaikan diri dan berpacu dengan masa ini, maka akan mengalami kemunduran. Itu sebabnya penting untuk mengkaji Model Kepemimpinan Era Disrupsi yang dapat menjawab kebutuhan gereja Tuhan dan lembaga kerohanian untuk tetap menjadi berkat. Penelitian ini menggunakan metode diskritif literatur pustaka sebagai metode yang dipakai untuk menggambarkan atau memaparkan ide penelitian. Tujuan dari penelitian ini yaitu Pertama, memahami tantangan-tantangan yang muncul dalam konsep kepemimpinan rohani di era disrupsi. Kedua, menemukan model-model kepemimpinan rohani yang dapat menjawab sebuah tantangan di era disrupsi. Ketiga, memberikan kontribusi yang efektif bagi pemimpin Kristen di era disrupsi untuk tetap mengembangkan diri.
Studi Biografi Kehidupan Dan Pelayanan Maria Magdalena Menurut Injil-Injil Sinoptik Enakberi, Deviros; Yermianto, Sumbut
Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika Vol. 23 No. 1 (2023): Vol. 23 No. 1 (2023): Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51591/pst.v23i1.133

Abstract

Maria Magdalena merupakan tokoh perempuan dalam Perjanjuan Baru yang sering menarik perhatian bagi para sarjana Perjanjian Baru. Selain memunculkan tafsiran yang kontroversial, tokoh perempuan ini memberikan inspirasi bagi para perempuan Kristen sepanjang abad. Namun, kebaradaan tokoh perempuan ini sering menimbulkan perdebatan baik dilingkungan teologi maupun non-teologi, khususnya sejarah. Penelitian yang kurang berhati-hati dapat menyebabkan penafsiran yang keliru dan berimbas pada pokok-pokok iman Kristen. Mengingat sensitifnya penasiran terhadap tokoh ini, perlu dilakukan penelitian yang cermat terhadap naskah Alkitab, khususnya tulisan-tulisan yang menyatat kehidupan dan pelayanannya. Melalui kajian hermeunetik, penelitian ini akan menjalankan fungsinya. Yaitu guna menemukan kehidupan dan pelayanan Maria Magdalena berdasarkan narasi Injil Sinoptik. Melalui penelitian ini, diharapkan orang Kristen tidak akan terguncang terkait beragam tafsiran yang memengaruhi iman mereka.
Kasih Allah Sebagai Tokoh Naratif: Pendekatan Semiotik Intertekstual Roma 8:31-39 Dalam Horizon Yesaya 52:13-53:12 Amalo, Miguel Shanchez Yedithya; Yermianto, Sumbut; Laras, Lanny
Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika Vol. 24 No. 2 (2024): Vol. 24 No. 2 (2024): Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51591/pst.v24i2.189

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk menelaah tentang kasih Allah dalam Roma 8:31–39 melalui pendekatan intertekstual semiotik yang dikembangkan oleh Stefan Alkier. Fokus utama diarahkan pada bagaimana kasih Allah dipahami secara naratif-struktural dalam argumen Paulus, dan bagaimana kasih ini dikembangkan dalam relasi intertekstual dengan Yesaya 52:13–53:12. Dengan memanfaatkan dua tahapan analisis intratekstual Alkier — yaitu analisis motifeme, dan aktansial — berdasarkan pada analisis sintagmatika Alkier, kajian ini menunjukkan bahwa kasih Allah bukan hanya motivasi teologis di balik tindakan ilahi, melainkan tokoh aktif dalam narasi yang menyertai seluruh dinamika penderitaan, keberpihakan Allah, dan kemenangan iman. Penelitian ini juga menemukan bahwa kasih Allah dalam Roma 8:31–39 merupakan bentuk perkembangan dari narasi Sang Hamba dalam Yesaya 52:13–53:12, yang dipadatkan oleh Paulus menjadi tindakan kasih yang menyeluruh dalam Kristus. Kasih Allah bukan sekadar latar dari tindakan, tetapi hadir dan aktif dalam pengalaman orang-orang percaya, untuk terus berdialog dengan keyakinan dan harapan mereka tentang persatuan pengalaman mereka dengan pengalaman Kristus. Kajian ini memperjelas penemuan-penemuan dan tafsiran-tafsiran sebelumnya terhadap kasih Allah dalam Roma 8:31-39. Berbagai penemuan dan tafsiran sebelumnya menemukan tentang bagaimana kasih itu dikenali, yaitu melalui tindakan-tindakan Allah, dan kajian ini memperlihatkan tentang apa kasih itu, dan apa peran nararifnya. Pada akhirnya kasih Allah ditunjukkan sebagai salah satu tokoh penting dalam narasi ilahi kehidupan orang-orang percaya.